Mohon tunggu...
mort retardée
mort retardée Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Menulis, membaca , rekreasi. Jika gagal jangan takut untuk mencoba kembali.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hati yang Buta

22 Juli 2024   01:33 Diperbarui: 22 Juli 2024   02:49 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar Dokumen Pribadi

 Sangakaku kau tak mampu keliri,.

Menentukan arah tanpa panduan kompas,

Berpatokan pada insting dengan akuraksi bak penembak jitu,.

Baca juga: Maut yang Bercanda

Nyatanya aku keliru.

Kau pun salah ,menempatkan dirimu pada relung sisi kekecewaan tak berujung.

Ku bertaruh bak seorang penjudi ulung ,

Kuserakan segenap hati,raja dan jiwa pada mu .

Baca juga: Tawa Sang Waktu

Namun apa yang ku dapat?

Bantingan hampa tanpa ampun,.

Segenap raga hancur lebur digiling kecewa tak berujung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun