Adanya Covid-19 juga berdampak pada penggunaan air total bulanan dikarenakan terjadinya penurunan penghuni gedung sebesar 50% hingga 75% dari 300 penghuni gedung. Kasus Covid-19 dan penggunaan air bulanan dapat dilihat pada grafik berikut.
Analisis secara finansial dilakukan dengan cara data penggunaan air IPAL dijadikan sebagai data penggunaan air PDAM kemudian dikalikan dengan biaya air PDAM perkubiknya. Kemudian dilakukan analisis masa depan dengan melakukan asumsi penggunaan air IPAL untuk beberapa tahun ke depan sehingga dibutuhkan waktu 103 bulan agar dapat balik modal.
Biaya IPAL senilai Rp. 1.160.000.000,00 sudah termasuk pajak 10%. Biaya tersebut juga termasuk biaya rain water tank. Untuk biaya perawatan Rp. 9.500.000,00/bulan di mana sudah termasuk tenaga kerja dari pihak kontraktor IPAL dan material yang mencakup oil blower, bahan-bahan kimia, dan alat kebersihan.
IPAL dapat menghemat sebesar Rp2.151.744.591 dalam waktu 103 bulan dengan catatan data penggunaan IPAL pada bulan Juli 2022 hingga September 2028 dilakukan asumsi. Untuk bulan Juli 2022 hingga Desember 2022, asumsi penghuni gedung sebesar 300 orang seperti yang ada pada kondisi saat ini.Â
Untuk tahun 2023 dan 2024, asumsi penghuni gedung sebesar 600 orang di mana kondisi tersebut dua kali kondisi saat ini. Kemudian bulan Januari 2025 hingga September 2028 asumsi penghuni gedung sebesar 1200 di mana kondisi ini merupakan kondisi gedung sudah 100% disewa.
Berdasarkan hasil dari uji laboratorium antara air PDAM dengan air IPAL, kedua air tersebut memiliki hasil laboratorium yang mendekati, sehingga air IPAL dapat dipertimbangkan digunakan untuk cooling tower dan sanitasi bangunan.
Kantor ini sudah memiliki sertifikat green building dengan peringkat platinum. Beberapa kriteria bangunan gedung hijau yang sudah dimiliki oleh kantor ini adalah sebagai berikut :
- Menghindari pemakaian air tanah.
- Menggunakan air hujan, air IPAL, dan kondensasi AC sebagai alternatif penggunaan air PDAM.
- Ketersediaan suplai air seperti air PDAM.
- Mengurangi limbah dengan diolah dan digunakan kembali.
- Mengelola air limbah sebelum dibuang ke drainase kota dengan baku mutu yang sudah memenuhi standar.
- Air IPAL yang sudah diolah digunakan untuk flushing dan penyiraman tanaman.
- Pemasangan flowmeter terhadap pemakaian air PDAM, air IPAL, dan recycle back-up.
- Inovasi teknologi untuk perbaikan yang berkelanjutan seperti menggunakan sprinkler dan timer (sistem gravitasi) untuk penyiraman tanaman.
Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan yang sudah dilakukan, kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
- Penggunaan air IPAL sudah optimal secara keseluruhan untuk kondisi saat ini dan masa depan.
- Kebutuhan manusia/orang/hari berdasarkan perhitungan analisis sudah mendekati ketentuan yang ada pada regulasi.
- Dibutuhkan 103 bulan untuk IPAL dapat balik modal, di mana total modal yang dibutuhkan sebesar Rp2.138.500.000 dan total tagihan IPAL sebesar Rp2.151.744.591.
- Penghematan yang dilakukan oleh IPAL terhadap air PDAM sebesar Rp200.000.000.
- Berdasarkan hasil dari dua analisis yang sudah dilakukan, kantor ini sudah memenuhi kriteria sebagai bangunan gedung hijau yang khususnya dalam kriteria pemakaian air.
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menggunakan air IPAL pada cooling tower, dikarenakan hasil laboratorium dari air IPAL sudah mirip dengan air PDAM, dan dari ketentuan Green Building Council Indonesia ataupun regulasi pemerintah sudah menerapkan bahwa cooling tower dapat menggunakan air IPAL.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H