Ini suatu keniscayaan. Sebab tanpa kecintaan, ia tak akan mampu menyampaikan secara menarik. Sebaliknya, dengan mencintai mata ajar yang diampunya ia akan mengeksplor segala dayanya demi membuatnya (mata pelajaran) disukai oleh para muridnya. Malah dicintai selamanya.
Adalah wajar bahwa seseorang terbentuk karena pengaruh lingkungan di mana ia berada. Oleh sebab itu, kemungkinan dia tidak pernah bercita-cita menjadi guru olahraga, tetapi karena terlanjur berada di lingkungan itu, jadilah ia seorang guru olahraga.
Dirinya terbentuk melalui segala kompleksitas keguruan olahraga itu. Yaitu dimulai dari caranya memandang kehidupan dan cara menjalaninya. Lebih khusus lagi, caranya berpikir dan bertindak. Termasuk caranya berpakaian dan bersikap.
Kuasai Teknik Dasar Cabor yang Diajarkan
Mencintai mata pelajarannya saja tidaklah cukup sebagai modal menjadi seorang guru olahraga. Masih ada hal-hal lain yang juga penting dikuasai. Yaitu menguasai teknik dasar setiap cabang olahraga yang diajarkan di lembaga pendidikan formal. Dari jenjang esde, esempe, dan esema atau esemka.
Cabang olahraga apa sajakah yang diajarkan di sekolah? Ada 4 kelompok cabang olahraga yang biasa dan semestinya diajarkan di sekolah sesuai dengan kurikulum. Kelompok cabor itu adalah: Atletik, Permainan, Senam, dan Renang.
Oleh karena itu, mereka yang berikeinginan menjadi guru olahraga kudu kuasai teknik dasar: Atletik (lari, lompat dan lempar), Permainan (sepakbola, voli, basket, futsal, dll), Senam (terutama senam lantai) dan Renang (gaya bebas, dada, punggung dan kupu-kupu). Menurut hemat saya, ini harus dimiliki setiap guru olahraga.
Dengan penguasaan teknik dasar itu ia akan mampu mengajarkan olahraga dengan baik. Ia akan dapat memberi instruksi yang benar tentang setiap cabang olahraga yang diajarkan. Dengan demikian pula anak-anak akan memiliki keterampilan yang benar sehingga menghindarkan mereka dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Mencintai Anak Muridnya
Mencintai anak murid artinya ia harus memperlakukan mereka seperti anak sendiri. Ia tidak boleh membeda-bedakan satu dengan yang lainnya. Semua mendapatkan pelayanan yang sama dalam pembelajarannya. Tidak ada yang dianakmaskan atau dianaktirikan.
Dengan rasa cintanya itu ia tidak akan membiarkan satu pun dari mereka terabaikan di setiap pembelajarannya. Ia akan membuat yang kurang terampil menjadi terampil dan yang sudah bagus menjadi lebih baik lagi.