Padahal dengan latar belakang karakter yang diperankan mereka, sejatinya mereka bisa menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari ini. Apalagi kehadiran karakter wanita disini bertujuan sebagai penggerak terhadap isu emansipasi gender yang saat ini marak di seluruh dunia.
Akting Ario Bayu, Yoshi Sudarso dan Tio Pakusadewo jelas tidak bisa dipungkiri kualitasnya. Hanya saja, skrip yang lemah membuat karakter yang diperankan mereka seakan hanya berjalan datar saja. Tidak ada pengembangan karakter yang jelas. Apalagi mengingat hubungan mereka bertiga sebagai saudara, sejatinya hal ini yang harus dieksplorasi lebih dalam. Karena tidak bisa dipungkiri, hubungan keluarga jelas akan menjadi roh yang akan menguatkan film ini.
Kesimpulan
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, film ini sejatinya mampu menghadirkan oase yang menyegarkan dalam industri film Indonesia. Di mana saat ini sangat jarang film Indonesia yang mengadopsi genre aksi fantasi ini.
Tata visual, wardrobe, musik dan suguhan set klasik yang megah jelas tidak bisa dilewatkan begitu saja. Adegan pertarungan baik menggunakan senjata api maupun martial arts juga patut disimak. Layaknya film Marlina, film ini pun mampu menghadirkan senasi eyegasm bagi kita penonton yang rindu akan visual yang artistik nan megah berkat set dan sinematografi yang memukau.
Hanya saja, jangan terlalu memberi ekspektasi berlebih dalam film ini. Mengingat ini merupakan genre baru dari sutradara debutan, sudah jelas bahwa kekurangan masih akan muncul disana sini. Namun harapannya, film ini akan menjadi pembuka jalan bagi banyak film bergenre fantasi kelak di Indonesia.
Jadi, silahkan beli tiketnya, nonton dan nikmati filmnya di weekend ini. Untuk skor nya, saya beri nilai 7 dari 10.