Mohon tunggu...
Yohanna Grace Tobing
Yohanna Grace Tobing Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Kesuksesan dengan belajar bukan karna kepintaran, tapi didapatkan dari kemauan keras

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Melampaui Perbedaan, Merajut Persatuan

31 Oktober 2024   10:26 Diperbarui: 31 Oktober 2024   10:50 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Indonesia adalah negara dengan keragaman yang luar biasa. Dengan lebih dari 17.000 pulau, 1.340 suku bangsa, dan sekitar 700 bahasa daerah menurut sensus BPS tahun 2010. Negara ini layaknya pelangi budaya yang kaya akan warna dan nuansa. Dalam keragaman ini, ada satu hal yang merangkul perbedaan tersebut menjadi satu : Bahasa Indonesia. Bahasa yang lahir pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 ini bukan hanya sekedar alat komunikasi, melainkan juga simbol persatuan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kisah Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu tak lepas dari sejarah panjang perjuangan bangsa. Pada 1928, para pemuda dari berbagai daerah berkumpul dan berikrar dalam sumpah pemuda, menyatakan satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa : Indonesia. Meski bahasa Melayu, yang menjadi dasar Bahasa Indonesia sudah banyak digunakan di Nusantara sejak lama, pemilihan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah keputusan yang berani dan penuh visi. 

Bahasa Indonesia berhasil menjadi medium komunikasi yang menghubungkan masyarakat dari berbagai suku bangsa dan latar belakang budaya yang berbeda. Hal ini terwujud karena Bahasa Indonesia mampu diakses dan dipelajari oleh siapa saja, terlepas dari asal-usulnya. Berkat bahasa ini anak-anak dari Aceh hingga Papua bisa berbicara dengan bahasa yang sama, meski dalam percakapan sehari-hari mungkin mereka tetap mempertahankan bahasa daerahnya. 

Sebagai alat pemersatu, Bahasa Indonesia memungkinkan setiap negara untuk berinteraksi tanpa terhambat oleh perbedaan bahasa daerah. Di sekolah, kampus, kantor, dan berbagai instansi formal, Bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana utama komunikasi. Dengan begitu, Bahasa Indonesia menciptakan ruang di mana setiap orang bisa saling memahami dan bekerja sama demi kemajuan bersama. 

Dalam kehidupan sehari-hari, peran Bahasa Indoenesia sangat terasa. Misalnya, ketika seseorang berasal dari Jawa Timur berinteraksi dengan rekan yang berasal dari  Kalimantan atau Sulawesi, bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Indonesia. Tanpa bahasa ini, kita akan sulit membangun kerja sama atau memahami satu sama lain. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia adalah penghubung, pengikat, sekaligus peredam konflik yang timbul akibat perbedaan. 

Pendidikan juga menjadi salah satu sektor di mana Bahasa Indonesia memainkan peran penting sebagai pemersatu. Dengan kurikulum nasional yang menggunakan Bahasa Indonesia, siswa dari berbagai daerah mendapatkan akses pengetahuan yang setara. Mereka belajar dengan bahasa yang sama sehingga tidak ada yang merasa terasing atau terkucilkan. Hal ini penting untuk membentuk generasi muda yang berpikiran terbuka, menghargai perbedaan, namun tetap satu dalam identitas kebangsaan.

Di era digital seperti sekarang, Bahasa Indonesia juga merambah dunia maya dan menjadi bahasa utama di platform-platform media sosial. Hal ini memungkinkan pengguna dari seluruh Indonesia untuk terhubung dan berbagi komunikasi, tanpa terhambat oleh jarak atau perbedaan bahasa. 

Meski peran Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu sudah terbukti kuat, ada tantangan yang perlu dihadapi. Masuknya bahasa asing melalui internet, media, dan pendidikan global sering kali memengaruhi   anak muda Indonesia untuk lebih sering menggunakan bahasa asing, terutama Bahasa Inggris. Jika tidak disikapi dengan bijaksana hal ini bisa merebut rasa cinta terhadap Bahasa Indonesia. 

Namun, harapan tetap ada. Berbagai pihak mulai dari pemerintah hingga masyarakat, terus berupaya mempromosikan Bahasa Indonesia dalam berbagai bidang. Lewat kampanye, lomba sastra hingga konten kreatif di media sosial, Bahasa Indonesia tetap hidup dan relevan di kalangan anak muda. 

Bahasa Indonesia lebih dari sekedar alat komunikasi, ia adalah identitas, jati diri, dan simbol kebanggaan bangsa. Dalam dunia yang terus berubah ini, di mana globalisasi dan teknologi mengikis batas-batas negara, Bahasa Indonesia tetap menjadi jangkar yang menjaga kita agar tidak terombang-ambing oleh perubahan.

Sebagai generasi muda, tugas kita adalah menjaga dan melestarikan bahasa ini. Gunakan Bahasa Indonesia dengan bangga, karena setiap kata yang kita ucapkan adalah cerminan cinta kita pada negeri. Dengan bahasa ini, kita mampu melampaui perbedaan dan merajut persatuan demi masa depan Indonesia yang lebih baik. 

Bahasa Indonesia adalah warisan yang harus dijaga, karena melalui bahasa ini kita  belajar menghargai perbedaan dan membangun persatuan. Bahasa Indonesia bukan sekedar alat komunikasi, melainkan juga simbol identitas bangsa yang mencerminkan kekayaan dan keberagaman budaya Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun