Mohon tunggu...
Yohanes Wibisono
Yohanes Wibisono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang gemar membaca, menulis, dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Konten Kreator Hadir, Jurnalis Ketar Ketir

18 Desember 2023   21:56 Diperbarui: 18 Desember 2023   22:14 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era konten kreator yang makin banyak orang bisa memengaruhi satu sama lain melalui informasi sosial media, peran seorang jurnalis makin terasa. Hal ini dikarenakan dalam membuat informasi berita, seorang jurnalis pasti melalui proses jurnalistik yang panjang.

Mulai dari menaati kode etik jurnalistik hingga proses check and recheck selalu dilakukan oleh para jurnalis. Tetapi bila dilihat dari tren sekarang dimana orang bisa menjadi konten kreator dan menyebarkan informasi untuk memengaruhi orang lain, profesi jurnalis kian terancam.

Knight dan Cook (2012;4) dalam (Widodo, 2020 h. 71) menyebutkan jika jurnalis dan warga biasa sebagai konten kreator dalam media sosial hampir sangat tipis perbedaannya. Lebih lanjut Widodo (2020) menyebut bahwa keduanya bisa mengakses dan membuat informasi serta memengaruhi orang banyak di sosial media dengan sangat mudah.

Dampaknya adalah makin banyak informasi yang muncul serta sulit untuk memfilter mana yang benar dan mana yang salah. Terkadang jurnalis juga membuat berita berdasarkan pemberitaan seseorang dalam sosial media yang 'kebenaran' belum tentu valid.

Kecepatan Pemberitaan Jurnalis 

Pembuatan berita jurnalis yang memanfaatkan informasi dari warga melalui sosial media pun juga bisa dilihat alasannya. Hal ini dikarenakan bahwa jurnalis dituntut untuk selalu sangat cepat dalam memberikan informasinya karena jika tak cepat maka akan kalah dengan konten kreator sosial media dimana beritanya tidak bisa dipercaya 100%.

Hal ini juga disebabkan oleh karena tidak semua konten kreator menggunakan prinsip jurnalistik dalam menyebarkan informasinya. Maka dari itu, jurnalis sebagai 'core' disini karena beritanya melalui proses jurnalistik yang ketat dituntut untuk selalu memperhatikan kecepatan dalam pemberitaannya. 

Jurnalis Harus Taat Kode Etik

Era banjir informasi seperti sekarang juga menjadi tantantangan besar bagi jurnalis dalam penyebaran informasi karena adanya pesaing baru yaitu konten kreator. Untuk selalu menjaga kredibilitas sebagai seorang jurnalis sangat perlu untuk menaati kode etik sebelum menyebarkan informasi. 

Tak hanya menaati kode etik, seorang jurnalis juga harus selalu melakukan proses jurnalistik yang ketat. Ini dilakukan dalam rangka untuk menjaga kredibilitas informasi yang akan diberikan kepada masyarakat luas. 

Selain untuk menjaga kredibilitas informasi, hal ini juga digunakan sebagai sarana untuk menjaga informasi bagi publik guna menjauhkan publik dari kata hoaks. Bisa mencerdaskan bangsa melalui informasi yang akurat juga menjadi tujuan yang harus digaungkan oleh jurnalis di era disrupsi informasi ini. Maka dari itu jurnalis juga harus memperhatikan kode etik jurnalistik dalam penyebaran informasinya serta selalu berinovasi dan mengembangkan diri supaya tidak kalah dari konten kreator.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun