Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Sajian Megah dan Menghibur dari Film "Wiro Sableng"

31 Agustus 2018   03:23 Diperbarui: 1 September 2018   01:40 4588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penantian panjang terhadap film yang paling ditunggu kehadirannya di tahun ini usai sudah. Hari ini tanggal 30 Agustus 2018 menjadi hari perdana penayangan film Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 di seluruh bioskop tanah air. Animo masyarakat terhadap film ini cukup tinggi. Hal ini terlihat dari terisi penuhnya kursi-kursi di beberapa bioskop di hari perdana penayangannya ini, sesuai pengamatan saya pada aplikasi pembelian tiket bioskop online. 

Suasana di Planet Hollywood (dok.pribadi)
Suasana di Planet Hollywood (dok.pribadi)
Di Planet Hollywood yang menjadi tempat saya menonton malam ini misalnya, juga terlihat sangat penuh dengan masyarakat yang larut dalam euforia kemunculan pendekar silat asli Indonesia ini. Banyaknya penonton yang memakai atribut si pendekar kapak maut naga geni 212 ini juga menunjukkan secara langsung bagaimana antusias mereka terhadap film ini. Pun di show terakhir jam 9 malam, studio bioskop yang saya tempati tetap terisi penuh, dengan hanya menyisakan deret kursi paling depan yang masih kosong.

Lalu, bagaimana sih kualitas dan sajian filmnya sendiri? Apakah sesuai ekspektasi? Apakah ada hal yang menarik lainnya? Untuk itu akan saya ulas pada tulisan kali ini.

Dan bagi yang belum menonton filmnya jangan khawatir, karena tulisan ini tidak akan mengandung spoiler didalamnya. 

Sinopsis

Sumber: twitter @lifelikepictrs
Sumber: twitter @lifelikepictrs

Wiro Sableng (Vino G. Bastian), pemuda dan juga murid dari Sinto Gendeng (Ruth Marini) yang merupakan pendekar tua misterius yang hidup di puncak Gunung Gede, mendapatkan tugas untuk meringkus Mahesa Birawa(Yayan Ruhiyan), mantan murid Sinto Gendeng yang berkhianat dan menjadi penjahat paling ditakuti di seluruh negeri.

Dilatih oleh Sinto Gendeng selama 17 tahun, membuat Wiro akhirnya mendapatkan "warisan" berupa kapak maut naga geni 212, yang tidak bisa digunakan sembarangan orang. Berbekal senjata sakti dan wejangan dari gurunya, Wiro pun memulai perjalanannya mencari Mahesa Birawa. 

Dalam perjalanannya, Wiro pada akhirnya bertemu dengan teman-teman barunya yaitu Anggini(Sherina Munaf) dan Bujang Gila Tapak Sakti(Fariz Alfarazi). Pertemuannya dengan Bidadari Angin Timur (Marsha Timothy), pada akhirnya memantapkan langkah Wiro untuk segera menyelesaikan misinya.

Namun apa yang dihadapi Wiro bukan hanya soal Mahesa Birawa beserta antek-antek dan rencana jahatnya. Apa yang dihadapi Wiro lebih besar dari itu. Wiro dan jati diri pendekarnya lah yang bisa menyelesaikan semuanya.

Film Pendekar Silat Kualitas Dunia

Sumber:twitter @lifelikepictrs
Sumber:twitter @lifelikepictrs
Membanggakan. Satu kata yang pantas untuk menggambarkan betapa bahagia dan terharunya saya ketika menyaksikan adegan pembuka film ini. Bahkan jauh sebelum adegan pembuka dimulai, tampilan logo dan musik latar 20th Century Fox yang ikonik tersebut membuat bulu kuduk saya merinding. Bangga.

Tak heran jika kemudian saya lebih berdecak kagum kala adegan pembukanya begitu megahnya disajikan. Cgi yang halus serta teknik pengambilan gambar khas film kolosal Hollywood, semakin mempercantik adegan pembuka film ini. Adegan pembuka film ini seakan memperkenalkan diri sebagai film pendekar silat dengan kualitas dunia.

CGI yang Halus

Merdeka.com
Merdeka.com
Yang sempat membuat heboh kala teaser dan trailer awal film Wiro Sableng disajikan adalah tampilan CGI yang seadanya. Banyak yang mengeluh tampilannya seperti wallpaper di komputer, kurang rendering dan cacian lainnya. Namun nyatanya, kualitas CGI film ini bisa dikatakan baik meski bukan yang terbaik.

Dikerjakan oleh 99 Visual Effect Artist asli Indonesia, efek visual yang muncul pada setiap gerakan silat yang mengeluarkan jurus tertentu sangat baik ditampilkan dan sangat halus. Begitu pun pada adegan terbang, lompat,dan pertarungan semuanya bisa ditampilkan dengan sangat halus.

Beberapa latar tempat yang menggunakan CGI pun tampak bagus. Meskipun tidak terlalu baik, nyatanya latar tempat yang menggunakan CGI ini mengingatkan kita akan latar film Kung Fu Hustle, yang meskipun visualnya ditampilkan sederhana namun tertutup akan adegan aksi yang lebih seru. Dan tampaknya Wiro Sableng mengadopsi hal yang sama karena sejatinya bukan latar CGI yang menjadi poin utama, namun adegan yang seru sekaligus konyol yang ditawarkan sang sutradara di film ini.

Musik Latar yang Megah

Yang menjadi perhatian saya selanjutnya tentu saja sajian scoring atau musik latar dalam film ini.

Layaknya film-film laga kolosal Hollywood dan Tiongkok, Wiro Sableng menyajikan musik latar yang begitu megah dan menawan. Aria Prayogi yang sebelumnya juga menjadi komposer musik latar film The Raid, The Raid 2  dan Killers, sukses menerjemahkan musik yang diperlukan pada setiap adegan film ini. Setiap adegan menjadi lebih hidup berkat alunan musik latar yang megah dan menawan.

Oh iya, jangan lupa juga selipan soundtrack serial Wiro Sableng yang populer di era 90-an, juga ikut masuk dalam salah satu adegan di film ini. Tentunya sangat menarik dan membangkitkan kenangan serial televisinya di masa lalu.

Jokes Ringan dan Segar

Sumber:twitter @lifelikepictrs
Sumber:twitter @lifelikepictrs

Bukan Wiro Sableng namanya jika tidak konyol dan slengean. Ya, di film ini jokes ditampilkan cukup banyak dengan porsi ringan dan segar. Tidak berlebihan dan sangat pas penempatannya. Apalagi adegan obrolan berdua dengan sang guru, Sinto Gendeng. Disini interaksi antara Wiro dan Sinto Gendeng sangat natural, sehingga lawakan yang keluar dari dialog mereka sangat berhasil mengocok perut.

Kostum dan Make-Up yang Menawan

Sumber: twitter @lifelikepictrs
Sumber: twitter @lifelikepictrs

Rancangan kostum dan senjata merupakan poin menarik lainnya dari film ini. Kostum dan senjata yang ditampilkan sangat Indonesia dan tidak menghilangkan ciri khas budaya Indonesia itu sendiri.

Kostum Wiro Sableng misalnya, terdapat penyegaran dan pembaharuan dari kostum versi komik maupun yang digunakan Ken Ken pada serial tv nya beberapa tahun lalu. Namun, atas perubahan itu pun tidak menghilangkan nuansa lokalnya. Justru Wiro jadi nampak segar dan keren dengan kostum barunya. Kapak nya pun jadi terlihat lebih gahar namun juga artistik di satu sisi, berkat berbagai ukiran unik yang ada di kapak tersebut.

