Mohon tunggu...
mort retardée
mort retardée Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Menulis, membaca , rekreasi. Jika gagal jangan takut untuk mencoba kembali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nasehat Pria Tua

20 Juli 2024   13:14 Diperbarui: 20 Juli 2024   13:16 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar Dokumen Pribadi

Terik sang Surya siang ini tak memudarkan semangat pria tua itu tuk terus memasang ubin ubin bata,.

Dengan telatennya dan matanya yang tak lagi jerni sewaktu masih muda ia terus menyusun ubin-ubin bata dengan indah nan rapi.

 Bak sedang membangun kerajaannya sendiri pria tua itu berus bekerja.

Baca juga: Warkop 69

 Dihiasi keributan seluruh wajahnya dengan senyum simbulnya yang  ceria seakan menutup giginya yang tak lagi utu termakan usia.

Opa itulah sapaan yang sering kali terdengar di telinga pria tua itu.

Dengan umur yang tak lagi muda dan dengan sisa" tenagan di masa rentahnya pria tua itu masih tetap semangat bekerja seakan sedang mengolok sang waktu yang tak mampu menghentikan semangatnya.

Baca juga: Kelakar Sang Bocil

Dengan  dengan senyumannya yang tulus pria tua itupun berkata pada seorang pria muda yang sedari tadi memperhatikannya.

Seakan mengetahui ini pikiran pria muda itu pria tua itu pung berkata.

" jadi laki-laki harus bisa bekerja, jagan hanya menabur janji manis, atau bergaya dengan uang orang tua, lebih baik menjadi kotor karna debu ketimbang menjadi kotor karena dosa".

   Pria muda itu hanya tertawa geli mendengar tuturan dari pria tua itu.

Seakan tidak puas pria tua itupun melanjutkan perkataannya.

 lebih baik menjadi berguna di hari tua dari pada menjadi beban bagi keluarga"

 Kata" yang sangat dalam itu mengalir dan seakan mengetuk hati pria muda itu.

 Pria muda itupun tidak tinggal diam diapun Mencoba memprotes  perkataan pria tua itu.

" tapi ini bukan soal harta atau pekerjaan, ini soal"

Sambil menepuk dadanya.

Hati ? Apa yang kau paham tentang hati?

Tanya pria tua itu dengan senyuman meledeknya.

Tanpa membiarkan pemuda itu menjawab pria tua itu melanjutkan kalimatnya.

 Jangan berusaha mencari atau mencuri hati orang lain biarkan dia berjalan apa adanya, kelak ketika dirimu sudah pantas dia akan datang dengan sendirinya.

Kata pria tua itu sambil mengusap keringat yang  kini telah menutupi pandangannya.

   Lantas kapan dia siap ?

Tanya pria muda itu .!

Tanyakan saja pada dirimu sendiri apakah kamu sudah siap menerima kedatangannya atau hanya sekedar ingin mencari tau ?

  Hati bukan untuk dicoba, hati adalah rumah bagi setiap orang yang hendak mencari makna dari sebuah arti kehidupan.

Jadi mantapkanlah hatimu terlebih dahulu bagunlah fondasi yang kokoh  agar tak mudah Goya dihempas angin.

 

Pria muda itu hanya menganggukan kepala sambil berjalan pergi meninggalkan pria tua itu yang masih tetap bekerja,.

Seakan telah menemukan jawaban dari pertanyaan yang membuat dirinya risau pria muda itu berjalan dengan senyum yang mereka dibalik bibinya yang tipis .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun