Dua belas tahun yang lalu, para penikmat horror tanah air disajikan cerita horor yang segar nan unik yang mengangkat sosok hantu paling populer di Indonesia yaitu Kuntilanak. Film garapan sutradara Rizal Mantovani tersebut pada akhirnya menuai kesuksesan dan menghasilkan dua sekuel yaitu Kuntilanak 2 dan Kuntilanak 3.Â
Bahkan film ini pun menghasilkan mitos baru pada saat itu, yaitu lagu Lingsir Wengi dipercaya bisa memanggil Kuntilanak. Padahal menurut beberapa informasi yang saya baca, lagu tersebut justru diciptakan oleh Sunan Kalijaga dalam tujuannya menyebarkan agama Islam pada zaman itu.Â
Sosok Kuntilanak yang biasanya digambarkan sebagai wanita berbaju putih dengan rambut yang sangat panjang dan biasa "nongkrong" diatas pohon pun penggambarannya dirubah cukup drastis oleh Rizal Mantovani pada film ini.Â
Masih mempertahankan ciri khas wanita berambut panjang, Kuntilanak rekaan Rizal Mantovani justru tampil hybrid dengan bentuk tubuh dan tangan yang cukup aneh dan suka menari, juga kaki yang justru menyerupai kaki kuda dan keluar dari dalam cermin keramat.
Film yang juga masih digarap oleh sutradara aslinya yaitu Rizal Mantovani ini menampilkan inti cerita yang benar-benar baru dari trilogi awalnya. Jadi, film Kuntilanak tahun 2018 ini memang tidak ada hubungannya dengan film Kuntilanak tahun 2006 silam.
Sinopsis
Dona yang terpaksa harus pergi ke San Fransisco untuk bertemu dengan anak kandungnya, membuat kelima anak tersebut dititipkan kepada Lydia (Aurelie Moeremans) yang merupakan keponakan dari Dona. Lydia tidak sendiri, acapkali dia ditemani pacarnya, Glen (Fero Walandouw), pembawa acara reality show yang mengulas tentang alam gaib.Â
Semula keadaan baik-baik saja, sampai sebuah cermin antik yang dibawa oleh Glen sebagai hadiah untuk Dona sepulangnya dari San Fransisco, hadir di tengah-tengah kediaman mereka.