Mohon tunggu...
mort retardée
mort retardée Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Menulis, membaca , rekreasi. Jika gagal jangan takut untuk mencoba kembali.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kelana

17 Juli 2024   00:18 Diperbarui: 17 Juli 2024   00:27 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 Malam sunyi yang kelabu,. Ditemani bulan dengan tatapan sajupnya berkelana tak tentu arah.

Hawa dingin menambah suram gelapnya malam, sesuram raga yang terhanyut pekatnya malam.

Baca juga: Catatan Singkat

   Sepasang kaki terus menari -nari dipinggir aspal ditenggah kota.

Apa yang dicari ?

 raga yang haus akan dekapan hangat sang mentari ?

Baca juga: Coretan Pena

Atau hati yang rindu oleh rintihan kenangan?

 

Baca juga: Kelakar Sang Bocil

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun