K-Drama Bertemakan Kesehatan Mental sedang Naik Daun, Apa Alasannya?

Penikmat drama Korea yang secara demografis tersebar dari berbagai rentang usia dan gender tentu sudah tidak asing lagi dengan Our Blues, My Liberation Notes, dan Tomorrow. 

Dirilis di waktu yang berdeketan pada bulan April tahun 2022 ini, ketiga judul drama Korea tersebut tidak bosan-bosannya menempati posisi Top 10 hingga Top 3 di berbagai platform streaming film dan drama seperti Netflix dan Viu. 

Konsisten memperoleh rating tinggi di setiap episodenya, tidak dapat disangkal bahwa drama-drama tersebut sukses membawa penonton larut dalam jalan ceritanya masing-masing. 

Sebelum ketiga drama di atas muncul dan berhasil meraih kesuksesan yang besar, sebetulnya sudah ada beberapa drama Korea sukses yang mengangkat tema seputar kesehatan mental seperti It’s Okay That’s Love pada tahun 2014 dan  It’s Okay to Not Be Okay pada 2020. 

Akan tetapi, ini pertama kalinya muncul tiga drama sekaligus dalam waktu yang berdekatan dengan tema serupa dan dibarengi kesuksesan yang serupa pula. Sebenarnya, apa penyebab atau faktor-faktor di balik kesuksesan tersebut?

Isu Kesehatan Mental Semakin Ramai Dibicarakan

Sebelum abad ke-20, masih banyak sekali salah kaprah mengenai kesehatan mental. Tidak jarang orang-orang mengasumsikan gangguan kesehatan mental sebagai sesuatu yang di luar nalar seperti hal-hal magis dan supernatural. 

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, kesalahpahaman seperti ini juga masih sering terjadi bahkan pada abad ke-21 karena kurangnya edukasi. 

Minimnya edukasi terkait kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari dan pendidikan formal akhirnya membuat sebagian besar orang mencari alternatif untuk memahami isu tersebut. 

Akhirnya, selama sepuluh tahun terakhir banyak bermunculan platform dan media yang ditujukan untuk menyebarkan kesadaran akan isu kesehatan mental mulai dari drama televisi, majalah, LSM, film, dan lain sebagainya yang berdampak positif pada semakin meningkatnya pembicaraan mengenai kesehatan mental itu sendiri.

Berdekatan dengan Bulan Kesadaran Kesehatan Mental

Diperingati sepanjang bulan Mei tiap tahunnya, Bulan Kesadaran Kesehatan Mental partisipasi banyak pihak tidak terkecuali dari industri hiburan seperti drama Korea. Momentum tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh industri yang disambut dengan baik pula oleh para audiens. 

Dari sisi penonton, mengonsumsi produk media seputar kesehatan mental seperti Our Blues, My Liberation Notes, dan Tomorrow bisa menjadi cara yang efisien untuk memperoleh pengetahuan mengenai topik tersebut, mencoba memahami orang terdekat dengan yang mempunyai kondisi gangguan kesehatan mental, dan tidak jarang pula untuk menyimak kondisi kesehatan mental yang dialami dirinya sendiri diangkat dalam sebuah produk media. 

Pada umumnya, hal tersebut menumbuhkan rasa bahwa mereka tidak sendiri di dunia ini dan banyak orang-orang di luar sana yang merasakan kondisi yang sama dan dapat memahami mereka.

Meningkatnya Angka Permasalahan Kesehatan Mental Selama Pandemi

Pembatasan interaksi sosial dan perubahan gaya hidup yang cukup ekstrem selama Pandemi Covid-19 seringkali membuat orang-orang merasa kesepian dan kesulitan untuk beradaptasi. 

Perasaan-perasaan negatif tersebut kemudian umumnya bermuara pada depresi, gangguan kecemasan, hingga tendensi untuk melakukan bunuh diri. 

Bagi sebagian orang yang masih belum nyaman untuk melakukan konsultasi langsung dengan psikolog atau psikiater, drama televisi yang telah dikemas sedemikian rupa dan disesuaikan dengan audiens menjadi opsi lain untuk mendapatkan penghiburan untuk sementara waktu. Seperti sudah disebutkan sebelumnya, banyak orang merasakan secuil ketentraman ketika mengetahui bahwa mereka tidak sendiri.

Our Blues, My Liberation Notes, dan Tomorrow datang di saat yang tepat dengan memanfaatkan momentum yang ada. Melihat isu kesehatan mental yang semakin ramai diperbincangkan dan antusiasme dari masyarakat, drama-drama tersebut sukses membawa jutaan orang larut dalam emosi dan jalan cerita yang disuguhkan. 

Dengan adanya fenomena ini, semoga ke depannya stigmatisasi mengenai kesehatan mental dapat terhapuskan sepenuhnya dan memunculkan semakin banyak sarana edukasi terkait kesehatan mental, ya!