Hujan deras mengiringi perjalanan saya ke Goethe Institute di jalan Sam Ratulangi no.9-15, Jakarta, di Hari Rabu tanggal 20 September lalu. Kesempatan yang akhirnya bisa saya dapatkan, mengingat tempat itu kerap mengadakan festival budaya ataupun acara hiburan lainnya dan sukses membuat saya penasaran. Selain itu kemacetan juga kerap terjadi apabila ada acara yang diadakan disitu. Membludaknya mobil yang parkir di pinggir jalan menjadi penyebabnya. Maklum, tempat parkir yang disediakan memang sangat sempit dan hanya cukup untuk menampung mobil performerataupun panitia.
Bagi yang belum tahu, Goethe Institute sendiri merupakan pusat kebudayaan Jerman di Jakarta yang berfokus untuk mempelajari kebudayaan Jerman dan memfasilitasi pertukaran budaya antar negara. Goethe Institute tidak hanya berada di Jakarta, namun juga di negara-negara lainnya yang memiliki hubungan diplomatik dengan Jerman.
Kembali ke pembahasan awal, perjalanan saya ke Goethe Institute Rabu lalu bukan tanpa tujuan. Disana saya menghadiri acara musik yang diadakan Goethe Institute dan diberi nama Alur Bunyi. Adapun acara alur bunyi tersebut menggantikan acara yang sudah exist sebelumnya yaitu Serambi Jazz. Alur bunyi sendiri memiliki konsep yang berbeda dengan serambi Jazz. Dimana pada Alur Bunyi, musik yang menjadi fokusnya adalah musik Elektronik yang saat ini eksistensinya sangat luar biasa. Sedangkan pada serambi Jazz, fokus musik yang ditampilkan adalah Jazz baik modern ataupun kontemporer.
 Dan asyiknya, acara ini free dan no reservation.Jadi, dengan kapasitas auditorium + 200 seat,hukum 'siapa cepat dia dapat' sangat berlaku. Dan jangan lupa, siap-siap parkir diluar apabila anda membawa kendaraan pribadi khususnya mobil.
Malam itu saya berkesempatan untuk menyaksikan live performance dari Gerald Situmorang yang kali ini tampil dengan konsep musik instrumental yang berbeda dibandingkan album-album sebelumnya. Malam itu juga ternyata menjadi malam perilisan album barunya yang berjudul Dimensions.Ya, album baru Gerald Situmorang ini tampil dengan nuansa elektronik yang kental namun tetap dipadu dengan progresi chorddan melodi khas seorang Gerald Situmorang.
 Jujur, malam itu menjadi yang pertama kalinya saya melihat live performance nya. Biasanya saya hanya melihat penampilannya di Youtubechannel ataupun mendengarkan beberapa lagunya secara streamingg di Apple Music atau Spotify.
 Dan penampilannya malam itu bisa dibilang sangat baik. Tidak hanya Gerald, namun personil band pengiringnya juga bermain dengan maksimal sehingga menghasilkan musik yang sangat apik. Gerald didukung oleh musisi-musisi muda yang talenta dan kiprahnya di Industri musik tanah air tidak bisa dipandang sebelah mata.
 Sebut saja ada Marco Steffiano (Drummer dan Music Director Raisa, Drummer Barasuara, dll) yang kali ini tidak hanya berkutat pada sequencer dan effect pada live performancesini, namun juga menjadi salah satu orang dibalik layar album dimensions bersama Adra Karim dan Randy MP. Kemudian ada Agung Munthe, seorang musisi multitalenta yang kali ini bermain synthesizer.Lalu ada Adra Karim, pianis jazz muda bertalenta yang sudah malang melintang di industri musik nasional, yang kali ini juga bermain synthesizer. Jessilardus Mates yang merupakan drummer muda bertalenta (session player musisi tanah air seperti Raisa, Monita, Isyana, dll)yang juga anak seorang musisi jazz senior tanah air, AS .Mates.
 Kali ini Jessi bermain E-drumsuntuk live performance. Randy MP yang merupakan produser,arrangerdan penulis lagu utuk beberapa musisi tanah air yang kali ini berperan untuk effects and soundscapes.Dan nama terakhir yaitu Baskoro Juwono yang merupakan lead vocal dan guitarist dari band alternatif tanah air, Dried Cassavamelengkapi kepingan puzzleband ini dengan voices-nya.
Penampilan mereka pun bisa dibilang sangat apik dan atraktif. Untuk bagian solo performancesyang dilakukan oleh Gerald sangat baik dan cukup membuat decak kagum. Bahkan ada beberapa penonton 'bule'yang berulang kali dibuat kagum ketika Gerald berhasil menyelesaikan part solo yang rumit dengan baik. Tak hanya Gerald, solo performancesdari Jessilardus maupun Agung Munthe dan Adra Karim juga tak kalah baik dan menariknya dengan Gerald Situmorang. Penonton pun banyak memberikan tepukan tangan ketika part solo berhasil mereka mainkan dengan mulus.
Terlihat dari banyaknya anak-anak muda usia belasan dan awal 20-an yang antusias melihat acara ini bahkan kemudian membeli cd-nya yang disediakan di depan pintu masuk auditorium. Hal ini mengindikasikan bahwa generasi millennialtertarik dengan segala hal yang bersifat baru dan jadi trendsetter musik saat ini, dan dalam hal ini adalah musik bertema elektronik. Selain tentunya juga mereka antusias terhadap sosok Gerald Situmorang itu sendiri, yang kualitas karyanya sudah mereka nikmati di album-Album sebelumnya seperti Solitude dan album GeSit Trio. Tak lupa, kontribusi nyelenehnya sebagai bassistpada band Barasuara.
Dalam launching album ini pun tidak hanya musik yang ditampilkan dengan maksimal, namun visualdan lightning juga berperan sangat baik untuk mendukung ke-'elektronik-an' acara launchingalbum ini. Tidak mewah, namun cukup untuk membuat penonton mendapatkan sebuah hiburan yang utuh di atas panggung. Visual yang ditampilkan pun merupakan animasi cartoon style yang unik dan sesuai dengan tema lagu yang sedang dibawakan.
Tata sound yang dihasilkan juga tergolong cukup baik. Saya yang kebetulan duduk di depan sound system juga tidak merasa terganggu dengan kerasnya suara yang dihasilkan speakerraksasa disana. Mulai dari lagu 'Enter The Dimensions' dan 'Parallel Universe' yang bernuansa Elektronik kental, sampai dengan 'Denyut Kehidupan' dan 'Space' yang kental nuansa akustiknya, tata suara yang dihasilkan cukup baik dan jelas. Saya tidak tahu bagaimana output yang dihasilkan di posisi berbeda, tapi seharusnya tidak ada masalah.
Tak lupa, sesi Q&A yang difasilitasi kurator yaitu Aksan Sjuman menjadi sesi yang seru untuk dinikmati. Disini audiencesbisa mengutarakan pertanyaannya kepada Gerald Situmorang di rentang waktu yang disediakan kurator. Dan tentunya, Q&A ini dijawab dengan slenge'anoleh seorang Gerald Situmorang yang tak jarang menghasilkan tawa bagi seisi ruangan.
Dan akhirnya, acara ini pun menghasilkan suatu kepuasan sendiri bagi para audience.Paduan musik, tata cahaya dan suara yang baik menghasilkan suatu acara musik dan launchingalbum yang akan terus diingat. Secara konsep sangat sederhana. Bukan tata cahaya atau panggung yang wowuntuk ukuran launchingalbum, namun menyatunya segala aspek membuat acara yang sederhana ini menjadi "naik level" dengan sendirinya. Penonton pun banyak yang mengabadikan acara ini lewat ponsel pintar mereka. Tata panggung yang dikemas sederhana namun menarik, juga penampilan seluruh personil band yang all outmembuat siapapun ingin mengabadikan momen dengan segera.
Akhir kata, perkembangan musik di Indonesia berkembang ke arah yang sangat positif. Saya sangat ingat beberapa tahun lalu radio dan televisi di indonesia begitu masif nya dipenuhi genre musik melayu dan akhirnya menimbulkan kejenuhan publik. Dan hadirnya musisi-musisi muda tanah air turut membawa perubahan musik Indonesia ke arah yang lebih positif dan kreatif. Dan Gerald Situmorang berhasil menjadi salah satu "agen perubahan" bagi musik Indonesia. Membawa pengetahuan musik instrumental berkualitas bagi generasi Millennial yang saat ini mungkin terlalu awam dengan nama-nama seperti Tohpati atau Dewa Budjana.
Dan acara Alur Bunyi ini pun menurut saya merupakan acara yang sangat baik bagi perkembangan musik tanah air. Karena lewat acara ini, bukan hanya musisi-musisi luar negeri yang diberi kesempatan unjuk gigi komposisi musik elektronik nya, namun juga memberi kesempatan muisisi tanah air yang memiliki kreatifitas musik elektronik untuk bisa menampilkan karyanya lewat sarana Alur Bunyi yang disediakan. Oh iya, acara ini rutin diadakan Goethe institute dengan menampilkan musisi yang berbeda tiap minggunya,dan untuk melihat update acaranya bisa mengunjungi situs berikut https://www.goethe.de . Bahkan, di setiap acara alur bunyi juga dibuatkan live streamingdi youtube channel Goethe Institute.
So,ayo kita dukung terus perkembangan musik tanah air. Dan bagi kalian penikmat musik tanah air, tidak ada salahnya mencoba membeli album baru Gerald Situmorang ini sebagai bahan referensi musik yang lebih baik.
Yuk, kita nikmati dimensi baru dari Gerald Situmorang..
Salam,
Yonathan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H