Aliran air yang mengalir menghantam  cela- cela batu menciptakan bunyi yang liri di telinga, bunyi yang mengantarku ke lamuan tak berujung.
Kicauan burung dan hembusan angin sekaan tak mampu membuyarkan lamunanku.
  Tawa kecil para kurcaci cilik yang sedang menikmati sejuknya air seakan mengolok-olok diriku yang sedang termenung ditempian sungai yang seakan tidak dapat lagi menikmati keindahan lukisan Sang pencipta.
 Entah apa yang membuatku begitu risau?
Kau masih  bersamaku, masih setia mendampingiku, entah itu hanya ragamu atau juga dengan hatimu.
Entalah......
Â
  Biarlah pikiran ini  terus berlayar dan menemukan jalannya sendiri,Dan diri ini masih termenung dengan sejuta risau tak berujung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H