Mohon tunggu...
Yoga Mahardhika
Yoga Mahardhika Mohon Tunggu... Konsultan - Akademisi, Budayawan & Pengamat Sosial

Pembelajar yang ingin terus memperbarui wawasan, mempertajam gagasan, memperkaya pengalaman dan memperbesar manfaat untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersinergi Melawan Covid-19

24 Maret 2020   20:14 Diperbarui: 24 Maret 2020   20:29 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: pixtastock.com

Dalam arahan untuk 34 Gubernur dari seluruh Provinsi, Jokowi menekankan tiga prioritas penanganan Covid-19, yaitu: keselamatan warga, jaring pengaman sosial serta antisipasi dampak ekonomi (24/03/2020). Terkait prioritas itu, presiden memerintahkan seluruh gubernur untuk mengantisipasi dampak pandemi. Antisipasi bisa ditempuh dengan mengalihkan seluruh belanja non-prioritas, refokusing kegiatan untuk penanganan pandemi, memastikan ketersediaan bahan pokok dan mempertahankan daya beli masyarakat.

Selain itu, pemerintah juga meluncurkan Kartu Pra-Kerja yang bisa mengurangi dampak ekonomi di kalangan pekerja. Kuota kartu sembako juga dinaikkan guna menjamin pasokan pangan kelompok rentan. Dan bagi UMKM, nelayan maupun para driver, OJK memberi relaksasi kredit berupa penundaan cicilan satu tahun dan penurunan bunga pinjaman.

Semua kebijakan itu melengkapi upaya yang telah ditempuh pemerintah demi menghadang virus Covid-19. Dan pemerintah tak sendirian, karena segenap kalangan masyarakat turut tengah berjibaku, menahan perluasan virus yang menyerang saluran pernafasan ini. Seluruh jajaran kabinet, TNI-Polri dan Pemerintah Daerah, serta seluruh lapisan masyarakat kelas pengusaha hingga warga biasa, semua bersiaga melawan virus Covid-19 yang telah mejadi musuh semua negara.

1. Pemerintah Konsolidasikan Sumber Daya

Tiga hari terakhir, sejumlah langkah penting ditempuh pemerintah guna menghambat sebaran Covid-19 di Indonesia. Perangkat uji virus atau tes kit sebagai piranti dasar pendeteksi Covid-19 telah didatangkan sebanyak 800 ribu unit, berikut 10 ribu sarung tangan medis untuk para pekerja kesehatan. Selain itu, pemerintah juga mengirim langsung pesawat hercules untuk mengangkut 8 ton alat kesehatan dari China, guna membekali tenaga medis.

Tak lama kemudian, pemerintah membagikan 95 ribu Alat Pelindung Diri (APD) untuk para pekerja kesehatan yang menangani pasien Covid-19. Insentif khusus juga diberikan untuk tenaga kesehatan yang bertugas dalam penanganan pasien Covid-19. Insentif bulanan diberikan sebanyak Rp19 juta untuk dokter spesialis; Rp10 juta untuk Dokter Umum; Rp7.5 juta untuk Bidan dan Perawat; serta Rp5 juta untuk tenaga medis lainnya.

Selain itu, untuk melengkapi 143 Rumah Sakit rujukan yang tersebar di seluruh Indonesia, pemerintah juga memfungsikan Wisma Atlet Kemayoran untuk cadangan 3 ribu pasien kasus Covid-19 mengalami lonjakan. Rumah sakit yang lebih permanen untuk penyakit menular juga dibangun di Pulau Galang. Dengan sederet langkah tersebut, pemerintah telah mengonsolidasikan infrastruktur, fasilitas dan sumber daya dasar dalam penanganan pandemi Covid-19 ini.

2. Partisipasi Konglomerat Hingga Warga Desa

Pemerintah tak sendirian, karena berbagai kelompok warga merasa terpanggil untuk turut menangani pandemi Covid-19. Gerakan merespon pandemi ini terjadi dalam skala luas, mencakup lapisan kelas atas hingga akar rumput. Dalam merespon keterbatasan Hand Sanitizer misalnya, kelompok kampus, LSM, hingga masyarakat desa beramai-ramai memproduksi sendiri. Hasilnya, mereka gunakan untuk keperluan kelompok maupun disumbangkan kelompok lain yang membutuhkan.

Penyemprotan disinfektan juga dilakukan di berbagai pemukiman, dengan cara manual hingga model disinfektan auto-sensor seperti dilakukan salah satu desa di Yogyakarta. Gerakan warga yang lain yaitu membagi suplemen kesehatan untuk pekerja medis, maupun orang-orang yang terpaksa tetap bekerja di luar rumah. Suplemen yang dibagikan berupa jamu, madu, maupun asupan vitamin lain.

Tak mau kalah, para pegiat kesehatan juga memberi berbagai tutorial olah raga di rumah hingga konsultasi kesehatan online gratis. Puluhan musisi kawakan dari Ahmad Albar hingga Raisa pun menggelar konser online bertitel #dirumahaja, demi menghimbau sekaligus menghibur masyarakat yang beraktivitas di rumah. Dan para pengusaha di bawah naungan Kadin juga mengumpulkan dana Rp500 miliar lebih untuk pengadaan alat kesehatan.

Masih banyak lagi gerakan warga membantu UMKM yang penghasilannya menurun, marketplace memblokir toko yang menaikkan harga masker, penerbit memberi akses buku untuk belajar di rumah, dll. Singkat kata, selain menelan korban sakit maupun korban jiwa, wabah corona juga menumbuhkan kesadaran untuk menjaga kesehatan; kesadaran untuk saling berbagi dan juga semangat kreasi bersama untuk mengatasi pandemi.

3. Tenaga Medis Bertaruh Nyawa, Apa Kontribusi Kita?

Di tengah pandemi global ini, tak satu orang pun benar-benar aman. Seorang yang sehat dan kuat bisa menularkan virus ke orang tua atau orang lain yang lebih rentan penyakit. Atau mungkin, seseorang tak terpapar virus, tapi pencahariannya jadi jeblok. Di sinilah, solidaritas dan gotong royong menjadi tak terelakkan, karena hanya itulah cara memenangkan perang melawan Covid-19.Tentu kita berterima kasih pada dokter, perawat, bidan dan tenaga medis terkait yang menangani sebaran virus di garis depan. Lalu, apa yang sudah kita lakukan dalam gerakan kolektif ini?

Ada banyak opsi yang bisa dilakukan. Jika penghasilan masih mencukupi, kita bisa pesan go food atau grab food, lalu kita kirim pesan bahwa pesanan itu tak perlu diantar, tapi untuk dimakan driver itu sendiri. Gerakan ini sudah banyak dilakukan, dan hanya butuh Rp 20 ribu untuk membantu para driver yang penghasilannya turun drastis. Sembari memesan makanan, kita juga bisa berpesan agar para driver tetap menjaga kesehatan dan menerapkan prosedur pencegahan.

Kita juga menyumbang crowd-funding yang banyak beredar. Di kitabisa.com misalnya, partisipan bisa menyumbang mulai dari Rp 10 ribu. Salah satu penggalangan dana pada 16 maret lalu bahkan berhasil mengumpulkan Rp 1 miliar dalam sehari, yang melibatkan lebih dari 30 ribu penyumbang. Tapi kalau pun tak mungkin membantu, kita tetap bisa berkontribusi dengan membatasi interaksi fisik dan lebih banyak beraktivitas di rumah. Kalau pun terpaksa beraktivitas atau bekerja di luar rumah, kita bisa turut menjaga jarak dan mengajak orang sebanyak mungkin untuk menerapkan prosedur pencegahan.

Dengan keterlibatan pro aktif seluruh elemen warga, kita berharap perkembangan pandemi di Indonesia tidak memburuk. Bagaimanapun, Covid 19 ini adalah ujian ketahanan nasional seluruh bangsa di dunia. Banyak negara maju kelabakan menghadapi serangan virus ini. Jika Indonesia berhasil mengatasi pandemi ini, kita akan menjadi kekuatan yang diperhitungkan di dunia. Sehabis krisis akan lahir keteraturan baru, sekaligus peluang baru. Dan kita harus tetap optimis, bahwa Indonesia siap menghadapi tantangan dan mengambil setiap peluang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun