Sadarkah kita, bahwa terkadang keyakinan kita juga adalah sesuatu kesia-siaan? Misalkan!
Kita percaya Allah adalah maha baik, maka seharusnya baiklah hati kita sebagi umat-umatnya. Jika tidak, maka sia-sialah kepercayaan kita itu.
Kita juga yakin Allah adalah maha cinta dan kasih, maka rasa cinta kasih seharusnya ada pada diri kita sebagai umat-umatnya. Jika tidak, maka sia-sialah keyakinan kita itu.
Tidak hanya itu, kita juga mengimani Allah adalah maha pengampun, maka seharusnya rasa saling mengampuni ada dalam diri kita sebagai umat-umatnya. Jika tidak! Maka, sia-sialah iman kita itu.
Yang paling dasar dalam iman kita adalah mengimani Allah sebagai pencipta manusia. Maka, rasa kemanusiaan itu seharusnya ada dalam diri kita sebagai umat-umatnya. Jika tidak, sia-sialah juga iman kita itu.
Sudah jelas, "Ketuhanan yang maha Esa" pada sila pertama dalam Panca sila, kita mengimani satu Allah. Maka, rasa persatuan itu seharusnya ada dalam diri kita sebagai anak-anak Ibu Pertiwi. Jika tidak, sia-sialah iman kita itu yang dimuatkan dalam Panca Sila.
Terkadang semuanya adalah sia-sia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H