Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Selamat Datang Gundala Sang Putera Petir

5 April 2018   16:38 Diperbarui: 6 April 2018   07:55 3230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dikutip dari laman web bumilangit.com, saat ini kepustakaan Bumi Langit dibagi menjadi dua semesta yaitu semesta superhero dan semesta pendekar. Semesta Superhero berisikan total 300 superhero lokal dan 110 judul komiknya telah diterbitkan dengan total penjualan sebanyak 2 juta eksemplar dan dibaca oleh lebih dari 10 juta orang. 

Sementara Semesta Pendekar berisikan ragam karakter pendekar seperti si Buta dari Gua Hantu dan Mandala. Menarik bukan apabila di masa depan para karakter komik tersebut mampu diwujudkan dalam bentuk live action satu per satu? Bahkan saling memiliki hubungan antar film layaknya tren cinematic universe yang sedang berkembang di dunia saat ini. Well, sangat menarik untuk ditunggu.

Membangkitkan Rasa Cinta terhadap Komik Lokal

Beruntung, saya yang lahir di awal 90-an masih bisa menikmati deretan komik-komik lawas seperti Gundala, Wiro Sableng dan serial Tatang.S berkat masih eksisnya penjual komik lawas di dekat sekolah saya kala itu. Satu hal yang agak langka, mengingat yang biasanya bisa menikmati komik-komik tersebut adalah orang yang lahir maksimal di medio 80-an.

Namun tak bisa dipungkiri pesatnya perkembangan komik asal Jepang di Indonesia sejak awal 90-an, turut mempengaruhi mandeknya perkembangan komik lokal. Perlahan tapi pasti, pembaca mulai meninggalkan komik lokal dan mendekatkan diri dengan komik jepang yang memiliki desain karakter serta jalan cerita yang jauh lebih menarik dibanding komik lokal pada saat itu. 

Apakah komikus kita kalah kualitas? Tidak juga. Hanya saja komikus kita terlambat untuk mengembangkan cerita dan karakter ke arah yang lebih dibutuhkan dan diinginkan pembaca pada saat itu, sehingga komik Jepang dengan mudahnya berhasil mengambil hati para pembaca barunya dengan deretan cerita fantasinya yang lebih revolusioner dan relevan dengan kebutuhan jaman saat itu. 

Dan ketika sudah menyadari akan ketertinggalan tersebut, maka untuk mengejarnya pun sudah sulit. Komunitas pecinta komik Jepang sudah terbentuk dan generasi yang lebih muda pun semakin tidak mengetahui akan eksistensi komik lokal di masa lalu. 

Praktis hanya generasi lawas dan para fanboy komik lokal saja yang bertahan ditengah derasnya arus komik Jepang. Jangan lupakan juga, komik Amerika yang didominasi Marvel dan DC pun memiliki penggemarnya sendiri di Indonesia, meskipun jumlahnya tak sebanyak pecinta komik Jepang.

Untuk itu saat ini sangat diperlukan suatu hal yang bisa menjadi triggeruntuk membangkitkan rasa cinta terhadap komik lokal kembali agar komik lokal tidak mati di masa depan. Maka diangkatnya Gundala ke layar lebar menjadi langkah yang tepat. 

Dengan asumsi film ini berhasil secara materi dan kualitas, maka masyarakat yang telah menyaksikan film ini kelak juga diharapkan menjadi tertarik untuk membaca komiknya kembali. 

Apalagi jika pihak Bumi Langit menciptakan universe komik baru yang berasal dari filmnya kelak, tentunya banyak penonton film yang akan rela membeli komik untuk mengetahui cerita lanjutan atau spin off dari film tersebut. Tentunya hal ini juga akan semakin membangkitkan geliat membaca komik lokal di masa depan. Diawali dari Gundala, maka peluang untuk berkembangnya komik dengan karakter lain pun akan terbuka lebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun