Menggabungkan elemen sepakbola dan zaman pra sejarah merupakan sebuah ide yang bisa dibilang cukup aneh dan out of the box. Bagaimana mungkin sepakbola yang baru ditemukan di abad ke-2 Masehi dan dipopulerkan mulai abad ke-16 Masehi bisa disandingkan dengan setting zaman batu? Namun itulah yang terjadi ketika kita menyaksikan film animasi terbaru produksi Aardman Animations,Ltd. dan British Film Institute(BFI) berjudul Early Man.Â
Sebuah film animasi stop motionasal Inggris yang berisikan aktor dan aktris ternama sebagai pengisi suaranya. Sebut saja nama-nama seperti Eddie Redmayne(The Danish Girl, Les Miserables) sebagai Dug, Tom Hiddleston(The Avengers,Thor,Kong) sebagai Lord Nooth, dan Maisie Williams (Game of Thrones,The Falling) sebagai Goona turut meramaikan film ini.
Sinopsis
Early Manmengisahkan petualangan pemuda zaman batu bernama Dug yang hidup di sebuah lembah hijau nan subur dan harus berjuang untuk mempertahankan tanah leluhurnya dari gangguan Lord Nooth yang jahat dan rakus serta ingin menjadikan lembah tersebut sebagai tambang logam. Dug dan kawanan sukunya terpaksa harus keluar dari lembah subur tersebut dan berjuang hidup di tanah yang tandus dan penuh binatang besar.Â
Dug yang pemberani dan memiliki tekad kuat akhirnya harus berhadapan dengan kerajaan zaman perunggu demi mengembalikan tanah leluhurnya yang direbut. Dengan iming-iming hadiah berupa pengembalian tanah leluhurnya, Dug dan kawan-kawan nya pun diharuskan memenangkan sebuah pertandingan olahraga yang sakral yaitu sepakbola. Sebuah olahraga yang ternyata juga memiliki hubungan dan sejarah yang panjang dengan para leluhurnya. Akankah Dug menang? Jawabannya bisa ditemukan setelah menyaksikan film ini.
Tentang Film Early Man
 Early man sendiri merupakan sebuah film animasi berjenis stop motion yang kehadirannya saat ini bisa dibilang sudah sangat jarang. Film ini juga menggunakan plastisin (sejenis dengan tanah liat) sebagai bahan pembentuk karakter (action figure) dan settingnya. Semenjak kesuksesan besar film Chicken Run di tahun 2000, sampai saat ini belum ada film bergenre animasi stop motionyang bisa mengulangi kesuksesan film Chicken Run.
Pendapatan film-film seperti Wallace and Gromit(2005), Corpse Bride (2005), Frankenweenie (2005)dan Kubo and the Two Strings(2016)Â tidak ada yang memiliki kesuksesan layaknya film Chicken Runtersebut.
Hal ini bisa dipahami mengingat tidak semua orang tertarik dengan animasi berjenis stop motion.Animasi yang terkesan kaku tersebut jelas membuat banyak orang melemparkan pandangannya pada animasi CGI(Computer Generated Images) yang lebih halus dan sedap dipandang, yang saat ini jamak ditemukan seperti pada film Minionsdan Trolls.
Di sisi rumah produksi pun, penggunaan bahan plastisin dan teknologi stop motionsangat tidak efektif dan memakan waktu yang lama dalam proses pengerjaannya. Bayangkan saja, butuh ribuan action figure plastisin dalam berbagai bentuk gerakan untuk menciptakan beberapa detik scene saja.