Sumber: twitter @lifelikepictrs
Sumber: twitter @lifelikepictrs
Kostum Bidadari Angin Timur yang dipakai Marsha Timothy misalnya, juga didesain dengan sangat serius bahkan hingga menggandeng desainer ternama dunia asal Indonesia, Tex Saverio.

Sumber: twitter @lifelikepictrs
Sumber: twitter @lifelikepictrs
Make-up juga ditampilkan dengan luar biasa. Tampilan wajah yang babak belur maupun tampilan wajah penjahat yang gahar mampu ditampilkan dengan baik dan halus. Yang paling mencuri perhatian tentu saja tampilan nenek tua dari aktris Ruth Marini, dimana riasan make up yang digunakannya konon memakan waktu hingga 8 jam dalam proses meriasnya.

Film Bertabur Bintang

Hal menarik lainnya tentu saja bertaburnya bintang dalam film ini. Vino G Bastian, Yayan Ruhiyan, Dwi Sasono, Lukman Sardi, Marsha Timothy, dan Teuku Rifku Wikana adalah beberapa contoh artis peran yang kualitasnya tidak perlu diragukan lagi.

Angga Dwimas Sasongko cukup piawai mempersatukan para superstar tersebut dalam satu film dan memberikan porsi tampil yang sesuai, sehingga para aktris dan aktor pun dapat mengeluarkan potensi terbaiknya di film ini.

Jangan lewatkan juga kehadiran dua aktor laga yang terkenal pada serial laga di televisi era 90-an. Ken Ken yang sebelumnya sudah diketahui lewat trailer serta Dian Sidik yang terkenal lewat serial Joko Tingkir.

Sumber: twitter @lifelikepictrs
Sumber: twitter @lifelikepictrs
Pun kehadiran aktris debut Aghniny Haque, yang merupakan mantan atlet Taekwondo yang telah pensiun akibat cedera di Sea Games 2015 lalu, mampu tampil cukup baik dan berhasil membuat penonton terpana dengan parasnya yang manis.

Sumber: twitter @lifelikepictrs
Sumber: twitter @lifelikepictrs
Ruth Marini yang sebelumnya dikenal berkat talentanya sebagai aktris teater monolog terbaik, mampu menunjukkan kelasnya di film ini. Terlebih chemistry nya bersama Vino G. Bastian mampu ditampilkan dengan maksimal, sehingga hubungan guru-murid ini benar-benar tampak nyata, lucu dan serius dalam waktu bersamaan.

Gerakan silat para aktris dan aktor yang sejatinya tidak punya dasar ilmu beladiri, nyatanya mampu disajikan dengan sangat baik oleh mereka. Gemblengan Yayan Ruhiyan ssbagai fighting choreographer untuk film ini jelas membuahkan hasil yang maksimal dan patut diapresiasi. Lihatlah bagaimana seorang Marcell Siahaan mampu mengeluarkan jurus dan kuda-kuda silatnya. Biasanya kita hanya melihat dia bernyanyi bukan?

Vino sang Wiro Sableng

Sumber: twitter @lifelikepictrs
Sumber: twitter @lifelikepictrs
Sudah lama Indonesia tidak memiliki karakter ikonik, yang bahkan karakternya sendiri mampu "menghapus" jati diri si pemerannya. Publik akan terus mengaitkan karakter peran dengan si pemeran itu sendiri. Di Hollywood kita sudah mengenal beberapa aktor yang seperti itu. Misalnya, Robert Downey yang ikonik dengan peran Tony Stark nya, Hugh Jackman dengan Wolverine nya, atau Daniel Craig dengan James Bond. 

Rangga yang diperankan Nicholas Saputra merupakan salah satu contoh karakter lokal yang seperti itu. Sampai kapanpun, publik akan terus mengaitkan Rangga dengan Nicholas dan sebaliknya. Rangga ya Nicholas Saputra, Nicholas Saputra ya Rangga. Sangat sulit digantikan.

Nah, Vino G. Bastian menjadi aktor berikutnya yang memiliki potensi layaknya Rangga nya Nicholas Saputra. Penampilannya sebagai Wiro Sableng jelas patut diacungi jempol. Semuanya dilakukan dengan total dan mengesankan. Termasuk adegan silat yang beberapa dilakukannya sendiri.

Vino mampu menampilkan karakter Wiro yang ikonik dan beehasil menghapus image Wiro yang sebelumnya identik dengan Ken Ken. Ke depannya publik akan terus mengaitkan Vino G. Bastian sebagai Wiro Sableng dan Wiro Sableng itu ya Vino G. Bastian.

Jalan Cerita Sederhana, Penokohan Kuat

Cnnindonesia.com
Cnnindonesia.com

Pada dasarnya, Wiro Sableng tidak menyajikan cerita yang rumit. Cukup sederhana dan bisa diikuti setiap kalangan, bahkan yang belum mengenal Wiro Sableng sama sekali baik di komiknya maupun serial tv nya. Alur yang mudah diikuti dan adegan laga yang intens menjadi sajian utama film ini.

Penokohan yang ditampilkan di film ini juga cukup kuat. Sehingga kita mampu mengenal dan mendalami setiap karakter yang ada dengan mudah.

Oh iya, perkenalan dengan si kapak naga geni juga logo 212 yang ikonik itu juga ditampilkan dengan cukup realistis dan disertai penjelasan yang logis. 

Poin Negatif

Tentu saja setiap film memiliki poin negatif atau kekurangan di dalamnya. Seperti pada film ini, kekurangan yang pertama adalah banyaknya lubang atau plot hole di sepanjang film ini. Namun mengingat film ini merupakan film pertama dari rencana trilogi yang akan diproduksi, rasanya lubang-lubang cerita tersebut bisa ditambal pada seri lanjutannya. Semoga.

Sumber: twitter @lifelikepictrs
Sumber: twitter @lifelikepictrs
Kekurangan kedua adalah kurangnya kontribusi Cecep Arif Rahman sebagai Bajak Laut Bagaspati. Penampilannya hanya singkat dan adegan pertarungannya pun biasa saja. Padahal ekspektasi terhadap kehadiran Cecep ini cukup tinggi, mengingat kualitas tarung beliau yang tidak kalah dengan Yayan Ruhiyan. Pun karakter penjahat lainnya yang sejatinya masih bisa dimaksimalkan, justru tampil hanya sebagai pelengkap saja.

Penutup

Sumber: twitter @lifelikepictrs
Sumber: twitter @lifelikepictrs

Pada akhirnya Wiro Sableng berhasil menjadi film silat yang sangat layak untuk disaksikan baik untuk generasi lawas maupun generasi muda. Menghadirkan romantisme masa kecil dan remaja dimana sajian cerita Wiro Sableng kala itu hanya bisa dinikmati melalui komik dan serial tv saja. Dan bagi generasi muda, kehadiran Wiro Sableng tentu saja menjadi alternatif superhero baru setelah sebelumnya hanya mengenal jagoan dari dunia DC dan Marvel.

Sajian megah dan menghibur berkat berbagai adegan pertarungan seru dan jokes yang segar di sepanjang film, jelas menjadi alasan utama untuk menyaksikan film ini.

Republika.co.id
Republika.co.id
Percayalah, pada akhirnya film ini akan membuat anda tidak segan-segan untuk menyaksikannya lebih dari satu kali.

Oh iya, jangan langsung pulang begitu credit title nya bergulir. Karena di pertengahan akan ada extra scene yang akan memberi clue tentang siapa penjahat selanjutnya yang akan dihadapi Wiro Sableng di film keduanya. Ya, mengingatkan kita akan adegan ekstra pada film-film superhero Marvel.

Jadi, mau nonton kapan nih teman-teman kompasianer? Yuk, segera meluncur ke bioskop terdekat !

Salam Sableng

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun