Mohon tunggu...
Yola Widya
Yola Widya Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penyuka kuliner dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pradipta Suarsyaf, Pejuang Kesehatan Jiwa

1 September 2024   08:36 Diperbarui: 1 September 2024   08:52 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu itu saya teringat sedang asyik sarapan nasi kuning di warung pinggir jalan. Kebetulan ibu pemiliknya enak diajak ngobrol. Beliau banyak bercerita, terutama tentang anak-anaknya yang sedang kuliah di sebuah kota besar. Kami pun terlibat pembicaraan menarik tentang perjuangan single mom membiayai anaknya sekolah. Tak lama berselang ada keributan di seberang jalan. Saya yang penasaran bergegas mengintip lewat tirai tenda. Di seberang sana saya melihat ada seorang wanita yang tengah dipaksa masuk ke dalam ambulance. Wanita itu sekuat tenaga menolak dibawa masuk ke dalam mobil/

Ibu pemilik warung menceritakan wanita itu dari kemarin sore sudah ada di depan rumah sakit (di seberang jalan warung ada rumah sakit umum). Ternyata wanita itu baru keluar dari rumah sakit jiwa. Entah apa yang membawanya ke depan rumah sakit umum. Waktu malam hari bahkan sempat membuat keributan, dilanjut kambuh lagi ketika subuh. Akhirnya petugas rumah sakit berinisiatif mengantar wanita itu ke keluarganya. Miris melihatnya. Kenapa bisa wanita itu lepas dari pengawasan keluarganya? Kenapa bisa tidak ada yang menjaganya hingga luntang lantung di jalanan? Bukankah care giver memang seharusnya terdiri dari orang-orang terdekat?

Ingatan saya sempat kembali ke beberapa hari lalu ketika menemukan beberapa ODGJ yang berkeliaran di jalan. Sangat memprihatinkan, padahal jika ada yang peduli dari awal mereka pasti dapat diselamatkan dari depresi beratnya. Kesehatan jiwa mereka semakin parah karena tidak ada peduli. Tidak ada yang cepat tanggap dengan perubahan perilaku mereka. Jika tidak ada  yang peduli, jumlah ODGJ akan terus bertambah. Bahkan survey dari I-NAHMS (Indonesia National Adolescent Mental Health Survey) tahun 2022, sekitar 1 dari 20 remaja usia 10-17 tahun didiagnosis memiliki gangguan mental. Menggelisahkan bukan? Sebenarnya apa saja pemicu dari gangguan mental sehingga jumlahnya makin bertambah?

Beberapa Penyebab Gangguan Mental

Penyebab terjadinya gangguan mental sangat kompleks. Namun pada kebanyakan kasus, gangguan mental terjadi karena adanya traumatis yang dialami penyintas.

  • Mengalami traumatis dalam kehidupan, seperti kehilangan orang tua, pasangan, saudara, dan orang terdekat lainnya. 
  • Faktor genetik. Ada yang mengalami gangguan mental di garis keturunannya, bisa dari ibu atau ayah.
  • Bullying atau perundungan yang mengakibatkab depresi hingga terindikasi terkena gangguan mental.
  • Tekanan hidup yang berlebihan, seperti kehilangan pekerjaan yang berimbas pada melemahnya ekonomi.
  • Tertekan karena pekerjaan, dan banyak pula pelajar yang tertekan karena pelajaran di sekolah.
  • Mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
  • Traumatis akibat mendapat kekerasan sewaktu anak-anak.

Begitu banyak faktor yang dapat menyebabkan gangguan mental. Dan dapat terjadi pada siapa saja, bahkan orang-orang terdekat sekalipun. Saya sendiri punya teman yang sempat mengalami gangguan mental karena pacarnya yang berjanji menikah dengannya tak kunjung datang juga. Cukup lama juga teman  saya ini menunggu pacarnya datang. Beruntung keluarganya sigap, jadi cepat tertolong.

Apa Yang Harus Dilakukan Ketika Mendapati Seseorang Terkena Gangguan Mental?

Sudah seharusnya cepat tanggap ketika mendapati perilaku yang tidak wajar dari orang yang kita kenal. Terutama ketika tahu ada trigger yang menyebabkan perubahan tersebut.

  • Segera bawa pasien ke psikiater untuk didiagnosis
  • Dampingi selama pengobatan baik ketika di rumah sakit maupun di rumah
  • Jangan dibiarkan sendirian, tapi harus diberi perhatian ekstra
  • Berikan kesibukan yang sesuai dengan minatnya, hal ini dapat membantu pemulihan pasien menjadi lebih cepat
  • Ingatkan selalu untuk minum obat selama pengobatan berlangsung
  • Berikan semangat dan dukungan penuh untuk pasien

Beberapa Hal Yang Menjadi Kendala Pengobatan Penyintas Gangguan Mental

Banyak dari penyintas gangguan mental yang dibiarkan begitu saja. Padahal jika cepat diobati tidak akan menjadi semakin parah sakitnya.

  • Keluarga menganggap gangguan mental sebagai aib, jadi malu untuk dibawa berobat
  • Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan jiwa, sehingga menganggap tidak perlu dibawa ke psikiater
  • Banyak penyintas yang berasal dari keluarga kurang mampu sehingga tidak dibawa berobat
  • Masih mempertahankan kebiasaan tidak manusiawi seperti memasung pasien, dikurung, dan dikucilkan dari masyarakat sekitar.

Pradipta Suarsyaf dan Program ODGJ Asuh

dr. Pradipta Suarsyaf, MMRS, FRSPH selaku direktur RS Lancang Kuning menyadari kenyataan ini. Bahwa masih banyak penyintas gangguan mental yang tidak tersentuh oleh pengobatan karena kendala ekonomi. Karena itu, RS Lancang Kuning mengadakan program ODGJ Asuh agar penyintas gangguan mental di wilayah Riau yang kurang mampu mendapatkan layanan kesehatan jiwa secara optimal. Ada beberapa alasan didirikan program ODGJ Asuh.

  1. Kasus ODGJ yang meningkat
  2. Layanan kesehatan jiwa yang terbatas di provinsi Riau. Hanya ada 3 rumah sakit termasuk RS Lancang Kuning yang memberi pelayanan
  3. Banyaknya penyintas gangguan mental yang kurang mampu secara finansial
  4. Masih banyak masyarakat yang belum paham cara menangani ODGJ. Masih banyak yang dipasung, dikurung, dikucilkan, serta dijauhkan dari masyarakat

RS Lancang Kuning menjalankan program ODGJ Asuh yang melayani penyintas mulai dari pengobatan pre hospital, hospital, dan post hospital. Adapun tujuan program ini diadakan untuk mengentaskan permasalahan pasien ODGJ yang meliputi :

  1. Permasalahan sosial, agar ODGJ tidak jadi beban keluarga dan masyarakat.
  2. Permasalahan ekonomi, agar ODGJ dapat berobat secara layak hingga sembuh terutama bagi keluarga kurang mampu.

Dalam pelaksanaan program ODGJ Asuh, RS Lancang Kuning bekerjasama dengan dinas kesehatan, dinas sosial, RSUD dan swasta, juga puskesmas terkait. Selain itu bekerjasama pula dengan lembaga filantropi seperti Dompet Dhuafa Riau, cors dai Dompet Dhuafa Riau, serta lembaga kemanusiaan lainnya.

Ke depannya, RS Lancang Kuning memiliki misi menjadi center of health terdepan dalam pelayanan kesehatan jiwa yang berpihak pada kelompok kurang mampu di Riau dan di Indonesia.

Pelatihan Untuk ODGJ

Tidak berhenti di situ, ODGJ yang sudah sembuh kenyataannya masih sulit diterima keluarga dan masyarakat. Mereka kerap ditolak. ODGJ yang sudah sembuh juga sering menimbulkan konflik karena mengganggu orang serta tidak memiliki pekerjaan.

Untuk itulah, RS Lancang Kuning kerjasama dengan Sentra Abiseka Pekanbaru untuk memberdayakan mereka melalui pelatihan agar bisa mandiri. Pelatihan dilakukan selama 3 bulan. Setelah dianggap bisa mandiri mereka dikembalikan pada keluarga. Sentra Abiseka adalah lembaga di bawah Kementrian Sosial yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat.

RS Lancang Kuning juga membuka konseling untuk korban perundungan atau bullying. Layanan konseling psikolog ini untuk anak dan remaja yang mengalami perundungan terutama di medsos. Banyak dari mereka yang mengalami tekanan mental bahkan stres yang mengakibatkan gangguan jiwa.

Penghargaan ASTRA Satu Indonesia Awards

Jerih payah Pradipta Suarsyaf beserta RS Lancang Kuning membuahkan hasil. Bakti pada kesehatan jiwa mengantarkan Pradipta Suarsyaf mendapat penghargaan ASTRA SATU Indonesia Awards kategori kesehatan tahun 2023. Penghargaan ini membuktikan program ODGJ Asuh mendapat apresiasi yang tinggi dari masyarakat Indonesia.

Kesehatan jiwa memang penting. Dan merupakan tanggung jawab kita bersama untuk memberikan perhatian pada ODGJ agar mendapatkan pengobatan yang layak. Terlebih lagi agar mereka dapat kembali berdaya guna serta diterima oleh lingkungannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun