Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menikmati Keindahan Hamparan Bunga Matahari di Taman Dewari

5 September 2018   11:13 Diperbarui: 9 September 2018   11:53 2401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkiraan waktu dari Villa Riverside Sleman ke Dewari (screenshot pribadi)

Menyebut nama Taman Dewari rasanya masih kurang populer dibandingkan berbagai taman bunga yang sudah lebih dulu ada di beberapa tempat di Indonesia khususnya pulau Jawa. Taman Bunga Nusantara di Cianjur, Taman Bunga Begonia di Lembang, Taman Bunga Cihideung di Bandung, dan Kebun Bunga Matahari di Kediri merupakan beberapa nama kebun atau taman bunga yang sudah lebih dulu ada dan dikenal masyarakat luas.

Bahkan di daerah sekitaran Jogja sendiri, nama Dewari masih kalah tenar dengan kebun bunga matahari yang tersebar di sekitar pantai Samas, Bantul. Hal ini dikarenakan Taman Dewari sendiri baru dibuka untuk umum di awal tahun 2018 ini, berbeda dari Kebun Bunga di Pantai Samas, Bantul yang sudah mulai dikenal publik sejak 2017 silam.

Namun begitu, kepopuleran taman bunga matahari ini kian hari kian naik sejak banyaknya unggahan foto dari pengguna media sosial khususnya Instagram, yang berswafoto dengan latar hamparan bunga matahari di Taman Dewari.

Saya pun berkesempatan mengunjungi tempat tersebut bersama istri bulan Juli lalu. Berawal dari ajakan istri yang ingin berfoto di kebun bunga matahari yang memang instagramable tersebut, saya pribadi pun penasaran seperti apa rupa tempat ini hingga menarik banyak pengunjung khususnya kaum hawa dari berbagai daerah yang memang datang hanya untuk berswafoto di tempat ini.

Lalu, apa saja sih yang menarik dari taman bunga matahari tersebut? Akan saya ulas pada tulisan ini.

Taman Dewari Buah Kreatifitas si Pemilik

Taman Dewari (dok.pribadi)
Taman Dewari (dok.pribadi)
Seperti dilansir dari laman Kompas.com dalam reportasenya Februari silam, Taman Dewari ini didirikan oleh pasangan suami istri Beta Zainal Amirin dan Pramudita Tunggadewi. Nama Dewari sendiri berasal dari anak mereka yang bernama Kairavi Isvara Zan Dewari.

Berada 10 KM dari obyek wisata candi Borobudur, tepatnya di Dusun Kradenan Kalikuning, Desa Baturono, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Taman Dewari ini berdiri diatas lahan seluas 2.800 meter persegi dengan total 8.000 bunga matahari dan 2.000 bibit yang tersebar di atas lahan tersebut.

Tentunya hal ini merupakan kreatifitas sang pemilik di mana sebelumnya lahannya digunakan untuk menanam cabai dan padi seperti lahan lainnya di sekitaran taman tersebut. Namun melihat peluang usaha serta mudahnya merawat bunga matahari, maka ladang itu pun berganti konsep.

Taman Dewari (dok.pribadi)
Taman Dewari (dok.pribadi)
Saya sendiri pun sempat bingung ketika mengunjungi taman ini. Karena daerah Taman Dewari berada memang didominasi oleh area persawahan. Sejauh mata memandang hanya terlihat sawah dan beberapa rumah penduduk. 

Saya pun takjub kala akhirnya menemukan tempat ini. Layaknya oase di tengah gurun pasir, tanaman bunga matahari yang sudah bermekaran dan menjulang tinggi seakan menjadi satu area yang segar ditengah luasnya area persawahan di sekitarnya. "Kreatif banget ini !", ujar saya kepada istri.

Akses Menuju Taman Dewari

Akses menuju taman ini sejatinya gampang-gampang susah. Gampang jika anda tinggal di wilayah Jogja dan sekitarnya, sulit jika memang anda berasal dari luar Jogja dan sama sekali belum pernah ke Jogja dan sekitarnya. Tempat ini sebenarnya tidak jauh dari jalan utama Jogja-Magelang, hanya saja letaknya yang agak masuk ke dalam dan melewati area persawahan luas membuat banyak orang bingung kala menuju tempat tersebut.

Perkiraan waktu dari Villa Riverside Sleman ke Dewari (screenshot pribadi)
Perkiraan waktu dari Villa Riverside Sleman ke Dewari (screenshot pribadi)
Beruntung, baik di waze maupun google maps ternyata sudah muncul pilihan tujuan Taman Dewari ini. Tinggal ketik di kolom pencarian dan dipilih, maka akan ditunjukkan navigasinya ke tempat tersebut. Hanya saja, saya belum tahu apakah ada kendaraan umum yang melewati daerah tersebut, karena waktu saya berkunjung ke tempat tersebut menggunakan mobil yang saya sewa selama di Jogja.

Rute Borobudur ke Dewari (screenshot pribadi)
Rute Borobudur ke Dewari (screenshot pribadi)
Dari tempat saya dan istri menginap di daerah Pakem, Sleman, menuju Taman Dewari membutuhkan waktu sekitar 36 menit dengan total jarak 21km. Dan apabila teman-teman kompasianer ada yang berniat ke tempat tersebut sepulangnya dari wisata di Candi Borobudur, maka perkiraan waktu tempuh sekitar 32 menit dengan total jarak 17km.

Harga dan Fasilitas

Taman Dewari (dok.pribadi)
Taman Dewari (dok.pribadi)
Membahas sebuah tempat wisata rasanya tidak afdol jika tidak menginformasikan harga tiketnya, hehehe. Beruntung Taman Dewari memiliki harga tiket masuk yang cukup murah. Hanya Rp 5.000,- untuk harga tiket masuk per orang dan harga tiket parkir kendaraan sebesar Rp 5.000,- untuk mobil dan Rp 2.000,- untuk motor.

Fasilitas yang kita dapatkan pun berupa akses tak terbatas untuk menikmati taman tersebut dan berfoto dengan berbagai jenis perangkat elektronik. Mau pakai DSLR boleh, action cam boleh, handphone apalagi. Tapi awas, jangan sampai merusak apalagi mencabut tanaman bunga mataharinya. Berbeda dari kebun bunga matahari di Pantai Samas, Bantul yang memperbolehkan pengunjungnya memetik bunga dengan membayar uang sebesar Rp 10.000,- , di Taman Dewari pengunjung tidak diperkenankan memetik bunganya.

Taman Dewari pun menyediakan spot foto seperti panggung kayu, dimana untuk mengaksesnya kita harus menaiki beberapa anak tangga. Disitu kita bisa berfoto dengan latar hamparan kebun bunga matahari yang luas. Sangat menarik.

Saya pun cukup puas mengambil berbagai gambar di kebun bunga tersebut. Beruntung pada saat saya kesana di hari Jumat siang, jumlah pengunjung taman tersebut sangat sedikit. Waktu yang bertepatan dengan Sholat Jumat, dan cuaca yang cukup terik saat itu menjadi faktor utama sepinya pengunjung siang itu.

Taman Dewari (dok.pribadi)
Taman Dewari (dok.pribadi)
Oh iya, baik menggunakan handphone ataupun DSLR, saya bisa mendapatkan gambar yang baik berkat penerangan dan komposisi warna yang sangat indah di taman tersebut. Teman-teman yang suka hunting foto, pasti terpuaskan berfoto ria di tempat ini.

Taman Dewari (dok.pribadi)
Taman Dewari (dok.pribadi)
Istri pun senang berfoto dengan latar bunga matahari, dan ya seperti wanita pada umumnya, dia pun langsung segera mengunggahnya ke media sosial miliknya. Ternyata ini yang menyebabkan taman Dewari viral dan didominasi pengunjung kaum hawa.

Souvenir

Layaknya obyek wisata lain yang menyediakan kenang-kenangan bagi pengunjungnya, Taman Dewari pun menyediakan hal yang sama. Kaos, gantungan kunci, stiker hingga biji bunga matahari, dijual sebagai souvenir tempat tersebut. Bahkan bila membeli kaosnya, pengunjung tidak dikenakan biaya masuk alias gratis.


Sayang, saya tidak sempat foto deretan souvenirnya. Namun, jenis-jenis souvenir ini bisa dilihat langsung di laman instagram resminya Taman Dewari yaitu di @tamandewari dan @dewari.merch.


Pantau Buka Tutup Taman via Instagram

Karena Bunga Matahari punya waktu tertentu untuk mekar dan menghasilkan cikal bakal kuaci tentu saja,hehe, maka Taman Dewari pun tidak dibuka setiap waktu. 


Untuk itu, bagi yang ingin mengunjungi taman tersebut ada baiknya pantau terlebih dahulu lewat laman instagramnya, agar kunjungan ke taman tersebut tidak sia-sia karena masih ditutup.

Taman Dewari yang Menginspirasi

Sejatinya banyak hal yang didapat dari kunjungan kami ke Taman Dewari bulan Juli lalu. Inspiratif merupakan hal pertama yang ada di benak kami sepulangnya dari tempat tersebut. Bagaimana tidak, dari lahan sawah atau kebun biasa tersebut, bisa disulap menjadi satu area kebun bunga yang indah dimana pengelolaannya pada akhirnya mendatangkan keuntungan bagi si pemiliknya.

Taman Dewari (dok.pribadi)
Taman Dewari (dok.pribadi)
Selain itu, tempat itu pun memberi mata pencaharian baru bagi penduduk sekitar yang ikut mengelola taman tersebut mulai dari area parkir hingga penjaga taman. Karena tempat tersebut masih baru, rasanya tidak mengeherankan jika beberapa bulan atau tahun ke depan, akan banyak muncul jenis usaha baru di sekitar taman tersebut yang akan menopang eksistensi taman tersebut di masa depan. 

Kuliner, transportasi dan penginapan sederhana merupakan beberapa contoh jenis usaha yang bisa berkembang seiring kepopuleran taman tersebut di masa depan. Apalagi pemerintah daerah setempat sudah mengapresiasi dan mendukung penuh perkembangan Taman Dewari tersebut.

Penutup

Taman Dewari (dok.pribadi)
Taman Dewari (dok.pribadi)
Pada akhirnya, Taman Dewari menyajikan sebuah alternatif wisata baru di Jogjakarta. Menambah satu lagi tempat wisata berbasis alam di sekitaran Jogja yang tentunya menyenangkan, murah dan seru untuk dikunjungi khususnya bagi orang-orang yang hobi berfoto ria. Untuk anak-anak pun, tempat ini sangat cocok dikunjungi karena kaya akan unsur edukasinya. Bagi kaum hawa, rasanya ini menjadi "surga" bagi mereka yang ingin berfoto dengan hamparan bunga di sekelilingnya.

Jadi bagaimana, tertarik kah teman-teman ke tempat ini? Apalagi minggu depan ada hari kejepit nasional yang tentunya bisa dimanfaatkan untuk berlibur ke Jogja dan sekitarnya. Tapi ingat, pantau dulu instagram Taman Dewari untuk mengetahui jadwal buka-tutup nya taman tersebut. Jangan sampai, ketika sudah tiba disana hanya bisa gigit jari karena taman nya tutup.

Selamat liburan teman-teman kompasianer !

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun