Memiliki dan membangun usaha itu tidaklah mudah. Hal ini saya rasakan benar ketika mencoba memulai usaha. Waktu itu saya mencoba peruntungan dari usaha berbasis online terlebih dahulu. Sambil berjalan sambil belajar prinsip saya saat itu. Memang tidak mudah karena masih meraba-raba. Apalagi saya masih belum memiliki pengalaman berjualan online. Dan masih kesulitan juga untuk menentukan keinginan pasar. Barang seperti apa yang pembeli inginkan? Apa yang mereka butuhkan. Saya pernah mengganti produk yang dijual tiap minggu demi mempelajari barang apa saja yang perputaran uangnya cepat.Â
Dari sini pula saya belajar jika konsumen itu cepat bosan. Mereka membeli barang kebanyakan karena penasaran. Ingin tahu seperti apa rasa dari camilan yang saya jual, atau ingin tahu kelebihan barang yang saya jual dibanding produk lain. Ternyata mereka lebih cepat tergoda untuk membeli apabila barangnya itu baru mereka kenal dari iklan saya. Konsumen juga akan tertarik untuk membeli apabila barang yang saya jual lebih murah harganya dan kemasannya berbeda dari produk sejenis yang telah mereka kenal.Â
Kemudian saya juga pernah mencoba untuk membuka usaha offline. Tantangannya di sini lebih besar daripada jualan online. Saya harus belanja, mengolah, dan berjualan sendirian. Sama sekali tidak mudah, karena sebenarnya sebuah usaha itu tidak akan bisa dikelola sendirian. Harus ada tangan lain yang ikut membantu kita menjalankan usaha tersebut. Jangan pula sering mengeluh karena menarik pelanggan itu tidaklah mudah. Yang terpenting jangan pantang menyerah, karena kita takkan pernah tahu kapan dagangan akan laris manis. Bercermin pada pengalaman, membangun usaha memang tidak mudah, karena itu saya kagum pada Resika Caesaria, owner Ratu Cimol Banyumas. Chika piawai dalam mengembangkan usahanya sehingga mengantarnya menerima penghargaan dari Astra pada 2014 di bidang kewirausahaan.
4 Tips Membuka Usaha
Kesuksesan itu tidak datang begitu saja, selalu ada pengorbanan dan kerja keras dibaliknya. Seperti halnya para wirausaha, mereka bisa memiliki usaha seperti saat ini diawali dari jatuh bangun terlebih dahulu. Berdasarkan pengalaman, ada beberapa tips yang dapat dipelajari untuk memulai sebuah usaha.
Modal, seringkali masalah modal menjadi penghalang. Padahal tidak perlu bermimpi hal yang muluk-muluk dulu. Mulai saja dari modal seadanya. Karena modal akan bertambah seiring berjalannya usaha. Demikian juga dengan modal peralatan. Alat-alat pendukung pasti akan semakin lengkap seiring dengan waktu.
Tempat, masalah tempat bagi yang membuka usaha offline seringkali jadi kendala pula. Akan lebih baik jika membuka usaha itu dari tempat yang sudah ada, seperti di rumah. Selain menghemat uang, membuka usaha di rumah juga bisa menghemat tenaga. Karena tidak perlu mengangkat atau memindahkan barang ke tempat lain intinya.
Produk, memang tidak mudah menentukan produk apa yang akan dijual. Membuat dan menjual produk buatan sendiri lebih baik, walaupun memang tidak mudah. Pastikan produk yang akan dijual memang dibutuhkan dan dapat menarik minat pembeli. Baik dari segi kemasan, rasa, maupun harga.
Market, wajib diingat, untuk menjual barang harus sudah ada pasarnya dulu. Apapun jenis barang yang akan kita jual pastikan market yang ditujunya itu sesuai. Paling mudah menjual barang pada orang-orang terdekat dahulu, seperti keluarga, tetangga, atau teman.
Ratu Cimol Banyumas
Cimol bukan camilan yang asing. Jajanan berbahan dasar tepung kanji ini memang disukai semua usia. Biasanya cimol dicampur dengan berbagai bumbu rasa. Ada juga yang menggunakan bumbu kacang. Penganan yang sangat sederhana menurut saya. Karena itu saya kagum pada Resika Caesaria asal Banyumas yang hingga bisa memiliki franchise dari camilan ini. Bayangkan, dari bahan yang sederhana ini omzet Chika per tahunnya bisa mencapai angka miliaran. Dan semua berawal dari modal 63 ribu saja! Yang paling patut diacungi jempol adalah ia memulai usahanya dari usia 16 tahun. Sangat luar biasa! Tentu saja semua ini diawali dari jatuh bangun dan mencoba berbagai produk jualan.
Berasal dari keluarga sederhana, Chika memutuskan membantu keluarga dengan berjualan ketika masih duduk di bangku SMA. Ayahnya yang telah lanjut usia terpaksa berhenti dari pekerjaannya sebagai supir karena alasan keselamatan. Chika sadar dia harus tetap lanjut sekolah. Karena itu ia mulai berjualan berbagai penganan. Awalnya Chika sempat berjualan batagor dan kue, tapi respon pembeli kurang memuaskan. Hingga akhirnya ia beralih pada cimol. Tidak disangka-sangka penjualannya terus meningkat hingga memiliki reseller dan franchise.
Mengusung misi sosial yang mulia, Chika berniat membantu mereka yang ekonominya lemah dan membutuhkan pekerjaan. Menurut saya misi inilah yang membuat usahanya berkembang pesat. Mitra-nya semakin bertambah, hingga tahun 2020 telah mencapai jumlah sekitar 600 an. Chika mulai belajar tentang manajemen usaha seiring waktu. Keuntungan dari penjualan ia bagi dua, sekitar 30 persen ditujukannya untuk sosial. Bagi mitra terpilih ia memberikan bantuan bantuan modal serta franchise gratis. Ia memang mengutamakan mitra yang minim modal dan tidak memiliki pekerjaan.
Chika ingin mitranya menjual cimol sendiri tanpa bantuan pihak ketiga. Hal ini ia maksudkan untuk menanamkan jiwa usaha sekaligus merasakan perjuangan membangun usaha itu seperti apa. Misi sosial ini telah mengantarkannya menjadi penerima penghargaan Astra SATU Indonesia Awards pada tahun 2014.
Memiliki dan membangun usaha itu tidaklah mudah. Karena itu saya selalu salut pada mereka yang pantang menyerah mengembangkan usaha sendiri. Seperti halnya Resika Caesaria yang berhasil membawa harapan baru bagi mereka yang membutuhkan pekerjaan. UMKM menyumbangkan pendapatan yang besar bagi negara. Saat ini kemandirian UMKM terus dipompa agar mampu bersaing secara internasional. Sudah sewajarnya pula kita ikut mendukung produk dalam negeri agar mampu bersaing dengan produk luar negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H