- Mengutamakan Kehidupan yang Bermakna: Memilih jalur karier, hubungan, atau aktivitas yang benar-benar sesuai dengan nilai-nilai pribadi kita, bukan sekadar untuk memenuhi standar eksternal.
- Menghargai Waktu dan Momen: Kesadaran akan kematian dapat memotivasi kita untuk lebih menghargai setiap momen dalam hidup, menghindari penundaan, dan memanfaatkan waktu dengan bijak.
- Berani Menentang Arus: Dunia modern sering kali mendorong kita untuk menjadi seragam. Namun, hidup otentik menuntut keberanian untuk menjadi berbeda jika itu sesuai dengan panggilan batin kita.
Filsafat Heidegger mengajarkan bahwa menjadi manusia bukanlah sekadar menjalani hidup, tetapi juga memahami dan merefleksikan keberadaan kita. Dengan kesadaran penuh akan Being, kita bisa menjalani hidup yang lebih otentik dan bermakna, meskipun tantangan zaman modern terus berkembang. Dalam kata-kata Heidegger sendiri, “Manusia adalah makhluk yang memahami Ada, dan dengan pemahaman ini, ia dapat menciptakan masa depannya.”
Referensi
- Heidegger, Martin. Being and Time (Sein und Zeit). 1927.
- Guignon, Charles. Heidegger and the Problem of Knowledge. Indianapolis: Hackett Publishing, 1983.
- Dreyfus, Hubert L. Being-in-the-World: A Commentary on Heidegger’s Being and Time, Division I. Cambridge, MA: MIT Press, 1991.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H