Tentu masih segar di ingatan kita, bagaimana di tahun 2015 kita diperkenalkan Marvel Studios kepada karakter superhero mini yang namanya masih terlalu asing bagi sebagian besar orang. Ya, Ant-Man dipilih Marvel Studios untuk diangkat ceritanya ke layar lebar menemani deretan tokoh komik Marvel lainnya yang sebelumnya sudah bergabung dalam super grup Avengers.
Jika dibandingkan dengan Iron Man, Hulk, dan Captain America, jelas Ant-Man bukanlah karakter superhero yang dikenal banyak orang khususnya di Indonesia. Saya sendiri pun cukup menyangsikan ketika film pertamanya ditayangkan 3 tahun lalu. Kostum yang aneh, nama yang tidak familiar bahkan poster dan trailer yang tidak terlalu menarik menjadi beberapa aspek yang membuat saya sempat tidak terlalu aware dengan kehadiran film pertamanya.
Dan di tahun 2018 ini, kita kembali disuguhkan cerita sang superhero mini berjudul Ant-Man & The Wasp. Ya, kali ini sang superhero memiliki partner dalam melakukan aksi-aksinya. Adalah Hope Van Dyne (Evangeline Lilly) yang merupakan anak dari Prof. Hank Pym (Michael Douglas), yang menjadi alter ego dari The Wasp. Tentunya petualangan Ant-Man akan semakin seru dan menegangkan berkat hadirnya partner petualangan barunya ini.
Oh iya, bahkan film keduanya ini diprediksi memiliki pendapatan sebesar 80 juta USD di penayangan debutnya, atau naik sekitar 40% dari penayangan debut film pertamanya yang berada di angka 57 juta USD. Pun begitu, film pertamanya berhasil memperoleh pendapatan sebesar 519 juta USD untuk penayangan secara global. Jadi bisa diprediksi bukan berapa angka akhirnya film Ant-Man & The Wasp ini jika opening nya saja sudah diprediksi naik?
Sinopsis
Mengambil setting waktu setelah event di film Captain America: Civil War, Scott Lang sang Ant-Man (Paul Rudd) sepulangnya dari pertarungan bersama para Avengers di Jerman harus menerima kenyataan untuk menjadi tahanan rumah. Kekacauan yang dibuatnya dan telah aktifnya klausul dalam salah satu isi perjanjian Sokovia itulah yang membuatnya harus ditahan. Namun status barunya inilah yang akhirnya membuatnya bisa bertambah dekat dengan putri kesayangannya di rumah, Cassie (Abbie Ryder Fortson).Â
Munculnya mimpi tentang Janet Van Dyne (Michelle Pfeiffer) yang merupakan istri Hank Pym dan ibu dari Hope Van Dyne, menuntunnya untuk berkomunikasi kembali dengan Hank Pym dan juga Hope yang sempat retak pasca pertarungan Civil War.
Mengingat Scott Lang pernah masuk ke dalam Quantum Realm dan keluar lagi dengan selamat, membuat Hank Pym semakin yakin bahwa ada komunikasi antara istrinya yang telah hilang didalam Quantum Realm dengan Scott Lang.
Segala cara ditempuh Hank Pym untuk membali memulangkan istrinya. Namun usahanya tidaklah mudah mengingat ada gangguan dari dua musuh yang juga tertarik dengan teknologi Quantum Realm. Mereka adalah Ghost ( Hannah John-Kamen) dan Sonny Burch ( Walton Goggins). Ant-Man & The Wasp kemudian harus bekerjasama untuk menghadapi para musuh yang merepotkan sekaligus mengemban misi memulangkan ibu dari Hope van Dyne.
Poin Positif
Sama seperti ketika menyaksikan film pertamanya 3 tahun lalu, Ant-Man & The Wasp sejatinya kembali berhasil untuk memberikan jalan cerita yang ringan, segar, lucu dan menarik untuk diikuti. Ceritanya pun dibuat lebih dalam dengan hadirnya dua orang musuh yang memiliki keinginan yang sama namun dengan tujuan yang berbeda.Â
Jika di film pertamanya kita benar-benar disuguhkan cerita Ant-Man secara keseluruhan, maka di film Ant-Man & The Wasp kali ini memiliki porsi cerita yang lebih besar pada sosok The Wasp dan Hank Pym sendiri. Hadirnya teman masa lalu Hank Pym, Bill Foster (Laurence Fishburn) turut memberikan banyak informasi seputar masa lalu Hank Pym, Janet dan laboratoriumnya.
Poin Negatif
Sama seperti film-film Marvel Cinematic lainnya, musuh utama selalu menjadi poin negatif. Tidak seperti Killmonger pada film Black Panther atau Thanos pada Infinity War yang memiliki tragedi masa lalu dan membuatnya menjadi musuh yang kuat, Ghost pada Ant-Man & The Wasp tidak lah serumit kedua musuh utama yang disebutkan di atas. Bahkan kehadirannya sebenarnya tidak lah cukup merepotkan Ant-Man & The Wasp. Padahal, seharusnya Ghost layak untuk menjadi musuh utama yang lebih kuat dari apa yang ditampilkan saat ini.
Kesimpulan
Ant-Man & The Wasp tentu menjadi film penutup MCU yang baik di tahun ke-10 MCU ini. Pesonanya jelas tidak terkubur oleh gegap gempita Black Panther dan Infinity War yang sudah lebih dulu dirilis di awal tahun ini. Ant-Man mempunyai pesona sendiri. Sekuelnya jelas lebih besar karena menghadirkan beberapa elemen penting terkait kelanjutan saga Marvel Cinematic Universe.
Jalan cerita yang juga masih berhubungan dengan Infinity war, tentu menjadi alasan lain kenapa kita harus menyaksikan film ini. Misteri yang ada pada Infinity War dan menimbulkan banyak teori dikalangan fans pun jelas terjawab di film ini.
Jangan lupa, post credit scene khas Marvel Cinematic Universe yang ada di film ini menjadi salah satu post credit scene terbaik menurut saya pribadi.
Jadi pastikan setelah nonton jangan langsung pulang. Tunggu dua post credit scene nya yang muncul di tengah dan akhir credit title.
Selamat menonton Ant-Man & The Wasp !!
Salam kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H