Mohon tunggu...
Yoli Aprila
Yoli Aprila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syech M Djamil Djambek Bukittinggi

"Jika kau tak sanggup berlari maka berjalanlah, namun Jika kau tak sanggup berjalan maka merangkaklah Karna ap yg menjadi tujuanmu Maka capailah smpai finishnya." Belajar menCinta seni al-qur'an dan Filsafat Ig:_langitbiru_art22

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsep Tuhan oleh Filsuf Hebat Yunani Kuno

21 Desember 2022   12:45 Diperbarui: 21 Desember 2022   12:54 1406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan dalam Filsafat Yunani kuno

Zaman Yunani kuno bermula pada abad ke-6 SM sampai abad ke-5 M. Kepercayaan manusia pada saat itu masih sangat besar pada kekuatan supranatural, seperti kepercayaan kepada dewa dewi Olimpus. Proses pematangan itu berlanjut pada masa keemasan filsafat Yunani dengan keberadaan tokoh-tokohnya seperti Sokrates, Plato, dan Aristoteles.

 Kemunculan tokoh-tokoh tersebut diasumsikan dimulainya usaha melepas ketergantungan pada mitos-mitos dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Mereka mulai mengandalkan rasio walaupun belum banyak mengubah cara berpikir masyarakat Yunani kuno secara keseluruhan. Filsafat Yunani kuno disebut abad keemasan. Pada abad ini sudah mengenal agama, tetapi banyak konsep Tuhan. Melemahnya otoritas Gereja dan menguatnya otoritas sains.

Thales (624-546 SM)

Mengajukan prinsip dari segala sesuatu ialah air. Akan tetapi, dia pula yang menyatakan : "segala sesuatu dipenuhi oleh dewa-dewa". Bisa dimengerti bahwa pengertian Tuhan pada para filosof itu pun masih mengandung muatan religius (agama Yunani) seperti yang bersumber dari mitologi Homerus.

Plato (429-347 SM)

Tuhan menurut Plato tidak memikirkan apa-apa, sebab ia terlalu Suci untuk berfikir. Idea yang dominan adalah idea kebaikan. Plato tidak pernah menyebut kebaikan sebagai Tuhan. Akan tetapi, para dewa adalah lebih rendah dibandingkan idea-idea.

Aristoreles (384-322 SM)

Menurut Aristoteles jiwa bukanlah dewa abadi seperti jiwa Platonis, melainkan ditentukan untuk binasa bersama tubuh. Menurut Aristoteles, Tuhan adalah Maha Suci dan karena ke Maha-Suciannya itulah maka Tuhan tidak memikirkan segala sesuatu yang di ciptakan-Nya.

Epikuros (341-270 SM)

Berpandangan bahwa dewa-dewa adalah pengada-pengada material subsisten kekal yang kesuciannya yang sempurna menuntut mereka tidak pernah mengkhawatirkan apapun juga, khususnya manusia.

Kaum Stoa

Bagi kaum Stoa karena ada baik satu jagad, yang terdiri atas segala sesuatu, dan satu Tuhan yang imanen dalam segala hal, dan satu substansi, dan satu hukum, satu akal budi bersama untuk semua ciptaan inteligen dan satu kebenaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun