Mohon tunggu...
Yohanes Wibisono
Yohanes Wibisono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang gemar membaca, menulis, dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Film

The Raid: Saksi Seni Pencak Silat Mendunia

17 September 2023   19:03 Diperbarui: 17 September 2023   19:06 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Spoiler Alert : Artikel ini mengandung alur cerita dari film The Raid (2011) yang mungkin akan menjadi spoiler bagi Anda yang belum menyaksikan filmnya.

Film The Raid (2011) sukses mendunia dengan aksi-aksi menegangkan dalam filmnya. Tak hanya di Indonesia, film ini juga laku di pasar internasional dengan tanggapan yang apik.

Film yang dibintangi Oleh Iko Uwais (Rama), Yayan Ruhiyan (Maddog), Joe Taslim (Sersan Jaka), Doni Alamsyah (Andi),  Ray Sahetapy (Tama), dan sederet aktor terkenal lainnya berhasil menyabet banyak penghargaan nasional maupun internasional. Beberapa penghargaan internasional diantaranya yaitu Toronto International Film Festival, Jameson Dublin International Film Festival, Indiana Film Journalist Association, dan Festival Mauvais Genre Perancis. Film karya sutradara Gareth Evans ini pun dianggap sebagai salah satu film terbaik dari Indonesia. 

The Raid sendiri menceritakan tentang beberapa anggota khusus kepolisian yang hendak membongkar sindikat gembong besar narkoba di Jakarta. Film bermula dengan adegan Rama bersama dengan beberapa anggota khusus kepolisian yang hendak menyusup ke kediaman Tama, bos besar dari gembong narkoba ini. Aksi penyusupan ini pada awalnya berjalan lancar hingga seorang anak kecil penghuni apartemen tempat tinggal Tama menekan tombol alarm bahaya.  

Baku Tembak yang Tak Terhindarkan

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/

Dari alarm bahaya itu, Tama dan Maddog (tangan kanan Tama) menyuruh seluruh anak buahnya menghabisi pasukan kepolisian yang menyusup ke apartemen miliknya. Ketegangan dalam film ini pun naik karena banyaknya baku tembak antara Kepolisian dan anak buah Tama. 'Dor' 'dor' 'dor' suara desingan peluru menembus banyak tubuh dari kepolisian maupun anak buah Tama.

Kondisi semakin ricuh ketika Tama mengumumkan sayembara kepada para penghuni apartemen untuk menghabisi seluruh pasukan polisi dengan imbalan sewa gratis untuk tinggal di apartemen miliknya. Marah karena melihat beberapa anggota polisi yang masih selamat, akhirnya Tama menyuruh tangan kanan kepercayaannya Maddog bersama dengan Andi yang ternyata adalah kakak Rama untuk menghabisi para polisi. 

Seni Pencak Silat Menjadi Sorotan Dunia

Sumber: https://www.critikat.com/
Sumber: https://www.critikat.com/

Tak hanya beradu baku tembak, film The Raid juga menyajikan banyak adegan pertempuran yang luar biasa menegangkan. Gerakan demi gerakan yang indah tercipta ketika Maddog dan Andi turun tangan. Gerakan-gerakan tersebut merupakan gerakan seni pencak silat khas Indonesia yang berhasil menyita perhatian dunia apalagi ketika adegan saat Rama dan Andi bertarung melawan Maddog.

Pertempuran antar ketiga orang ini disebabkan karena sang bos tahu bahwa Andi berkhianat dan menyuruh Maddog untuk menyiksanya. Rama pun tak tinggal diam dan membantu sang kakak sehingga adegan epik ini pun tercipta. Pertarungan antara Rama dan Andi melawan Maddog menjadi salah satu ikon dalam film ini.

Ketiganya pun bertarung dengan sengit mengeluarkan jurus-jurus andalan mereka. Berbagai jenis tendangan, pukulan, dan bantingan yang dikeluarkan ternyata adalah gerakan seni pencak silat bela diri khas Indonesia. Adegan epik ini pun mengundang banyak simpati dan perhatian dari para penonton karena ketegangan, adrenalin, sekaligus gerakan mereka sangatlah memukau. Di akhir cerita terdapat plot twist yang cukup mengagetkan dimana terdapat pengkhianat dari anggota kepolisian. 

Karya Film Indonesia Semakin Dihargai Dunia

Melalui film The Raid, industri perfilman Indonesia pun mulai semakin dihargai dan dilirik di kancah internasional. Pasalnya banyak aktor jebolan dari The Raid yang diajak bermain film di Hollywood seperti Iko Uwais yang bermain film Mile 22 (2018), Yayan Ruhian yang bermain di film John Wick 3 (2019), dan masih banyak lagi. 

Menengok kebelakang, film di Indonesia dahulu masih berbentuk wayang kulit yang ditemukan tahun 1500an karena sejatinya film adalah gambar yang bergerak (motion pictures) yang memberikan sebuah narasi atau cerita (Astuti, 2022, h. 5). Namun seiring dengan berkembangnya zaman dan juga sejarah Indonesia, gambar bergerak yang lebih modern dibawa oleh orang-orang Belanda tahun 1990an dan hanya bisa dinikmati oleh orang-orang Eropa dan orang-orang elit dari pribumi saja. Hingga pada tahun 1926 film bisu pertama asli Indonesia pun tayang dengan judul Loetoeng Kasaroeng yang diterbitkan oleh studio NV Java Film Company. 

Sekarang dengan perkembangan zaman yang maju serta diikuti teknologi yang canggih film bisa diproduksi dengan visual, audio, serta pemeran yang lebih baik. The Raid merupakan salah satu evolusi film Indonesia yang dari film bisu Loetoeng Kasaroeng hingga memiliki visual, gambar, audio yang lebih baik. Terlebih berkat film The Raid, industri perfilman tanah air mulai dilirik dan dihargai ketika The Raid masuk ke Box Office dan ditayangkan di berbagai negara seperti Inggris, Amerika, Kanada, Belanda, dan masih banyak lagi serta mendapatkan komentar positif tentang film ini. 

The Raid dan Silat Menjadi Inspirasi di Banyak Film

Sumber: deviantart.com
Sumber: deviantart.com

Tak hanya membuat industri serta aktor Indonesia menjadi terkenal, The Raid juga menjadi inspirasi untuk fight scene dalam banyak film hingga sastra komik. Contohnya seperti adegan dalam serial Daredevil musim 1 dimana sang Sutradara Steven DeKnight mengaku bahwa adegan pertarungan dalam Daredevil terinspirasi dari film The Raid. Terbaru, dalam komik Jujutsu Kaisen chapter 214 pertarungan antara Yuji Itadori melawan Choso juga meniru gerakan silat seperti yang ada pada film The raid 2. 

Selain itu, berkat film The Raid sekarang di Indonesia juga mulai banyak film dengan genre serupa seperti Headshot (2016), The Night Comes For Us (2018), Buffalo Boys (2018), Wiro Sableng (2018), Gundala (2019), Sri Asih (2022), dan Satria Dewa: Gatotkaca (2022). Hal ini tentu saja sangat bagus, mengingat film Indonesia selalu identik dengan genre horornya dan sekarang sudah mulai berevolusi melalui banyaknya film Indonesia dengan genre action. 

Dampak dari film The Raid ini bisa dikatakan sangat positif bagi dunia perfilman di Indonesia. Selain membuat film-film Indonesia bisa lebih dilirik oleh market yang lebih luas, seni bela diri pencak silat asli Indonesia pun juga lebih dikenal dunia. Dengan ini juga, jati diri pencak silat sebagai warisan budaya Indonesia juga ikut terjaga dan terekspos oleh masyarakat dunia. 

Referensi: 

Astuti, R. A. V. (2022). Filmologi Kajian Film. Yogyakarta: UNY Press.

Aditya, R. (2021, Juli 25). Sinopsis The Raid dan Daftar Pemainnya, Budaya Silat dalam Film Action. Suara.com. https://www.suara.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun