Pesta, menurutku, adalah ungkapan kegembiraan bersama yang diwujudkan dengan tanggapan bersahaja. Tapi supaya dapat pemahanam yang lengkap biar kukutipkan pendapat Mbak Wikipedia. Ia berkata: "Pesta adalah sebuah acara sosial yang dimaksudkan terutama sebagai perayaan dan rekreasi."
Selanjutnya Mbak Wikipedia memberi kategori, demikian: Pesta dapat bersifat keagamaan atau berkaitan dengan musim, atau, pada tingkat yang lebih terbatas, berkaitan dengan acara-acara pribadi dan keluarga untuk memperingati atau merayakan suatu peristiwa khusus dalam kehidupan yang bersangkutan.
Apa pun kategorinya, pesta selalu ada suguhannya. Mesti ada makanan untuk menjamu tetamu yang berkenan ada di tenda sukacita itu. Hidangan yang disediakan tidak harus mewah. Dan juga bukan berasal dari para penjual jasa penyedia makanan. Orang kota menyebutnya dengan isltilah keren: Catering.
Kenapa? Karena fokusnya bukan pada makanan tapi kebersamaan. Sekali lagi, seperti kata Mbak Wikipedia, ia merupakan kesempatan untuk berbagai interaksi sosial. Yaitu tadi, kebersamaan antaranggota masyarakat yang ikut merayakannya. Secara sederhana, mereka membahasakannya dengan: Duduk kumpul-kumpul dan berbagi cerita satu sama lain.
Musik
Selain pesta dan makan-makan ala kami, di sana pasti ada musik. Dan seperti kebiasaan, ia bisa musik langsung atau tidak langsung. Langsung artinya ada pemain musik dan biduannya sekaligus yang menghibur. Sedangkan tidak langsung adalah memutar kembali musik rekaman dari media tertentu. Misalnya: Telepon pintar, laptop, USB (universal serial bus) yang dalam bahasa Indonesia, standar bus serial atau flashdisk.
Ketika musik sudah berkumandang berarti di sana ada varian ikutannya. Apa itu? Kami menyebutnya dengan istilah: Badansa. Istilah bahasa Indonesianya adalah berdansa, berjoget, atau menari. Badansa itu selalu berpasangan. Umumnya laki dan perempuan saling berpegangan dan meliuk mengikuti dentuman nada yang mengalun.
Aktivitas badansa ini tidak dibatasi usia, jenis kelamin, dan status. Siapa pun yang tergerak ingin mengekspresikan dirinya melakukan gerakan-gerakan berirama, disilakan. Dan seluruh arena akan penuh dengan berpasasang-pasang kaki yang menghentak-hentak bergerak dan terus berpindah hingga musiknya selesai.
Kalau musik berhenti, semua yang badansa akan kembali ke tempatnya. Dan akan bangkit lagi memperlihatkan kebolehan di tengah arena. Lalu duduk lagi. Begitu seterusnya hingga pesta usai yang tak jarang sampai matahari merekah.Â
Menyangkut musik, ada satu hal yang mungkin tidak dipunyai teman-teman dari daerah lain di Indonesia. Yaitu suara musik yang keluar dari pengeras suara sangat menggelegar. Suaranya tidak hanya memekakkan telinga orang yang ada di acara itu, tetapi bisa kedengaran hingga radius satu kilometer. Bahkan pohon-pohon seperti mau terbantun karena getaran dari dentuman basnya.
Alkohol