Kemudian di tahun 2020 JNE kembali mengadakan workshop Wirausaha Muda ditahun 2020 di Politeknik Jember. Peran JNE sebagai mitra distribusi juga ingin memberikan edukasi kepada pelaku UMKM di Jember mengenai strategi penjualan dalam menghadapi tantangan pandemi dan pembatasan wilayah. Pada pelatihan-pelatihan tersebut dibagikan edukasi mengenai bagaimana packaging yang baik dan tampilan produk yang baik sehingga memiliki nilai yang kompetitif di pasaran.Â
Ibu Palupi sebagai peserta pelatihan JNE Ngajak Online mengatakan, "Pelatihan pada tahun 2019 di Kabupaten Jember memberikan dampak yang luar biasa terhadap perkembangan UMKM, kami dapat belajar online marketing, bagaimana meningkatkan pemasaran produk lokal kami. Ilmu pengetahuan itu juga kami coba infokan pada kelompok UMKM lain."
"Saya memilih JNE karena lokasinya strategis dimana-mana ada, serta lokasi JNE Pusat di Jember  dekat dengan rumah saya. Setiap hari bisa lima paket yang saya kirimkan. Kalau JNE berat 1,2 kg itu tetap dihitung 1kg. Senangnya itu membantu UMKM. Kalau ditempat lain sudah dihitung berbeda. Saya berharap bisa mendapat member JNE Loyalty Card kedepan." Ibu Palupi menjelaskan. Pada pelatihan itu, Ibu Palupi juga mendapatkan doorprize berupa smartphone dari JNEÂ
Produk Ibu Palupi dengan merek dagang Busadai dikemas dalam botol kaca dan botol plastik dengan berat 600 ml. Busadai adalah rempah-rempah asli Indonesia tanpa pengawet, tanpa pemanis buatan. Variannya mengusung minuman tradisional seperti jahe secang, pokak, kunyit asam, rempah campur dan bir pletok.Â
Kiprah Ibu Palupi di dunia UMKM sudah ia tekuni sejak lama. Aktivitas nya yang selalu energik dan membantu banyak startup UMKM di Jember didaulat menjadi Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi Asosiasi UMKM Jember. Bazar, pelatihan hingga berbagai pameran sudah menjadi rutinitas beliau.Â
"Selama pandemi banyak yang harus kita lakukan, inovasi dan kolaborasi adalah kunci semakin banyak koneksi akan semakin membuka peluang produk UMKM lokal kita dikenal. Tidak hanya berdiri sendiri, pelaku UMKM harus berkelompok" terang Ibu Palupi.Â
Indah sebagai pelaku UMKM yang mulai menggunakan teknologi digital, dan tergabung dalam kelompok UMKM klaster herbal dibawah asuhan Dinkop UM Jember di bimbing oleh ibu Palupi menyatakan, "Sebelum pandemi kami harus menempuh perjalanan 30km dari Tanggul ke Jember untuk berjualan menggunakan sepeda kami.Â
Namun sejak pandemi kami memasarkan secara online, pendapatan kami meningkat dari 50% hingga 80% dari biasanya. Berkat informasi dan pelatihan" Indah juga menyatakan akan mempelajari cara-cara pemasaran digital lainnya supaya pelanggan lebih puas.Â
Rupaya transfer pengetahuan dalam komunitas UMKM dengan seringnya mengikuti pelatihan dan diskusi serta kolaborasi berbagai pihak mendatangkan cuan bagi UMKM di Jember.Â