Rau Kattu adalah sebuah prosesi jemput mengantar jasad orang Sabu dari perantauan ke tanah kelahirannya. Sebuah prosesi penjemputan pengantaran simbolik berupa barang peninggalan mendiang. Ritual ini telah membudaya dan berurat akar di masyarakat Sabu.
Jadi bukan jasad yang dibawa ke tanah leluhurnya, tetapi benda atau barang yang pernah dikenakan oleh orang yang telah meninggal. Benda itu berupa pakaian (baju dan celana) serta selimut (sarung) dan yang sejenisnya yang dikenakan saat menemui ajalnya.
Rau Kattu dijemput dan diantar oleh kerabat dari kampung halamannya. Yaitu keluarga mendiang yang masih ada di tanah kelahirannya. Mereka adalah orang-orang yang diutus khusus datang untuk menjemput 'jasadnya' di tanah perantauan.
Dalam kepercayaan mereka, Rau Kattu yang dibawa bukan 'jasad' tetapi orang yang sedang sakit. Sehingga saat di tanah kelahirannya, ia tidak langsung 'dikubur.' Tetapi disemayamkan sehari terlebih dahulu.
Kemudian kaum kerabat di Sabu akan diberitahu bahwa ada 'orang sakit' yang datang dari rantau. Lalu setelah para kerabat dan hadaitaulan berkumpul baru dilaksanakan prosesi Rau Kattu.
Pembaca yang budimana, demikian bagian pertama dari rangkaian ritual Rau Kattu mendiang Lakki Jira. Tentang perjalanan Rau Kattu dan upacara atau prosesinya di Sabu akan menyusul.
Â
Tilong-Kupang, NTT
Kamis, 20 Agustus 2020 (08.24 wita)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H