Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Akuisisi "Mowgli" dari Warner Bros, Netflix Sampaikan Pesan untuk Industri Film Dunia

6 Agustus 2018   11:35 Diperbarui: 6 Agustus 2018   11:44 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru saja dua tahun yang lalu kita disuguhi film Jungle Boook-nya Disney yang disutradarai Jon Favreau dalam bentuk live action, kita akan kembali disuguhi film yang sama namun dengan tone film yang sedikit berbeda, lebih gelap dan dewasa. Ya, film Mowgli yang sejatinya akan dirilis Warner Bros di akhir tahun ini, justru akan mundur penayangannya menjadi tahun depan.

 Mundurnya jadwal tayang film yang disadur dari buku berjudul The Jungle Book karangan Rudyard Kipling ini bukanlah terkait masalah produksi. Mundurnya film ini dikarenakan akuisisi Netflix untuk pendistribusian film ini secara internasional. Netflix pun akhirnya yang membuat keputusan untuk memundurkan jadwal tayang film ini.

Akuisisi Netflix untuk film ini sebenarnya cukup mengejutkan. Selain perpindahan cara tayang dari yang sebelumnya rilis di bioskop menjadi hanya rilis melalui layanan streaming video on demand, hal lainnya yang membuat keputusan ini nampak mengejutkan tak lain karena film ini dipenuhi oleh deretan aktor dan aktris kelas A yang mengisi suara berbagai karakter ikonik film tersebut. 

Sebut saja ada nama Christian Bale, Cate Blanchett, Naomie Harris hingga Benedict Cumberbatch. Deretan aktor dan aktris yang sejatinya sangat potensial untuk "melawan" Jungle Book versi Disney di layar lebar. Sebenarnya keputusan ini sangat disayangkan, namun tentu Warner Bros punya alasan lain dibalik penjualan film ini ke tangan Netflix.

Menghindari Dua Film yang Memiliki Tema Sama

themovieblog.com
themovieblog.com
Dalam wawancaranya dengan kanal berita online, Deadline.com, Andy Serkis yang merupakan sutradara film Mowgli ini, memberikan keterangan yang dikutip sebagai berikut ; 

"I'm really excited about Netflix for Mowgli, Now, we avoid comparisons to the other movie and it's a relief not to have the pressure."

Dari penjelasan yang disampaikan Andy Serkis, jelas keputusan Warner Bros menjual film ini ke Netflix adalah untuk menghindari adanya penonton yang membandingkan film ini dengan versi Disney. Apalagi, film versi Disney tersebut terhitung masih baru jadwal tayangnya, baru dua tahun yang lalu. 

denofgeek.com
denofgeek.com
Sebenarnya, kasus seperti Mowgli nya Warner Bros dan Jungle Book nya Disney bukanlah barang baru di industri film Hollywood. Di tahun-tahun sebelumnya, kita bahkan disuguhi film dengan tema yang hampir sama, bahkan dirilis dalam waktu yang berdekatan. Sebut saja ada Deep Impact dan Armageddon yang dirilis bersamaan di tahun yang sama, 1998. Kita tahu dua film tersebut punya premis dan jalan cerita yang hampir sama. Kemudian ada film animasi Antz dan A Bug's Life yang sama-sama dirilis di tahun 1998 dan sama-sama menceritakan kehidupan koloni semut dan serangga lainnya. Kemudian ada No Strings Attached dan Friends with Benefits yang sama-sama rilis di tahun 2011, serta Olympus has Fallen dan White House Down yang sama-sama dirilis di tahun 2013.

slashfilm.com
slashfilm.com
Belajar dari "tabrakan" film-film tersebut, Mowgli pun mengambil jalan aman penayangannya. Selain lebih "aman" dari sisi pendapatan film, penayangan film Mowgli melalui Netflix akan lebih cepat menuju target potensialnya yaitu penonton dewasa, persis seperti penjelasan Andy Serkis yang dikutip dari laman Deadline.com sebagai berikut ;

"What excites me most is the forward thinking at Netflix in how to present this, and the message of the movie. They understand this is a darker telling that doesn't fit it into a four quadrant slot. It's really not meant for young kids, though I think it's possible that 10 or above can watch it. It was always meant to be PG-13, and this allows us to go deeper, with darker themes, to be scary and frightening in moments. The violence between animals is not gratuitous, but it's definitely there. This way of going allows us to get the film out without compromise."

Gebrakan Netflix di Industri Film Hollywood

mashable.com
mashable.com
Tak bisa dipungkiri, akuisisi Mowgli dari Warner Bros merupakan langkah berani yang diambil Netflix untuk menunjukkan kompetensi mereka di Industri film Hollywood. Netflix jelas ingin berbicara lebih di kancah perfilman Hollywood dan juga Internasional melalui film kelas A yang dikemudian hari akan dilabeli dengan "Netflix Original".

Stranger Things (netflix.com)
Stranger Things (netflix.com)
Selama ini Netflix juga rajin menelurkan film-film produksi mereka sendiri, seperti Okja, Barry, dan yang terbaru The Extinction. Namun selama ini film-film mereka kurang diminati layaknya serial tv original mereka. Nama-nama serial mereka seperti Stranger Things, Orange is the New Black, Black Mirror dan Designated Survivor, jelas lebih dikenal publik dibanding film mereka sendiri. Bahkan seperti dikutip dari laman Variety.com, para pelanggan Netflix cenderung menghabiskan waktu mereka untuk menyaksikan serial original Netflix dan film-film box office Hollywood, dibandingkan menyaksikan film-film garapan rumah produksi Netflix.

stevivor.com
stevivor.com
Akuisisi film Hollywood seperti Mowgli ini bukanlah yang pertama bagi Netflix. Sebelumnya, Netflix juga berhasil mengakuisisi film Cloverfield Paradox yang sebelumnya berjudul God Particle untuk ditayangkan di bioskop. Film yang merupakan prekuel dari semesta film Cloverfield tersebut, bahkan diberikan slot iklan khusus pada saat event Super Bowl untuk kemudian langsung tersedia di Netflix dan bisa ditonton tepat setelah pertandingan Super Bowl usai.

Dengan adanya Mowgli di Netflix, jelas Netflix ingin agar pelanggannya bahkan calon pelanggan baru semakin sadar bahwa Netflix juga fokus dalam pengembangan film-film originalnya di masa depan. Netflix ingin memberikan gebrakan bagi Hollywood bahwa layanan streaming ini telah tumbuh menjadi rumah produksi yang patut diperhitungkan di masa depan.

Mowgli Mengalah dari Jungle Book ?

nerdist.com
nerdist.com
Hak cipta yang berupa public domain, memungkinkan cerita Jungle Book versi buku diadaptasi dan dikembangkan sesuka hati oleh siapapun. Itulah sebabnya, Jungle Book dan Mowgli bisa diproduksi dan dirilis dalam waktu yang hampir berdekatan oleh dua rumah produksi berbeda.

Meskipun film Jungle Book dirilis terlebih dahulu, sebenarnya proyek film Mowgli ini sudah dikerjakan sejak tahun 2012. Hanya saja bongkar pasang di kursi sutradara menyebabkan proyek film ini molor dari jadwal awalnya. Hingga akhirnya film ini sejatinya akan dirilis akhir tahun 2016, tahun yang sama dengan film Jungle Book nya Disney. Dikarenakan hampir sama,maka Warner Bros pun "mengalah" dan memundurkan jadwal tayangnya hingga akhir tahun 2018, sebelum akhirnya diakuisisi Netflix dan kembali molor hingga tahun 2019 nanti.

Andy Serkis. Zimbio.com
Andy Serkis. Zimbio.com
Sang sutradara, Andy Serkis tahu bahwa film ini memiliki potensi untuk bisa diterima dan diakui publik, hanya saja jika memaksakan untuk tayang di bioskop film ini bisa kehilangan nilainya sendiri. Penonton awam tidak akan mau menonton film yang mereka anggap sebagai reboot dari Jungle Book versi Disney yang mereka tonton dua tahun lalu, meskipun kenyataannya film ini bukanlah film reboot melainkan film yang benar-benar baru. 

Untuk itulah, "mengalahnya" Warner Bros untuk menjual properti mereka ke Netflix bisa dibilang cukup tepat. Mowgli tetap akan bisa jadi dirinya sendiri tanpa takut dibandingkan bahkan ditolak para fans Disney garis keras. Selain itu, Mowgli pun tetap akan bisa bersaing di kancah Oscar. Karena meski ditayangkan di media streaming, sejatinya film ini tetap ditayangkan di bioskop secara terbatas di 15 negara Amerika Utara. Jumlah minimal untuk film bisa dipertandingkan merebut piala Oscar.

Kesimpulan

fastcompany.com
fastcompany.com

Terlepas dari keputusan kontroversial Warner Bros melepas salah satu properti terbaiknya ke tangan Netflix, sejatinya apa yang ingin dilakukan Netflix cukup jelas. Netflix ingin mengirim sinyal untuk industri film Hollywood dan juga industri bioskop, bahwa mereka memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan industri film mainstream. Apalagi, ini seakan menjadi "serangan balik" positif dari Netflix setelah sebelumnya "dikucilkan" dari piala Oscar. Ya, film-film Netflix dilarang untuk dipertandingkan di Oscar karena alasan-alasan yang sejatinya cukup klise.

Untuk itulah Mowgli yang merupakan film besar kedua yang diakuisisi Netflix setelah Cloverfield Paradox, jelas menjadi alat bagi Netflix untuk berbicara lebih di kancah industri film Hollywood dan dunia. Bukan tidak mungkin, apabila Mowgli sukses ditonton banyak orang dan mendapat kritik positif, akan lebih banyak film dari studio besar Hollywood yang pindah asuhan ke tangan Netflix. 

Apalagi untuk film-film yang memiliki tema dewasa dan khusus, keputusan untuk menayangkan via Netflix jelas akan menjadi pilihan mengingat target konsumen akan lebih mudah dituju. Jika sudah seperti ini, maka industri film dan bioskop Hollywood bahkan dunia harus memiliki strategi baru agar tetap bisa bertahan menghadapi kekuatan tersembunyi Netflix. Kekuatan dan pesan yang saat ini mulai ditunjukkan pada dunia melalui film Mowgli.

Salam Kompasiana !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun