Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

[Review Film] Menyaksikan "Samson" Tanpa Delilah

21 Februari 2018   06:54 Diperbarui: 21 Februari 2018   12:06 5220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang Samson, saya pikir tidak mungkin ada orang yang tidak mengenalinya. Karakter ini juga diakui di 2 agama terbesar di dunia yaitu Islam dan Kristen. Di Islam, karakter ini dikenal dengan nama Nabi Syam'un AS, sementara di Alkitab dikenal dengan nama Simson/Samson.

Samson yang merupakan seorang yang diurapi Tuhan, memiliki kekuatan diatas rata-rata manusia normal dan memiliki kisah kepahlawanan yang fenomenal bak superhero. 

Bagaimana tidak, dengan hanya berbekal tulang rahang keledai, Samson bisa mengalahkan ribuan tentara Filistin yang menghadangnya. Hanya dengan tangan kosong, seekor singa besar mampu dibunuhnya dengan mudah layaknya membunuh seekor anak kambing. Dan tentunya banyak lagi hal-hal yang bisa dilakukan Samson dengan kekuatan yang dimilikinya.

Dan di tahun 2018 ini kita berkesempatan untuk menyaksikan visualisasi petualangan Samson di layar perak versi terbaru. Dikarenakan film ini produksi Hollywood, tentu sumber yang diambil berasal dari Alkitab, sehingga film ini juga masuk ke kategori "Faith based Movies"atau bisa disebut sebagai film Religi. 

Praktis, film ini juga menjadi film Samson versi Hollywood ke-2 setelah terakhir kali muncul di tahun 1949 dengan judul Samson And Delilah. Memang setelah itu juga banyak muncul film dengan judul Samson And Delilah, namun rata-rata film tersebut hanya berformat Direct to DVD dan tidak muncul di bioskop. Selain itu film-film lainnya rata-rata hanya mengambil tema Samson And Delilah, tapi setting dan kejadiannya jelas berbeda dengan apa yang ditampilkan dalam kitab suci.

Oke,kembali fokus ke review film.

Sinopsis

Film Samson ini menceritakan tentang pria Ibrani bernama Samson yang memiliki karunia dari Tuhan berupa kekuatan fisik yang luar biasa bahkan tidak ada tandingannya. Samson merupakan seorang yang Nazir dari lahirnya, yaitu seorang yang sudah ditetapkan untuk mengabdikan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Dan seorang yang Nazir haruslah menghindari minuman memabukkan seperti anggur dan tidak boleh mencukur rambutnya. 

Apabila ada pelanggaran terhadap hal tersebut, maka sudah bisa dipastikan kekuatan atau karunia yang dimiliki akan lenyap. Samson juga merupakan seorang pahlawan bagi bangsa Israel saat itu. Mereka percaya bahwa karunia, kekuatan dan nazir-nya Samson merupakan harapan bagi pembebasan bangsa Israel dari penjajahan bangsa Filistin yang notabene menyembah Dewa Dagon, bukan Tuhan. Samson adalah harapan bagi bangsa Israel untuk menjadi seorang hakim yang hebat pada masa itu.

Samson juga merupakan seorang pria yang mudah jatuh cinta dengan wanita. Hal ini digambarkan dengan kegemarannya melihat gadis-gadis yang berkumpul untuk menimba air di sumur, bahkan dengan beraninya mendekati seorang gadis Filistin yang jelas-jelas merupakan musuh terbesar bangsanya sendiri. Bahkan akhirnya pernikahannya dengan si gadis Filistin itu pun tidak bisa terelakkan.

Kisah cintanya dengan si gadis Filistin ini juga menjadi turning point terhadap semua kejadian yang akan dihadapinya kelak. Keputusan-keputusan yang diambil Samson kelak selalu tumbuh menjadi konflik yang akan menguji ketaatan dan iman dari Samson sendiri. Apakah Samson tetap berpegang teguh terhadap iman dan status nazir-nya? Atau Samson jatuh terhadap segala pencobaan yang ada di hadapannya? Tentunya jawabannya bisa disaksikan setelah menonton film ini.

Dan berikut ini beberapa pon review akan saya sampaikan dalam tulisan ini. Let's go!

Setting

Sebagai film faith based movies, sebenarnya film ini tidaklah buruk. Hal ini terlihat dari cukup seriusnya tim produksi film tersebut membuat Israel dalem bentuk CGI. Meskipun memang tidak bisa disandingkan dengan CGI seperti pada film-film Marvel, namun menurut saya sudah cukup baik. 

Toh dengan budget film yang konon hanya sebesar 4 juta USD, tentu tidak seharusnya kita mengharapkan CGI yang luar biasa. Selain itu, setting film di Afrika Selatan menurut saya sudah cukup baik. Menampilkan landscape yang kaya seperti hutan, gurun dan tebing batu yang juga memanjakan mata penontonnya.              

Karakter

Saya rasa kekurangan terbesar dari film ini adalah kekuatan serta chemistry antar karakter di filmnya. Samson tidak begitu diperankan dengan baik oleh Taylor James padahal Samson adalah karakter utama yang seharusnya memiliki kharisma yang lebih daripada aktor lainnya. Tapi sayangnya, kharisma tersebut rasanya tidak bisa ditampilkan lantaran sosok Samson sendiri yang inkosisten. 

Penggambarannya terkadang terlalu playboy bahkan cenderung seperti anak-anak. Padahal kita tahu, Samson merupakan seorang hakim agung di zamannya yang tentunya pendekatan karakternya mungkin bisa lebih seperti Bruce Wayne yang playboy namun tetap berkharisma. 

Karakter seorang raja jahat yang diperankan oleh Billy Zane pun seperti kurang mendapat porsi, justru Rallah yang diperankan oleh Jackson Rathbone yang terkenal dalam trilogi Twilight Saga yang cukup memberi warna pada film ini, meskipun karakter seorang pangeran yang licik ini cukup klise dan tidak original. 

Penggambaran hubungan antara Samson dengan Tuhan juga sebenarnya kurang begitu kuat, dia terkesan hanya memanggil Tuhan di saat keadaan genting.

Scoring

Film ini cukup terbantu dengan adanya scoring atau musik latar yang menurut saya cukup megah. Tabuhan drum khas musik-musik timur tengah dan orchestra yang megah di setiap scene peperangan Samson, cukup membantu merepresentasikan keadaan yang terjadi pada film.

Di Mana Delilah?

Disinilah salah satu keunikan film Samson terbaru ini. Jika biasanya Samson identik dengan Delilah, disini justru kita seperti "kehilangan" Delilah. Justru hubungan dengan dengan Taren yaitu istri Samson yang merupakan orang Filistin, yang lebih didalami ceritanya. 

Sedangkan peran Delilah yang sebenarnya sangat krusial terhadap masa depan Samson justru hanya diceritakan sedikit, sehingga chemistry antara Delilah dan Samson tidak terjalin begitu kuat dan terkesan terburu-buru hanya demi menyelesaikan inti ceritanya.

Pada akhirnya, secara garis besar film ini masih layak untuk disaksikan. Pesan tentang iman dan pengharapan kepada Tuhan saya rasa sangat relevan dengan kondisi dunia saat ini dan hal tersebut cukup disampaikan dengan baik oleh film ini. Sayang, chemistry antara Samson dengan Tuhan tidak begitu ditampilkan dengan baik sehingga tampak seperti angin lalu saja. Hubungan dengan Delilah pun seperti sayur tanpa garam, kurang greget.

Sebagai tontonan keluarga film ini sangat direkomendasikan, apalagi untuk disaksikan bersama anak-anak. Selain bisa mengenal sosok Samson, anak-anak juga bisa belajar sejarah dan mendapatkan pesan moral yang cukup kuat mengenai pentingnya hubungan dengan Tuhan dalam keseharian mereka. Dan tenang saja, karena film ini merupakan film faith based movies, tidak akan ditemui adegan yang kurang senonoh selain kissing scene. So pasti, anda akan tenang mengajak anak-anak menyaksikan film ini.

Selamat menonton !! Salam

*special notes : Thanks buat KOMIK yang sudah memberi kesempatan saya ikutan nobar film ini. Semoga bisa ikut event selanjutnya dan lebih dekat dengan KOMIKers yang lain. Salam :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun