Â
Nama senantiasa melekat pada sesuatu sebagai identitasnya. Orang mengenal sesuatu itu karena ada sebutan yang menempel padanya. Oleh karena itu, dari nama tersebut ia dapat dikenal secara luas. Artinya sebuah nama memiliki kedalaman makna dan semua yang berkelindan di dalamnya.
Tidak ada satu makhluk atau benda apapun di dunia ini yang tidak punya nama. Mulai dari yang besar dan kasat mata hingga yang halus tak terlihat ada namanya. Dengan nama itu ia mudah diidentifikasi. Mudah dikenali. Dengan adanya nama mempermudah kita untuk mengetahui apa siapa dia itu.
Apa itu nama? Menurut Mbak Wikipedia: Nama adalah sebutan atau label yang diberikan kepada manusia, tempat, produk dan bahkan gagasan atau konsep yang biasanya digunakan untuk membedakan satu sama lain. Nama dapat dipakai untuk mengenali sekelompok atau hanya sebuah benda dalam konteks yang unik maupun yang diberikan.
Sampai pada paragraf ini, teman-teman mungkin bertanya: Judul tulisan ini apa? Yaitu apa artinya? Sebab judulnya sudah bertengger di puncak tulisan. Tapi belum ada uraiannya sama sekali tentang maknanya. Gelap!
Ini dia, sobat! Aku sedang mengurainya untukmu. Judul di atas sengaja kupantrikan dalam bahasa Timor. Kesengajaan itu terbersit karena isi tulisan ini menggiringku ke sana. Yaitu tentang kampung-kampung yang namanya tercetus dari kata-kata bahasa Timor.
Awalnya aku memberinya judul: Nama dan Semua yang Berkelindan di Dalamnya. Tapi aku berubah pikiran seperti alasan di paragraf sebelumnya. Dan kuganti dengan kosa kata bahasa Timor seperti yang tertera sekarang: Au Kan Ki artinya namaku. Ada aura kebanggaan ketika kami di Timor mengucapkan: Au kan ki. Namaku!
Sehubungan dengan nama seperti terurai di atas, ada yang ingin aku sampaikan kali ini. Aku akan memberikan sedikit informasi tentang tempat kecilku yang terpencil ini. Ya, aku ingin para pembaca kenal lebih dekat dengan Tilong. Berarti termasuk kampung-kampung lain seperti yang pernah kutulis dan tayangkan beberapa waktu lalu.
TilongÂ
Tentang nama Tilong, aku mengutip tulisan dari seorang penulis senior NTT yaitu: Roni Bani. Aku mengutipnya seara langsung dari blog pribadi atas seijin beliau tentunya. Ini alamat blognya: https://uminiibaki.blogspot.com/2020/08/tilon-atau-tilong.html.
...Nama Tilon, yang sekarang menjadi Tilong. Sebagai Atoin Meto (orang Timor, pen.) yang terus belajar, saya paham bahwa ada varian dialek Uab Meto (bahasa Timor, pen.), yang menyebabkan lafal berbeda, di antaranya /tilon/ atau /tiron/. Pertanyaannya, apa artinya?