Mohon tunggu...
Yohanna Erikanella
Yohanna Erikanella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Topik yang dibahas mengenai isu-isu ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Akankah Kereta Cepat Jakarta-Bandung Memicu Peningkatan Perekonomian?

10 November 2023   15:43 Diperbarui: 10 November 2023   15:45 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada bulan Oktober 2023, peluncuran operasional komersial Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) menjadi tonggak sejarah dalam kerjasama investasi antara Indonesia dan China. Proyek ini, berfokus pada peningkatan konektivitas antara Jakarta dan Bandung, mencerminkan kemitraan erat antara kedua negara tersebut.

KCJB merupakan proyek ambisius pembangunan kereta cepat yang menghubungkan Jakarta dan Bandung, mencakup jarak sekitar 150 km. Dalam upaya untuk meningkatkan konektivitas antara kedua kota tersebut dan wilayah sekitarnya, proyek ini menjadi pendorong potensial bagi pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat. 

Pelaksanaan proyek diberikan kepada PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), sebuah konsorsium yang melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia dan China Railways, melalui skema bisnis ke bisnis.

Kerjasama investasi dengan China tidak hanya berfokus pada penciptaan sistem transportasi yang lebih efisien, tetapi juga melibatkan transfer teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Indonesia. Harapannya, implementasi kereta cepat ini akan memberikan manfaat jangka panjang dengan merangsang pertumbuhan ekonomi dan mendukung kemajuan teknologi di Indonesia. 

Proyek ini diharapkan menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi, baik di tingkat nasional maupun regional, dengan peningkatan konektivitas yang dapat menciptakan peluang bisnis baru dan membuka pasar lebih luas bagi perusahaan-perusahaan di wilayah tersebut.

Dengan meningkatnya aktivitas ekonomi dan investasi, proyek ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap penguatan nilai tukar mata uang negara dan berpotensi memberikan dampak positif pada pergerakan harga saham perusahaan yang terlibat dalam proyek tersebut. 

Selain itu, pembangunan proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pemberdayaan ekonomi lokal di Jawa Barat. Keterlibatan pekerja lokal dalam konstruksi, operasional stasiun kereta cepat, dan peluang bisnis di sekitar stasiun dapat menciptakan lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi komunitas setempat.

Keberadaan stasiun kereta cepat juga menciptakan peluang investasi yang beragam di berbagai sektor, termasuk properti, pertambangan, obyek wisata, pusat perbelanjaan, dan proyek konstruksi di sekitar stasiun. 

Hal ini dapat menarik investor untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur dan pengembangan properti di sekitar stasiun kereta cepat, memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi regional.

Namun, seiring dengan potensi manfaatnya, proyek KCJB juga menyimpan risiko. Proyek ini mengharuskan investasi finansial yang besar, dan pengembalian modal diperkirakan memerlukan waktu yang lama. Oleh karena itu, penting untuk melakukan manajemen risiko yang efektif agar proyek dapat memberikan dampak positif sesuai dengan ekspektasi.

Melihat kasus kerugian yang terkait dengan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang mengelola layanan kereta komuter di Jabodetabek dan terus mengalami kerugian sejak tahun 2014, dapat menimbulkan kekhawatiran terkait potensi kerugian yang lebih besar pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Pertama-tama, melihat pengalaman KCJ yang terus menderita kerugian selama beberapa tahun, dapat menjadi indikator bahwa industri transportasi kereta api tidak selalu menjamin keuntungan yang stabil. Faktor-faktor seperti biaya operasional, infrastruktur, dan persaingan dengan moda transportasi lain mungkin dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kesulitan finansial dalam manajemen proyek kereta api.

Kemudian, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang merupakan inisiatif besar dengan skala investasi yang tinggi, memiliki risiko finansial yang lebih besar dibandingkan dengan operasional kereta komuter. Kecuali jika manajemen proyek dapat efektif mengelola biaya operasional, menjaga keandalan layanan, dan merancang strategi pemasaran yang efektif, proyek ini mungkin menghadapi tantangan serupa dengan KCJ atau bahkan lebih kompleks.

Presiden Jokowi dengan tegas menegaskan bahwa pemerintah tidak menetapkan batasan waktu spesifik untuk mencapai keuntungan dalam pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). 

Keyakinan sepenuhnya diberikan kepada PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) untuk memimpin dan mengelola proyek ini. Pernyataan Jokowi mencerminkan orientasi pemerintah terhadap prioritas pelayanan masyarakat dalam pengembangan transportasi massal, di mana aspek kemanfaatan publik diutamakan daripada penekanan pada pencapaian target finansial.

Dalam pandangan Jokowi, memberikan keberagaman alternatif transportasi antara Jakarta dan Bandung bukan hanya tentang meningkatkan konektivitas, tetapi juga tentang memberikan aksesibilitas yang lebih baik bagi masyarakat. 

Komitmen pemerintah untuk tidak hanya menekankan keuntungan finansial, melainkan juga menempatkan keberlanjutan jangka panjang dan manfaat sosial sebagai prioritas, mencerminkan pendekatan holistik terhadap pembangunan infrastruktur.

Pendekatan ini mencerminkan orientasi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan transportasi publik sambil memberikan keleluasaan operasional kepada pihak yang berkompeten. 

Dengan demikian, proyek KCJB bukan hanya sekadar inovasi infrastruktur, tetapi juga sebuah inisiatif yang bertujuan memberikan dampak positif terhadap perekonomian, konektivitas, dan kesejahteraan masyarakat. Melalui proyek ini, Indonesia dan China dapat terus memperkuat hubungan ekonomi dan teknologi mereka, sambil memberikan manfaat konkret bagi warga negara Indonesia.

Dengan mempercayakan sepenuhnya manajemen proyek kepada PT KCIC, pemerintah berharap dapat mencapai keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 

Melalui pendekatan ini, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung diharapkan tidak hanya menjadi sarana transportasi yang efisien tetapi juga memberikan dampak positif terhadap kehidupan sehari-hari penduduk, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di kedua kota tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun