Pada bulan Oktober 2023, peluncuran operasional komersial Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) menjadi tonggak sejarah dalam kerjasama investasi antara Indonesia dan China. Proyek ini, berfokus pada peningkatan konektivitas antara Jakarta dan Bandung, mencerminkan kemitraan erat antara kedua negara tersebut.
KCJB merupakan proyek ambisius pembangunan kereta cepat yang menghubungkan Jakarta dan Bandung, mencakup jarak sekitar 150 km. Dalam upaya untuk meningkatkan konektivitas antara kedua kota tersebut dan wilayah sekitarnya, proyek ini menjadi pendorong potensial bagi pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.Â
Pelaksanaan proyek diberikan kepada PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), sebuah konsorsium yang melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia dan China Railways, melalui skema bisnis ke bisnis.
Kerjasama investasi dengan China tidak hanya berfokus pada penciptaan sistem transportasi yang lebih efisien, tetapi juga melibatkan transfer teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Indonesia. Harapannya, implementasi kereta cepat ini akan memberikan manfaat jangka panjang dengan merangsang pertumbuhan ekonomi dan mendukung kemajuan teknologi di Indonesia.Â
Proyek ini diharapkan menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi, baik di tingkat nasional maupun regional, dengan peningkatan konektivitas yang dapat menciptakan peluang bisnis baru dan membuka pasar lebih luas bagi perusahaan-perusahaan di wilayah tersebut.
Dengan meningkatnya aktivitas ekonomi dan investasi, proyek ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap penguatan nilai tukar mata uang negara dan berpotensi memberikan dampak positif pada pergerakan harga saham perusahaan yang terlibat dalam proyek tersebut.Â
Selain itu, pembangunan proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pemberdayaan ekonomi lokal di Jawa Barat. Keterlibatan pekerja lokal dalam konstruksi, operasional stasiun kereta cepat, dan peluang bisnis di sekitar stasiun dapat menciptakan lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi komunitas setempat.
Keberadaan stasiun kereta cepat juga menciptakan peluang investasi yang beragam di berbagai sektor, termasuk properti, pertambangan, obyek wisata, pusat perbelanjaan, dan proyek konstruksi di sekitar stasiun.Â
Hal ini dapat menarik investor untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur dan pengembangan properti di sekitar stasiun kereta cepat, memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi regional.
Namun, seiring dengan potensi manfaatnya, proyek KCJB juga menyimpan risiko. Proyek ini mengharuskan investasi finansial yang besar, dan pengembalian modal diperkirakan memerlukan waktu yang lama. Oleh karena itu, penting untuk melakukan manajemen risiko yang efektif agar proyek dapat memberikan dampak positif sesuai dengan ekspektasi.
Melihat kasus kerugian yang terkait dengan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang mengelola layanan kereta komuter di Jabodetabek dan terus mengalami kerugian sejak tahun 2014, dapat menimbulkan kekhawatiran terkait potensi kerugian yang lebih besar pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).