Kamis, 24 Oktober 2019. Tingginya pertumbuhan penggunaan ICT di Indonesia disambut dengan optimisme dan harapan tinggi para pelaku bisnis akan perlunya transformasi digital. Bagaimana dan sejauh mana transformasi digital diperlukan oleh perusahaan, menjadi tema menarik yang dikemas Telkom dalam Digital Experience (DX) Summit 2019: Enhancing Digital Experience in Digital Transformation Era di Raffles Hotel Jakarta. Menampilkan sharing session dari kalangan praktisi dan akademisi, DX Summit dihadiri oleh 150 orang perwakilan dari pelaku bisnis di berbagai industry, seperti banking, government, transportation, public services, dll.
"Mentransformasi bisnisnya menjadi 'King of Digital'. Telkom terus berproses mendigitalkan Indonesia. Diantaranya digitalisasi bisnis pelanggan dari front-end hingga back-end sehingga tercipta digital experience yang menyeluruh yang selanjutnya dapat dikelola big datanya menjadi analisa yang berguna bagi pemangku kepentingan untuk mengembangkan bisnisnya. Bagaimana tantangan dan peluang transformasi digital tersebut akan kita kupas tuntas bersama para pakarnya di kegiatan summit ini." Suhartono, Deputy EVP Telkom DES menyampaikan objective digelarnya kegiatan ini dalam opening speech.
Keseluruhan tantangan transformasi tersebut memerlukan strategi yang tepat
untuk dapat dijadikan peluang dalam mengembangkan bisnis perusahaan.
Sejalan dengan hal tersebut, Widi Sagita --VP Marketing Infomedia memaparkan temuan dari MIT yang menyatakan "Kegagalan dalam melakukan transformasi digital akan berdampak pada turunnya pendapatan perusahaan, hinga mencapai 40-50% dalam kurun waktu 5-10 tahun." Lalu bagaimana cara menentukan strategi yang pas dalam melakukan transformasi digital, Iwan menyampaikan perlunya perusahaan mengenali customernya dengan baik, hingga dapat menemukan bottle neck dari proses pengambilan keputusan pelanggan dalam melakukan proses pembelian.
Salah satu implementasi keberhasilan transformasi digital yang mampu menjawab ketiga objective tersebut dipaparkan dalam sharing session terakhir oleh EVP Center of DIgital BCA -- Wani Sabu.
Menjelaskan transformasi Halo BCA dari masa ke masa, Wani Sabu menggambarkan dengan menarik bagaimana sebuah transformasi digital yang berawal dari insight yang diperoleh dari analisa Voice of Customer lalu didukung penuh oleh pucuk pimpinan tertinggi perusahaan telah mampu membawa BCA menjadi perbankan yang besar dan dicintai pelanggannya, mengurangi cost yang tidak perlu hingga memunculkan potensi revenue baru melalui terobosan -- teroboasan yang menarik dan sesuai kebutuhan pelanggan.
Menutup serunya sharing session, para peserta mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan panelist dan juga pakar akademisi di bidang Big data, Bapak Manahan Siallagan, Director of Big Data Analysis & Social Simulation Laboratory ITB
Riri Amalas Yulita -- Direktur Operation Infomedia yang memimpin jalanannya diskusi panel tersebut pun kembali menggaris bawahi bahwa kunci sukses melakukan digital transformasi yang mampu memenuhi tujuan perusahaan untuk menciptakan happy customer, lower cost, dan memunculkan potential revenue, adalah dengan mengenali pelanggan kita. Disinilah peran analisa terhadap big data customer voice sangat penting. Dari analisa tersebut kita akan memperoleh insight untuk melakukan transformasi digital yang mungkin hasil akhirnya akan berbeda dan bersifat unik dari setiap perusahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H