Privasi dan Keamanan Data
AI sering kali mengumpulkan data pengguna untuk meningkatkan layanannya. Anak-anak, yang cenderung kurang memahami risiko ini, bisa menjadi sasaran pengumpulan data tanpa disadari. Data pribadi mereka berisiko disalahgunakan jika tidak ada pengawasan yang memadai.
Peran Orang Tua dan Pendidikan dalam Mengelola Penggunaan AI
Untuk memaksimalkan manfaat AI sekaligus meminimalkan dampaknya, peran orang tua dan institusi pendidikan sangat penting. Orang tua perlu mendampingi anak saat menggunakan teknologi berbasis AI, memastikan bahwa mereka menggunakan aplikasi yang sesuai usia dan memberikan waktu yang seimbang antara interaksi digital dan aktivitas dunia nyata.
Sementara itu, sekolah dapat mengintegrasikan pendidikan literasi digital ke dalam kurikulum. Anak-anak perlu diajarkan cara menggunakan AI secara bijak, memahami risiko privasi, serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis agar tidak sepenuhnya bergantung pada teknologi.
Artificial Intelligence merupakan alat yang sangat potensial bagi anak-anak, tetapi penggunaannya harus dikelola dengan bijaksana. Dengan pendampingan yang tepat, AI dapat menjadi sarana untuk meningkatkan pembelajaran, kreativitas, dan inklusi. Namun, tanpa pengawasan yang memadai, AI dapat menimbulkan risiko terhadap perkembangan sosial, emosional, dan keamanan data anak. Oleh karena itu, keseimbangan antara eksplorasi teknologi dan interaksi manusia tetap menjadi kunci utama dalam membesarkan generasi masa depan yang cerdas dan berempati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H