Pemilihan Presiden yang sebenatr lagi kita lakukan ini, tak lepas dari berbagai narasi buruk dan bahkan jahat yang menyudutkan sebuah atau dua pasangan lain. Narasi buruk yang memenuhi jagat maya kita ini membuat emosi banyak orang meluap dan kemudian menyalurkannya di beberapa tulisan atau spanduk yang bertebaran di sepanjang jalan di beberapa kota.
Memang, kampanye pilpres diwarnai oleh rivalitas dan ketegangan antarpendukung calon. Namun, kita harus sadar bahwa pilpres adalah hanya sebuah cara untuk mendapatkan pemimpin yang dimaui oleh mayoritas dan bukan untuk meniadakan rival lainnya. Setelah pemilu berlalu, kita tetap pada apa yang kita lakukan. Petani akan tetap menjadi petani, guru akan mejalankan kewajibannya menjadi guru, dokter juga melakukan hal yang sama, dan pegawai swasta, rohaniawan dan petugas kebersihan kembali harus menjalankan kewajiban profesinya.
Baik pendukung calon yang kalah dan yang menang tetap adalah bagian dari bangsa Indonesia dan punya filosofi Pancasila. Mereka harus menjalankan kewajiban sebagai warga negara dipimpin oleh presiden terpilih. Tidak ada Presiden terpilih, hanya diikuti atau dihormati oleh pendukungnya saja. Presiden terpilih, akan masuk dalam ranah konstitusi dan harud dihormati semua pihak sebagai presiden RI.
Pemilihan Presiden adalah salah satu cara dalam politik untuk mencapai keadilan, kesejahteraan, dan kemajuan kita. Jika kita dapat menghargai perbedaan pendapat dan bersatu dalam keragaman, persaudaraan kita akan tetap kokoh meski politik berganti arah.
Pada akhirnya kita harus tetap menjaga persatuan di luar ranah politik. Ini bisa dilakukan dengan memaknai dan melakukan butir-butir dalam pancasila yang selalu menjadi ciri khas Indonesia. Â Saat ada bencana alam, perbedaan politik seharusnya tidak lagi menjadi perhatian utama. Bersama-sama, kita harus bersatu untuk membantu sesama yang membutuhkan. Persaudaraan di sini tidak hanya kata-kata kosong, tetapi menjadi kekuatan yang nyata dalam mengatasi tantangan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H