Dua jempol saya angkat untuk mini album ILP bertajuk Sacred Geometry ini. Album ini tidak mencoba mengikuti gaya dari band-band progresif metal lain yang sudah dikenal publik internasional. Album ini jelas menjadi dirinya sendiri dan memperkenalkan ke publik tentang siapa ILP sebenarnya.
Indra Lesmana yang menurut penuturannya pada Musikeras.com, tumbuh mendengarkan band-band progresif lawas seperti Yes, Genesis, Emerson Lake & Palmer dan King Crimson, jelas mempengaruhi sebagian besar komposisi lagu-lagu ILP ini. Sound keyboard dan synthesizer nya terkadang mengingatkan saya akan komposisi lagu dari band Yes, meskipun tidak bisa dipungkiri pengalamannya yang lebih lama di ranah fusion juga banyak mempengaruhi komposisi musik ILP ini. Ketukan menggantung khas fusion dikombinasi dengan distorsi gitar yang gagah, jelas menjadi sesuatu yang menyegarkan di genre musik progresif metal.
Sound yang dihasilkan pun sangat gahar dan solid. Tidak seperti band metal tanah air lain yang pernah saya dengarkan dimana output nya terasa sangat menyakitkan di telinga, output musik yang dihasilkan ILP sangatlah padat dan berkualitas tinggi. Seluruh instrumen mampu dimaksimalkan dan hampir tidak ada sound antar instrumen yang "bertabrakan". Bisa dibilang, sound ILP sangat nyaman untuk diperdengarkan.
Kesimpulan
Pada akhirnya, ILP benar-benar telah sukses menjelma menjadi band pendatang baru yang patut diperhitungkan. Nama besar Indra Lesmana jelas menjadi sebab band ini sangat dinanti kehadirannya terutama peluncuran album penuhnya. Musik progresif metal jelas bukanlah musik yang bisa didengarkan oleh semua orang. Musik ini jelas memiliki segmentasinya tersendiri.
Musik ini pun tidak hadir tanpa kekurangan. Vokal menjadi satu-satunya kekurangan pada album ini menurut saya pribadi. Kualitas vokal Ragot memang tidak diragukan lagi. Selain suara yang "rock" banget, range vokal Ragot yang luas memungkinkan dirinya untuk bernyanyi dari nada rendah ke nada tertinggi sekalipun dengan cukup mudah.
Namun sayangnya, kualitas vokal yang baik tidak diiringi dengan pelafalan bahasa Inggris yang cukup baik. Saya pribadi cukup kesulitan mendengarkan lirik berbahasa Inggris yang dinyanyikan oleh Ragot karena memang tidak begitu jelas. Mengingat ke depannya lagu-lagu pada ILP akan didominasi lirik berbahasa Inggris, rasanya ini menjadi satu-satunya PR bagi Indra Lesmana untuk bisa memperbaiki hal ini.
Namun begitu, apa yang dihadirkan Indra Lesmana ini jelas menjadi angin segar bagi musik tanah air ditengah gempuran musik Indonesia yang monoton di genre pop. Dan harapan ke depannya adalah semakin banyak musisi Indonesia yang berani keluar dari "zona nyaman" untuk menghasilkan musik yang berkualitas dan tidak kalah dengan apa yang dihasilkan oleh para musisi dunia.