Mohon tunggu...
Healthy

Melawan Hemofilia, Warisan yang Tak Diinginkan

24 November 2017   23:49 Diperbarui: 25 November 2017   12:32 1935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita semua pasti pernah terluka dan mengeluarkan darah. Tetapi, luka yang kita alami dapat tertutup dengan sendirinya sehingga tidak terus menerus mengeluarkan darah. Luka tersebut dapat tertutup karena adanya mekanisme pembekuan darah di dalam tubuh. Namun tidak semua orang memiliki mekanisme pembekuan darah yang normal. Ada penyakit yang dapat menyebabkan darah menjadi sulit untuk membeku, yaitu hemofilia.

Apa sebenarnya hemofilia?

Hemofilia adalah penyakit yang menyebabkan darah menjadi tidak bisa membeku secara normal. Hemofilia bukanlah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri ataupun virus. Penyakit ini merupakan penyakit keturunan yang diturunkan oleh ibu. Oleh karena itu hemofilia tidak dapat di hindari. 

Hemofilia lebih sering menyerang laki-laki karena hemofilia diwariskan melalui mutasi genetik pada kromosom X dari ibu. Orang-orang yang terlahir dengan hemofilia kekurangan faktor pembekuan darah. Faktor pembekuan darah adalah suatu protein yang membuat darah dapat membeku. Akibat dari kekurangan faktor pembekuan adalah pembekuan darah tidak berlangsung seperti pada umumnya dan membutuhkan waktu yang lebih lama dari biasanya.

Di tinjau dari kekurangan faktor pembekuan darahnya, hemofilia dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu jenis A, B dan C.

Hemofilia jenis A adalah hemofilia yang paling banyak di jumpai. Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), setidaknya ada 80% penderita hemofilia yang menderita hemofilia jenis A. Hemofilia jenis A disebabkan oleh kekurangan faktor pembekuan VIII. Berikutnya adalah hemofilia jenis B, yaitu hemofilia yang disebabkan karena kekurangan faktor pembekuan IX. Dan yang terakhir, hemofilia jenis C. Hemofilia jenis C merupakan hemofilia yang gejalanya ringan dibanding dengan jenis A dan B. Hemofilia jenis C disebabkan oleh kekurangan faktor pembekuan XI.

Lalu apakah hemofilia bisa disembuhkan? Pengobatan macam apa yang bisa dilakukan untuk penderita hemofilia?

Pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai hemofilia dapat disembuhkan atau tidak.  Pertama, hemofilia adalah penyakit yang tidak bisa dianggap remeh. Hal ini terbukti dengan data yang menunjukkan bahwa hemofilia merupakan salah satu penyakit yang menyumbang cukup banyak angka kematian. 

Menurut Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI) jumlah penderita hemofilia di Indonesia sudah mencapai 20 ribu orang. Dengan jumlah penderita yang banyak, tentunya hemofilia turut menyumbang angka kematian di Indonesia. Parahnya, banyak penderita yang tidak mengetahui jika dirinya adalah penderita hemofilia. Hal ini sangat membahayakan karena pendarahan yang tidak berhenti dengan normal akan mengancam keselamatan jiwa.

Berdasarkan tingkat keparahannya, hemofilia dapat dibagi menjadi 3, yaitu ringan, sedang dan berat. Pada tingkat ringan, jumlah faktor pembekuan ada sekitar 5-50%. Hemofilia tingkat ringan biasanya akan diketahui saat penderita mengalami luka. Pada tingkat sedang, jumlah faktor pembekuan adalah 1-5%. Penderita hemofilia tingkat sedang akan mudah memar dan rentan mengalami pendarahan sendi. Terakhir hemofilia tingkat berat, jumlah faktor pembekuan yang ada pada tubuh penderita tidak mencapai 1%. Pada tingkat ini penderita akan mudah sekali mengalami pendarahan tanpa sebab yang jelas.

Gejala dari hemofilia ada beberapa macam, yaitu pendarahan yang sulit berhenti, kulit mudah memar, kesemutan dan nyeri ringan pada lutut, siku dan pergelangan kaki. Bahkan untuk hemofilia dengan tingkat yang berat, seperti yang telah disampaikan sebelumnya, penderita dapat mengalami pendarahan secara spontan tanpa ada luka sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun