Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Narsis Itu Sehat dan Memberi Keseimbangan

11 September 2021   14:19 Diperbarui: 11 September 2021   14:29 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang-kadang seseorang perlu berbangga pada diri sendiri. Ada saat-saat tertentu seseorang berdiri di depan cermin dan mengagumi dirinya. Atau paling tidak berbangga pada apa yang telah ia buat. Kebanggaan itu tidak harus berdasarkan penilaian orang. Ia bisa datang secara spontan walau hanya berupa bisikan nurani atau intuisi belaka.

Berlebihankah jika seseorang berbangga atas dirinya? Salahkah seseorang mengagumi diri sendiri? Atau sekurang-kurangnya, bolehkah seseorang berbangga atau hasil karyanya? Kembali kepada individu masing-masing dengan pengalaman sendiri-sendiri. Ia bukanlah sebuah larangan, sebaliknya bukan juga suatu keharusan.

Baiklah aku sertakan pendapat ahli tentang hal ini agar memberi pencerahan. Ia menjadi pembelajaran tidak hanya bagi pembaca tetapi bagiku sebagai penulis. Sekalipun aku yang menyampaikannya bukan berarti aku telah waham secara mendalam. Justru sebaliknya. Gegara aku mau memberitahukan bagi pembaca, aku dapat informasi keren dan bernas.

Apa itu narsis dan dari mana asal-usulnya? Berikut penuturan Mbak Wikipedia (untuk selanjutnya aku sebut Mbak Wiki). "Narsisisme (dari bahasa Inggris) atau narsisme (dari bahasa Belanda) adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang mengalami gejala ini disebut narsisis dalam bahasa Inggris disebut narcissist."

Sedehananya dikatakan bahwa narsis itu adalah tindakan menyukai atau mencintai diri sendiri secara berlebihan. Kawan, apapun itu jika berlebihan pasti dampaknya tidak baik alias berujung negatif. Tapi coba kita dengarkan lebih lanjut keterangan Mbak Wiki. Berikut uraiannya!  

Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir, bahkan Andrew Morrison berpendapat bahwa dimilikinya sifat narsisisme dalam jumlah yang cukup akan membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara kebutuhannya dalam hubungannya dengan orang lain. 

Narsisisme memiliki sebuah peranan yang sehat dalam artian membiasakan seseorang untuk berhenti bergantung pada standar dan prestasi orang lain demi membuat dirinya bahagia.

Biar aku catatkan kembali poin-poinnya, yaitu: Sifat narsis itu sudah ada sejak lahir, ia bisa memberi suatu keseimbangan, ia berperan secara sehat dalam diri seseorang. Jadi sekiranya sikap narsis ini diterapkan secara proporsional, pas dan tidak berlebihan akan sangat membantu.

Ia mengingatkan seseorang yang bernarsis bahwa ia memiliki sesuatu yang berharga. Karena itu, tak perlu lagi terus-terus bergantung harap pada orang lain. Tapi bukan berarti dia harus menarik diri dan memutuskan hubungan dengan orang lain. 

Nah, Mbak Wiki masih ingin memberikan satu informasi bernas tentang asal-usul narsis sebelum ia pamit. Ini dia: "Istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil tokoh dalam mitos Yunani, Narkissos (versi bahasa Latin, Narcissus), yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Ia sangat terpengaruh oleh rasa cinta akan dirinya sendiri dan tanpa sengaja menjulurkan tangannya hingga tenggelam dan akhirnya tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis."

Pembaca mungkin sedang mereka-reka pesan apa yang ingin aku sampaikan. Maka aku mau jujur bertutur bahwa hari ini aku ingin bernarsis padamu. Yaitu aku ingin menyampaikan kepadamu, sobat yang terhormat tentang apa kata orang atas karyaku. Ya, tulisan-tulisanku. Tidak semuanya aku hidangkan di hadapanmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun