Ketika itu ada banda neira mengalun merdu di kedua telinga kami
menepis panas yang merasuk ke tulang
di bawah sebuah payung kami duduk bersebelahan
hening mengunci kami
"Sampai kita tua, sampai jadi debu"
lirik itu mengalir indah di telinga
beningnya laut tersaji di bawah kaki
karang-karang laut berjejer sebagai rumah
andaikan kami bisa berubah menjadi ikan
dan berumah karang, akan sangat membahagiakan
menjadi ikan bebas yang tidak cemas
kami menyembunyikan hanyak harap di antara karang-karang
dan akan kami panen jika sudah terkumpul banyak
ketika itu kami diburu waktu dan rindu
yang menuntut kami bergegas
pena telah jatuh diatas kertas menulis sebuah arus
bukan kecemasan, ataupun kebahagiaan, melainkan keabadian
itu yang diperjuangkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H