Dalam literatur Jawa klasik, ajaran ini banyak termuat dalam karya seperti Serat Wedhatama karya Mangkunegara IV, yang menekankan pentingnya budi pekerti dan kebijaksanaan dalam hidup. Pandangan serupa juga diungkapkan oleh Clifford Geertz dalam The Religion of Java, yang menyoroti bagaimana spiritualitas Jawa tetap relevan dalam identitas budaya masyarakat Jawa hingga kini.
Syekh Siti Jenar sendiri berpendapat bahwa Tuhan tidak terpisah dari manusia. Dalam ajarannya, ia berkata:
"Barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya."
Ucapan ini menggarisbawahi pentingnya pencarian spiritual untuk memahami hakikat keberadaan dan hubungan dengan Yang Maha Kuasa.
Manunggaling Kawula Gusti adalah ajaran yang menawarkan pandangan mendalam tentang makna hidup dan hubungan manusia dengan Tuhan. Lebih dari sekadar filosofi, ini adalah panduan hidup yang mengajarkan keseimbangan, introspeksi, dan harmoni. Di tengah modernitas yang penuh distraksi, nilai-nilai dalam filsafat Jawa ini memberikan peluang bagi manusia untuk menemukan makna yang lebih dalam dari keberadaan mereka.
Referensi:
- Geertz, Clifford. The Religion of Java. The University of Chicago Press, 1960.
- Mangkunegara IV. Serat Wedhatama.
- Pigeaud, Th. Literature of Java. The Hague, 1967.
- Rahardjo, Suwardi Endraswara. Filsafat Jawa: Menggali Mutiara Kebijaksanaan Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: LKiS, 2006.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H