Mohon tunggu...
Yoga Mahardhika
Yoga Mahardhika Mohon Tunggu... Konsultan - Akademisi, Budayawan & Pengamat Sosial

Pembelajar yang ingin terus memperbarui wawasan, mempertajam gagasan, memperkaya pengalaman dan memperbesar manfaat untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

UMKM Berpeluang Naik Kelas di Tengah Pandemi

15 April 2020   12:11 Diperbarui: 15 April 2020   12:23 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: mediaindonesia.com

Hari ini, seluruh dunia tengah dunia tengah berjibaku melawan virus corona. Hampir tak ada tempat yang aman, karena negara yang paling maju sekalipun tak luput dari paparan virus Covid-19 ini. Pilihan sikap kita hanya dua, yaitu menjadi pesimis atau tetap menjaga optimisme. Jika memilih pesimis, kita akan merutuk semua keadaan dan segala sesuatu pun akan terlihat suram. Sebaliknya, jika optimisme tetap terjaga, kita akan melihat banyak banyak hal baru akan lahir di balik setiap kesulitan.

Presiden Jokowi sendiri menekankan bahwa kondisi Indonesia masih tetap optimis. Berbagai kebijakan juga ditempuh untuk memastikan segenap masyarakat Indonesia tetap terlindungi, dan aktivitas perekonomian tetap berjalan. Salah satu sektor yang mendapat perhatian, yaitu UMKM, yang jika mampu bertahan, sebenarnya ada berbagai peluang untuk naik kelas.

1. Tak Semua Sektor Terdampak Pandemi

Yang perlu ditekankan, bahwa tidak semua sektor ekonomi menuai dampak negatif di tengah pandemi Covid-19 ini. Menteri Keuangan, Sri Mulyani ralam Rapat Kerja bersama DPR RI (06/04/2020) menekankan bahwa dalam pandemi ini ada sektor-sektor yang diperkirakan menjadi winnter dan loser. Setidaknya tujuh sektor yang diperkirakan justru menuai keuntungan, yaitu sektor tekstil, kimia, farmasi dan kesehatan, makanan-minuman, elektronik, telekomunikasi dan jasa logistik.

Dari ketujuh sektor tersebut, pelaku UMKM memiliki peluang cukup besar untuk mengakselerasi kegiatan usahanya. Di bidang tekstil misalnya, banyak UMKM berakselerasi untuk turut menyiapkan kebutuhan Alat Pelidung Diri (APD). Di sektor farmasi-kesehatan, penyedia obat herbal dan jamu tradisional yang sebelumnya terabaikan juga malah kebanjiran pesanan. Begitu juga UMKM yang bergerak di sektor makanan-minuman, yang justru banyak menuai pesanan seiring kebijakan menetap di rumah.

2. Pemerintah Serius Menjaga UMKM

Meskipun begitu, memang tak sedikir juga UMKM menuai dampak negatif yang sangat tajam, di antaranya para pelaku usaha sektor pariwisata. Oleh karena itu, pemerintah memberi perhatian cukup serius untuk melindungi para pelaku UMKM. Dalam Rapat Terbatas Mitigasi Dampak Covid-19 terhadap UMKM pagi ini (15/11/2020), presiden Jokowi menekankan empat poin untuk mengantisipasi dampak pandemi terhadap UMKM.

Pertama, yaitu percepatan eksekusi program relaksasi dan restruturisasi kredit untuk UMKM yang mengalami kesulitan. Kedua, penyiapan skema baru terkait investasi dan mitra kerja bagi UMKM. Ketiga, memasukkan UMKM dalam kategori penerima bantuan sosial, terutama paket sembako. Keempat, memberi peluang bagi UMKM untuk tetap berproduksi, terutama di sektor pertanian, industri rumah tangga, warung tradisional, dll dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

3. Peluang UMKM Naik Kelas

Secara garis besar, keempat kebijakan untuk UMKM tersebut bisa dibedakan menjadi dua. Untuk UMKM yang terdampak, pemerintah menyediakan berbagai stimulus agar para pelaku usaha tetap bisa bertahan. Bagi yang memiliki kredit, akan dilakukan restrukturisasi dan realaksasi. Bagi yang benar-benar membutuhkan, akan ada juga bantuan paket sembako. Adapun untuk UMKM yang tidak terkena dampak negatif, pemerintah akan memberi stimulus berupa investasi dan kemitraan.

Dengan kebijakan itu, maka UMKM yang terkena dampak negatif diharapkan tetap bertahan dan tidak sampai gulung tiker. Dan ketika pandemi ini berakhir, diharapkan mereka bisa memulai usahanya kembali, dan roda usaha pun bisa berjalan seperti semua. Sementara untuk UMKM yang tidak terkena dampak negatif, stimulus investasi dan kemitraan diharapkan mampu membantu mereka untuk naik kelas.

Sangat mungkin, para pelaku UMKM ini justru bisa membantu percepatan substitusi impor. Alat APD misalnya, yang saat ini menjadi incaran seluruh negara di dunia, ternyata mampu diproduksi oleh UMKM sendiri. Tentunya, para pelaku usaha juga harus tetap mengakselerasi kreativitasnya, agar menghasilkan inovasi baru dan semakin memperkuat daya saingnya. Bukan tidak mungkin, pandemi ini akan menghasilkan eksportir-eksportir baru dari UMKM Indonesia.

4. Penutup: Partisipasi Solutif

Sekali lagi, pilihan saat ini ada di tangan kita masing-masing. Apakah kita akan masuk lubang pesimisme, yang terus merutuk keadaan dan mencari-cari pihak untuk disalahkan? Ataukah, kita akan terus mencari sisi terang dari situasi ini, lalu menjadikannya peluang untuk meciptakan situasi yang lebih baik pasca pandemi? Semua pakar sependapat, bahwa dunia sedang mencari kesimbangan baru. Pasca pandemi ini, mungkin dunia akan berjalan dengan tatanan yang berbeda.

Pemerintah sudah menjalankan fungsinya, mengawal protokol kesehatan, membatasi sebaran virus, menjaga penghidupan warga tetap jalan, membantu sektor-sektor yang terdampak, dll. Orang yang pesimis akan terus mencerca pemerintah, meminta mengembalikan keadaan seperti sebelum pandemi. Dan tentu, itu adalah tuntutan yang mustahil terjadi di belahan manapun di dunia ini. Tapi seorang yang optimis, maka setiap perubahan akan membawa peluang, dan akan berusaha terlibat sebagai solusi, bukan hanya menggerutu dan memperkeruh keadaan.

Rujukan: 
detik.com
okezone.com
gatra.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun