Mohon tunggu...
mort retardée
mort retardée Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Menulis, membaca , rekreasi. Jika gagal jangan takut untuk mencoba kembali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kelakar Sang Bocil

15 Juli 2024   19:15 Diperbarui: 15 Juli 2024   19:29 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Dokumen Pribadi

  Namun yang tak disadari oleh anak itu adalah semakin dibiarkan terbang tinggi maka akan semakin sulit dikendalikan,.

Dan benar saja, layangan itu pun putus, dan terlepas dari genggaman anak itu.

Suasana yang tadi riuh oleh kegembiraan kini berganti rasa panik dan kawatir takut kehilangan.

     Kini yang terihat hanya Seorang anak kecil berlarian mengejar layangan yang telah lepas dari genggamannya. 

      Kaki mungil yang tak terbungkus apapun terus berlari tak kenal arah walau terkadang tertikam batu dan tertusuk duri,.

  Sakit tak perlu di tanyakan lagi,.

Rasa takut kehilangan seakan membungkam itu semua.

     Tak peduli sesakit apa kakinya, anak itu terus berlari seakan mengejar tujuan yang telah jauh terbang tertiup angin,. Walau akhir nya tak didapat apa yang dikejarnya,.

Dengan napas yang masih terenga dia kembali kesudut lapangan dan menatap langit dengan pilu, Seakan telah ikhlas melepaskan harapannya, sambil Manarik nafas dan berjalan kearah sepasang mata yang sedari tadi memandanginya, dengan sedikit tersenyum anak itu berkelakar " biarlah dia pergi ia sudah terlalu jauh tak mungkin lagi ku kejar".

   

   Kupang 15 Juli 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun