Leicester City menelan kekalahan keenamnya musim ini, sekaligus menjadi kekalahan terbesar sejauh ini. The Foxes kandas 2-6 di tangan Tottenham Hotspur. Alhasil, mereka duduk di dasar klasemen dengan bekal 1 poin dari 7 pertandingan.
Brendan Rodgers dan anak asuhnya menghadapi tekanan yang semakin besar.
 Bukan hanya mereka mengalami penurunan performa dari musim-musim sebelumnya, kini mereka dihadapkan dengan ancaman nyata terdegradasi dari Premier League.
Lantas, apa yang terjadi dengan Leicester musim ini? Apa yang salah dengan tim yang dua musim lalu masih bisa berebut tiket UCL dengan para raksasa itu?
Sejatinya, semuanya seperti berjalan salah untuk Leicester musim ini.
Namun, faktor utamanya adalah kondisi finansial klub. Dihimpun dari The Athletic, Leicester mencatat kerugian sebesar 120 juta dalam tiga musim terakhir dan terancam melanggar aturan Financial Fair Play (FFP). Maka dari itu, Leicester yang tidak berkompetisi di turnamen UEFA musim ini harus menghemat.
Selain berhemat, klub yang bermarkas di King Power Stadium ini juga perlahan harus mengurangi tagihan gaji dari pemain mereka. Salah satu yang mereka lakukan musim ini adalah menjual kapten klub Kasper Schmeichel ke Nice. Meski hanya dijual seharga 1 juta, tapi Schmrichel adalah salah satu penerima gaji terbesar di Leicester.
Selain itu, Leicester mendapat suntikan dana 72 juta dari hasil penjualan Wesley Fofana ke Chelsea, rekor penjualan termahal kedua klub setelah penjualan Harry Maguire ke Manchester United.
Leicester bahkan sempat mencoba menjual Caglar Soyuncu dan Boubakary Soumare meski akhirnya gagal terjual.
Namun, penjualan pilar-pilar mereka musim lalu tidak dibarengi dengan pembelian yang sepadan. Mereka hanya mendatangkan bek tengah Wout Faes dari Reims seharga 14 juta. Faes bahkan baru menjalani debutnya malam tadi.
Lubang-lubang dari sepeninggalan pilar-pilar mereka yang tak tertambal inilah yang menjadi masalah di lapangan. Kehilangan kiper dengan shot-stopping dan kepemimpinan seperti Kasper Schmeichel adalah lubang yang besar.
Alhasil, mereka kini menjadi tim dengan pertahanan terburuk di liga, kebobolan 22 gol hanya dari 7 laga, padahal menurut Understat xGA mereka hanya 12,75 yang artinya mereka kebobolan 9,25 gol lebih banyak dari seharusnya. Pun kehilangan Fofana juga menjadi situasi yang memperburuk keadaan.