Tekanan dari masyarakat,serta perubahan dalam regulasi dan hukum ketenagakerjaan,mendorong perusahaan untuk lebih transparan dan bertanggung jawab dalam hal D&I.
Menurut laporan dari Mckinsey & Company pada tahun 2020,perusahaan yang berada di kuartil teratas untuk keragaman gender pada tim eksekutif lebih mungkin untuk memiliki profitabilitas 25% lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada di kuartil terbawah.Selain itu,perusahaan dengan keragaman etnis yang tinggi pada Tingkat eksekutif 36% lebih mungkin untuk mengungguli rekan-rekan mereka yang kurang beragam.
Laporan dari Deloitte pada tahun 2021 menunjukan bahwa 74% milenial percaya bahwa organisasi yang mendorong keragaman dan inklusi adalah lebih inovatif dan lebih cepat beradaptasi dengan
perubahan.
Dr.Sylvia Ann Hewlett,seorang pakar dalam bidang D&I,menyatakan bahwa,"Keragaman adalah kenyataan,tetapi inklusi adalah pilihan.Perusahaan harus secara aktif menciptakan budaya di mana setiap orang merasa dihargai dan diberdayakan untuk berkontribusi."
Ruchika Tulshyan,penulis dan pendiri perusahaan konsultan D&I,mengatakan bahwa,"Inklusi bukan hanya tentang membawa lebih banyak orang ke dalam ruangan,tetapi memastikan bahwa semua suara didengar dan dihargai."
David Rock,Direktur Institute of NeuroLeadership,menambahkan bahwa,"Inklusi membutuhkan pemahaman tentang bias kognitif dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampaknya dalam pengambilan keputusan dan interaksi sehari-hari di tempat kerja."
Langkah Menuju Kesetaraan di Tempat Kerja
1. Komitmen dari Kepemimpinan
Pemimpin perusahaan harus menunjukan komitmen yang kuat terhadap D&I dan menjadikannya sebagai prioritas strategis.