Mohon tunggu...
yohan wibisono
yohan wibisono Mohon Tunggu... Konsultan - Yohan Wibisono adalah seorang Pemasar

Yohan Wibisono adalah seorang Pemasar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Waduh 1

10 Oktober 2020   20:04 Diperbarui: 10 Oktober 2020   20:13 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waduh, tulisan keduaku di Kompasiana tentang pekerjaanku sebagai Konsultan Bisnis Gratisan tiba-tiba dihapus. Wah ga asyik. Okelah. Naikkan akun dulu jadi premium, baru nulis lagi.

Apa ya tega langsung hapus. Kita nulisnya panjang lebar pakai mikir. Ya sebagian aku tulis ulang dari blogku sendiri se. Mungkin kurang banyak perubahan kalimat-kalimatnya. Apa ga ada peringatan dulu gitu. Ya sudah lah. Next masukin ke kategori FIKSI, siapa tau aman. eH

Maafkan aku Moderator Kompasiana. Salahku tidak membaca aturan mainnya. Ini aku coba belajar menulis lagi spontan.

Kisahku:

Kisaran 10 tahun yang lalu, kondisi sedang jatuh dan mencoba mencari solusi hidup lebih baik. Hutang bertumpuk tanpa penghasilan berarti. Cari-cari solusi di internet, ada saran kalau ga salah dari: Ustad Yusuf Mansur yaitu: SEDEKAH. Baca-baca solusi yang ditawarkan berikut dengan testimoni-testimoninya sepertinya menarik. Okelah kita coba.

Oiya, sedekah apa ya? Kalau ada uang ya buat bayar hutang. Apa bisa hutang disedekahkan? Eh kalo bisa asyik. 

Akhirnya ada solusi yaitu SEDEKAH ILMU. Ilmu jualan online. Waktu itu aku join MLM luar negeri untuk produk kesehatan, dan beberapa blogku nangkring di halaman pertama nomor 1 google untuk beberapa solsui kesehatan seperti:

  1. Obat Lupus
  2. Obat Syaraf Terjepit
  3. Obat Batu Empedu
  4. De el el

Kayaknya ilmu ini bisa diajarkan. 

Singkat cerita aku nemu kampus, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah di Surabaya yang mau menerima aku berkontribusi disana. Hari pertama mengajar ternyata internet ditempat mengajarku lelet akut. Pertemuan selanjutnya aku pindah anak-anak didik tersebut ke kantorku sendiri yang cukup berlimpah internetnya. Sebenarnya bukan kantorku, tapi dikasih tumpangan kantor sama temanku.

Singkat cerita mulai mengajar. Dari awal 14 mahasiswa-mahasiswi, berkembang jadi ratusan mahasiswa-mahasiswi. Apalagi saat diwajibkan untuk setiap mahasiswa-mahasiswi yang ikut kelasku menghasilkan uang minimal Rp 5.000.000,-; tambah ramai kelasnya. Berkelas-kelas.

Masing-masing anak memiliki minat berbeda untuk berjualan produk/ jasa apa. Masing-masing berkonsultasi. Masing-masing memaksaku untuk berpikir lebih: Ini solusinya bagaimana agar produk mereka laku.

Jangan dibayangkan mereka anak-anak yang sudah siap laptop dan siap berbisnis. Banyak yang tanpa laptop. Jadi mereka mencatat di kelas, lalu datang ke warnet untuk mulai buat email, melakukan riset, dan membuat blog jualan. Aku ajari pakai blogspot. Karena bisanya itu.

Kebiasaan mentoring bisnis sederhana ini kemudian menjadi berkembang ke mentoring relasi-relasi jika butuh ide bisnis atau bisnisnya lagi down. Dan berkembang sampai sekarang.

...

Ada sepasang suami istri yang datang bawakan brownies buatan mereka sendiri. Aku bilang enak. Istriku juga bilang enak. Aku sampaikan, kenapa ga usaha brownies saja? Sang suami menjawab: Belum berani. Karena setiap kali kami masak, rasa browniesnya selalu berbeda. Tidak pernah sama. 

Aku jawab: Ya bagus itu. Kasih aja nama brownies kalian: Beda Brownies. Kalo ada yang komplain kenapa rasanya kok beda? Kan udah bilang ini: BEDA BROWNIES.

Ya sudah. Pertemuan terakhir beberapa waktu yang lalu aku sarankan untuk kontrak rumah baru khusus untuk produksi karena dirumah mereka sekarang sudah tidak cukup untuk menerima permintaan produksi skala besar.

...

Konsultan Bisnis ini datang minggu lalu. Aku ajak bertemu dikantor, karena lebih efisien buatku.

"Jadi bidangmu konsultan buat meningkatkan omset?" tanyaku

"Bukan. Tapi profit bisa naik" jawabnya

"Bagaimana caranya?" tanyaku lagi

"Ya, karena aku beresin urusan produksinya" jawab dia

"Manajemen operasional?" tanyaku memastikan

"Iya"

Aku cek di internet, permintaan konsultan manajemen operasional tidaklah cukup untuk kita jualan disana.

"Kalau menejemen operasional solid, maka akan lebih efisien efektif; data lebih akurat; manajemen bisa ambil keputusan berdasarkan data tersebut. Efeknya: profit naik karena efisien dan bisa untuk pengembangan usaha lanjutan" lanjut dia menjelaskan

"I see; gini aja: ...

"Rahasia Manajemen Operasional untuk Meningkatkan Omset 2x dalam 6 Bulan bersama KonsultanCo"

Ideku

Hari ini aku bantu iklan dan delegasikan urusan SEO-nya ke tim.

...

Memikirkan atau lebih tepatnya memberi kontribusi pada berbagai bisnis membuat otak jadi fresh asal kita tidak usah masuk ke dalam. Ya cuma kasih ide-ide saja. Dan sangat sering bermanfaat untuk mengembangkan ide-ide untuk usaha kita sendiri dimana tempat kita bekerja.

Ya sudah

Sip

I love you

NB: 

  1. Jika Anda atau Sang Moderator Kompasiana menemukan kisah mirip-mirip kisah ini, ya itu adalah kisah hidup saya. Asli. Saya pernah tuliskan di blog saya sendiri: YohanWibisono (dot) Com. Jadi wajar jika kisahnya persis.
  2. Saya tidak menjiplak, tulisan diatas saya tulis ulang lagi. Jadi tolong jangan dihapus
  3. Terima kasih :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun