Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Idul Qurban dan Semangat Berkorban

31 Juli 2020   11:21 Diperbarui: 31 Juli 2020   11:18 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Hari Jumat ini tanggal tiga puluh satu Juli tahun dua ribu dua puluh adalah hari special bagi umat Islam se antero dunia. Sebab hari ini mereka merayakan hari raya Qurban. Nama lainnya adalah Lebaran haji atau Iduladha.  

Hari raya Qurban atau Iduladha dalam bahasa Arabnya. Apa itu Iduladha? Dalam Wikipedia dijelaskan demikian: "Iduladha adalah sebuah hari raya Islam. Pada hari ini diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika nabi Ibrahim, yang bersedia mengorbankan putranya Ismail untuk Allah, kemudian sembelihan itu digantikan oleh-Nya dengan domba."

Hari raya Qurban diawali dari kerelaan nabi Ibrahim menyerahkan anaknya, Ismail sebagi korban. Korban yang akan dipersembahkan kepada Allah. Ketika Allah meminta Ismail, nabi Ibrahim tidak mempertahankannya. Ia melepaskan haknya.

Kerelaan nabi Ibrahim menjadi contoh bagi umat Islam dalam praktik dalam hidup selanjutnya. Bahwa di hari yang istimewa ini setiap orang harus berani berkorban demi saudara-saudaranya. Mereka mengorbankan apa yang dipunyai untuk orang-orang yang tak berpunya. Yang dalam istilah lazim, kaun duafa.

Ini diwujudkan dengan menyembelih hewan seperti lembu atau kambing sebagai perlambang mendekatkan diri pada Allah sang Pencipta. Kemudian hasil sembelihan itu diserahkan kepada para kerabat dan mereka yang fakir.

Mereka yang berkesempatan berqurban dan menyerahkan kepada kaum fakir sama dengan telah melepaskan haknya. Mereka tidak mempertahankan apa yang seharusnya menjadi miliknya. Tapi mereka lebih merelakannya untuk mereka yang lebih membutuhkannya.

Ini adalah bentuk ibadah yang menyenangkan hati Tuhan. Dan dari ibadah ini Ia akan mengembalikannya berlipat kali ganda kepada mereka yang berkorban untuk berqurban. Jadi ada semangat berkorban di hari raya Qurban ini.

Nah, melalui tulisan ini saya ingin mengajak pembaca untuk berbagi pendapat tentang berkorban. Bukan qurbannya tapi semangat berkorbannya. Semangat berkorban dari orang-orang kaum duafa hak. Mereka telah berkorban tapi tidak mendapatkan haknya.

Dalam sebuah bincang ringan dengan beberapa teman mereka menceritakan ini. Mereka menceritakan bahwa mereka telah berkorban demi kemajuan lembaga di mana mereka bekerja. Namun mereka tidak mendapatkan haknya selama kurang lebih tujuh tahun ini.

Dalam kondisi ini apakah mereka bisa melepaskan haknya kepada kaum duafa di hari raya Qurban ini? Mereka hanya berdoa semoga semangat berkorban mereka mendapat ridho. Dan semoga pengorbanan mereka berbuah manis di hari raya Qurban ini.

 

  

Tilong-Kupang, NTT

Jumat, 31 Juli 2020 (12.00 wita)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun