Coba lihatlah isi lini masa media sosial anda. Saat ini, lini masa media sosial dipenuhi oleh topik dua film fenomenal Indonesia yang saat ini sedang tayang dan akan tayang. Ya, apalagi kalau bukan Si Doel the Movie dan Wiro Sableng. Apalagi jika anda masih aktif main twitter, dua topik film tersebut masih mendominasi lini masa twitter di Indonesia.
Jika Wiro Sableng menjadi topik hangat karena rasa penasaran yang tinggi akan film aksi kelas dunia dari Indonesia yang juga menggandeng 20th Century Fox sebagai distributornya, Si Doel menjadi topik hangat karena filmnya mampu memberikan atmosfer nostalgia bagi tiap penonton.Â
Tak hanya itu, film yang digadang-gadang akan tembus 3 juta penonton tersebut juga memiliki banyak review positif. Tidak hanya dari media arus utama, berbagai kanal blog kritik film juga membanjiri film ini dengan review yang aduhai, tak terkecuali di Kompasiana ini.Â
Coba saja lihat topik Si Doel, masih hangat dibicarakan dan seru untuk dibaca dan diikuti tulisan-tulisan dari teman-teman kompasianer sampai saat ini.
Namun dibalik gemerlapnya antusiasme penonton terhadap dua film tersebut, sebenarnya akan hadir satu film lagi yang juga tak boleh dilewatkan. Film yang bertema kolosal dan mengangkat sejarah Sultan Agung dari kerajaan Mataram dalam melawan VOC tersebut berjudul Sultan Agung.Â
Namun sayangnya, kehadiran film ini nampak kalah populer dibanding Si Doel dan Wiro Sableng. Trailer yang baru dirilis pun nampaknya kurang mendapat sambutan yang meriah layaknya bang Doel dan Kang Wiro. Bahkan mungkin, ada teman-teman kompasianer yang belum melihat trailer nya? Hayo, coba ngaku siapa yang belum lihat?
Sebenarnya ada beberapa faktor dan hal lain yang menarik untuk dibahas terkait redupnya sinar sang Sultan jelang perilisan filmnya kelak. Untuk itu, saya akan coba bahas pada tulisan ini. Yuk, mari..
Si Doel Terlalu FenomenalÂ
Untuk itulah, tidak heran jika tulisan dan pembahasan mengenai film Si Doel masih menggema dimana-mana. Sama seperti Dilan, film Doel ini selalu seru untuk dibicarakan dan dibahas karena sama-sama memiliki tema masa lalu atau nostalgia. Jika Doel karena nostalgia film serialnya, Dilan merupakan representasi dari kenangan masa lalu generasi yang tumbuh remaja di era 90'an.