Mohon tunggu...
Fajar Nurmanto
Fajar Nurmanto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apresiasi Karya Anak Bangsa, Gob and Friends Perlu Ditonton Sekarang Juga

13 Desember 2015   22:40 Diperbarui: 13 Desember 2015   22:40 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Tidak bermaksud untuk membanggakan diri sendiri dengan fanatik buta. Bukan berniat memaksakan rakyat Indonesia agar menganggap budaya sendiri tentu lebih baik tanpa penilaian yang presisi. Hanya saja memang karya besutan arek-arek animator Surabaya ini mampu menghasilkan karya yang benar-benar apik. Arek-arek animator itu terdiri dari siswa-siswa SMKN 12 Surabaya, Hompimpa Studio, dan komunitas-komunitas animator dari seantero negeri.

Para pegiat animator di Indonesia tersebut berkumpul untuk membuat karya bersama. Dulu pada awalnya sempat dihadirkan animasi berjudul Knight of Damascus. Animasi Knight of Damascus terbukti mampu meraih prestasi di Indonesian Film Trailer Award (IFTA). Animasi tersebut mampu menembus nominasi dalam ajang bergengsi IFTA dalam kategori Proyek Trailer Terbaik.

Pada ajang IFTA, komunitas animasi tersebut juga menyertakan proyek Gob and Friends. Sepasang karya ini pun melenggang ke dalam nominasi dengan katefori yang sama. Hanya saja Knight of Damascus ternyata tidak dapat diterima oleh penonton. Atas satu dan lain hal, pengerjaan Knight of Damascus ditunda. Tim kemudian berkosentrasi pada karya mereka yang lain, Gob and Friends.

Tim animator Gob and Friends memang memiliki kapabilitas yang mumpuni. Selain sanggup mengoperasikan perangkat pembuatan grafis animasi, mereka juga menguasai seni pembuatan cerita. Gob and Friends adalah pembuktiannya dan kini bisa ditonton di kanal video populer, YouTube.

Banyak sekali produk animasi dari studio luar negeri atau bermuatan budaya yang berbeda dari Bangsa Indonesia. Bila dibaca sekilas, ini adalah penanda bahwa permintaan untuk media berupa film animasi adalah tinggi. Sayangnya banyak animasi dari luar negeri terasa asing oleh penonton Indonesia. Faktor pertamanya adalah bahasa dan atribut-atribut di dalam film yang berbeda dengan konteks keseharian. Akibatnya animasi tersebut terlihat lucu dan banyak mendapat penggemar karena konten humornya bisa diterima masyarakat.

Kembali pada animasi Gob and Friends, tim memutuskan untuk memakai bahasa dan gurauan yang sifatnya universal. Bahasa universal adalah bahasa bisu, sedangkan gurauan universal merupakan genre slapstick. Meskipun berhasil menemukan formula tersebut, tak lantas tim berhenti untuk berinovasi. Mereka melakukan pengembangan lebih jauh, semisal dengan melembutkan gurauan slapstick agar ramah visual di mata anak-anak. Inovasi yang lain semisal ikut “menitipkan” objek-objek yang familiar, semisal becak dan gerobak makanan seperti gerobak mie ayam.

Gob and Friends dulu pernah ditawarkan ke stasiun televisi agar bisa disiarkan secara luas. Sayangnya ditolak karena dikira tidak akan laris manis disukai masyarakat banyak. Padahal judul animasi ini bisa lolos seleksi penghargaan film bergengsi nasional. Karena itu, kualitasnya sebagai bahan tontonan untuk mengisi waktu luang , tak perlu lagi ditanyakan. (Red)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun