Mohon tunggu...
Yohanes Orong
Yohanes Orong Mohon Tunggu... Dosen - Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero, Flores

Meneliti hasrat mimetik dalam novel dan naskah Kitab Suci.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bahasa dan Pengetahuan Bawaan Manusia

3 Juni 2024   10:12 Diperbarui: 4 Juni 2024   08:07 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bahasa dan Pengetahuan Bawaan Manusia

Yohanes Orong

Walaupun tidak pernah diberi instruksi atau kursus tentang cara orang dewasa berbahasa, seorang anak pada akhirnya bisa berbahasa seperti orang dewasa. Bagaimanakah hal itu terjadi? Dengan memakai teori tata bahasa transformasinal Noam Chomsky esai ini berusaha untuk menjawab pertanyaan tersebut. Buku "Philosophy and the Nature of Language" karya David E. Cooper (Bloomsbury:1973) dapat dibaca sebagai pembanding dan pelengkap informasi. Menurut Chomsky bukan kursus atau pembelajaran formal, melainkan pengetahuan bawaanlah  yang memungkinkan seorang anak memiliki kemampuan berbahasa.

Untuk menguji kaitan antara pengetahuan bawaan dan kompetensi berbahasa pada seorang anak perlu diajukan pertanyaan, apakah pengetahuan bawaan (innate) manusia itu ada? Terhadap pertanyaan tersebut kaum rasionalis mengklaim jawaban bahwa memang pikiran manusia sudah terbentuk utuh sejak lahir tanpa harus mendapatkan pengalaman apa pun. Berpendapat sebaliknya dengan itu, kaum empiris berdalil pengetahuan manusia selalu bermula dari dan bergantung pada pengalaman. Yang diketahui adalah yang dialami. Tidak ada pengetahuan di luar itu.

Dalam rangka mencari jalan tengah atau menjelaskan posisi imbang terhadap dua pendapat tersebut, Noam Chomsky menyusun sebuah teori komprehensif tentang tata bahasa transformasional dalam tradisi ilmu pengetahuan. Dalam rangka itu, ia meletakkan bahasa seperti ilmu-ilmu lain, seperti kimia, biologi, sosiologi, dll.

Tata Bahasa Transformasional

Apa itu tata bahasa transformasional? Tata bahasa transformasional adalah aturan yang membantu manusia mendapatkan tata bahasa dan struktur kalimat yang gramatikal. Syarat minimal dari tata bahasa transformasional adalah adanya struktur frasa atau penanda frasa (phrase-marker). Struktur frasa adalah dasar untuk deskripsi sintaksis, dan melaluinya dapat ditentukan komponen kata benda, kata kerja, adverbia, dll.

Strukrut frasa memiliki aturan dan berdasarkan kerangka tata bahasa struktur frasa ini sebuah kalimat yang gramatikal dapat diderivikasikan. Aturan struktur frasa menurut Chomsky kompleks karena dua alasan berikut. Pertama, aturan itu memberi kesempatan bagi orang untuk melakukan penulisan ulang, misalnya menentukan secara spesifik sebuah frasa verba terdiri atas kata kerja transitif dan kata kerja intransitif. Kedua, aturan struktur frasa dibuat agar orang "peka terhadap konteks", misalnya fakta bahwa kata kerja Inggris harus berakhiran "s" kalau subjeknya diri ketiga tunggal. Dengan peka terhadap aturan seperti ini terciptalah kalimat dalam jumlah yang sangat banyak.  

Selain aturan strukrut frasa, terdapat juga aturan lain yang lebih kompleks, yaitu transformasi kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Inilah aturan yang disebut sebagai aturan transformasi (transformation rule, atau dikenal dengan istilah  T-rules).

T-rules berbeda dengan aturan struktur frasa dalam tiga aspek. Pertama, di dalam struktur frasa hanya terdapat kemungkinan satu simbol dalam satu deret dalam satu kalimat yang dapat diganti dan struktur atau urutan simbol itu tidak dapat diubah. Namun, aturan transformasi tidak terkekang oleh keterbatasan seperti itu. 

T-rules memungkinkan aturan simbol-simbol diubah. Kedua, dalam T-rules simbol seperti FN (frasa nomina) dan KK (kata kerja) disebut variabel, dan ketika simbol-simbol itu muncul dalam aturan struktur frasa mereka adalah konstanta. Segala sesuatu yang memiliki bentuk gramatikal tertentu bisa ditransformasi menjadi sesuatu yang bentuk gramatikalnya berbeda. Ketiga, aturan transformasional tidak sama dengan aturan struktur frasa.

Struktur frasa hanya bisa menggunakan informasi yang ada dalam konteks linear dari simbol yang ditulis ulang. Aturan transformasional bisa menggunakan informasi apa pun yang ada dalam sebuah pananda frasa di mana ia diterapkan. Kurang lebih ada tiga ciri T-rules yaitu, 1) aturan yang mengubah urutan kata, 2) aturan yang menghapus kata,  dan 3) aturan yang menambah kata-kata tertentu.

Mengapa T-rules penting dalam tata bahasa? T-rules penting karena dengan aturan itu penyederhanaan tata bahasa dapat tercipta dan dengan T-rules kesalingterkaitan tata bahasa-struktur frasa relatif mudah dilakukan. Sebaliknya tata bahasa struktur frasa tidak mamadai, sebab penekanan hanya pada susunan gramatikal tidak dapat menjelaskan pengetahuan intuitif penutur tentang bahasa. 

Struktur frasa hanya merupakan struktur permukaan dan tidak memberikan banyak indikasi tentang makna dari kalimat, dan sulit untuk menjelaskan kalimat-kalimat yang ambigu, seperti kalimat "The love of God is good." Dengan T-rules kata kerja "love" bisa ditransformasikan menjadi kata benda, sehingga kalimat itu dapat diderivasikan menjadi "God's love for people is good."

T-rules penting untuk menjelaskan kalimat yang struktur permukaan tidak bisa memberikan gambaran yang memadai tentang makna ketika dua kalimat memiliki struktur permukaan yang berbeda, seperti "They denied the existence of God." Dan "They denied the God exist."

T-rules membantu memparafrasekan struktur permukaan dari dua kalimat yang identik tetapi berbeda pada aspek sintaksis. T-rules dapat membuat perincian kalimat perintah yang subjeknya dilesapkan, seperti "Help yourself!" T-rules mengkonversi bagan penanda frasa menjadi bagan penanda frasa lain.

Bahasa dan Pengetahuan Bawaan

Bagaimana teori tata bahasa bisa dihubungkan dengan psikologi dan filsafat tentang pikiran? Sebuah tata bahasa dari sebuah bahasa bukan sekadar deskripsi bahasa itu, tetapi sebuah model yang menjelaskan cara orang memproduksi dan memahami bahasa. Ketika para linguis meneliti aturan tata bahasa, mereka juga meneliti aspek pikiran manusia, sebab aturan itu merupakan bagian dari kemampuan intelektual manusia. Salah satu kompetensi linguistik manusia adalah T-rules. Dengan T-rules tampak bahwa manusia memiliki pengetahuan bawaan (innate knowledge), juga T-rules menunjukkan pada manusia kemampuan untuk mengeneralisasi.

Namun, Chomsky mengklaim bahwa pikiran manusia memiliki kemampuan yang jauh lebih besar daripada yang diperlukan untuk sekadar melakukan sesuatu (induktif-empiris). Kemampuan manusia untuk menguasai bahasa adalah kemampuan bawaan yang spesifik hanya ada pada species manusia. 

Ada mekanisme bawaan pada manusia untuk memiliki kompetensi bahasa, dan bahasa itu tidak semata-mata didapat dari input eksternal. Seorang anak memiliki kemampuan untuk menafsir sebuah kalimat baru, sebab ia mampu mengenali struktur dalam. Ia menggunakan mekanisme pengetahuan bawaannya.

Hanya saja mesti disadari kemampuan bawaan tidak mungkin sudah sangat lengkap sejak manusia lahir dan kemampuan bawaan itu tidak mungkin hanya sekadar berisi kemampuan pada manusia untuk melakukan sesuatu secara induktif. Manusia mampu mengetahui dua hal umum dari bahasa yaitu aspek substantif dan aspek formal.

Aspek substantif adalah kategori tata bahasa abstrak, di mana semua tata bahasa yang diketahui selalu memiliki bagian dari kategori-kategori ini. Aspek formal adalah peraturan atau ketentuan yang dimiliki oleh semua bahasa. 

Beberapa Kesulitan

Chomsky mengklaim bahwa kompetensi linguistik tentang aturan bisa didapatkan manusia antara lain karena seseorang memiliki pengetahuan bawaan tentang kategori dan bentuk tertentu, dan karenanya tidak bisa dijelaskan sebagai sesuatu yang didapatkan dari proses induksi saja.

Namun, apa yang dimaksudkan dengan kemampuan bawaan? Apakah itu adalah ide dalam pikiran yang sudah ada sebelum seseorang menyadari pancaindranya? Jika ya, tentu saja itu adalah ide yang salah. Akan tetapi, apakah memang maksud Chomsky demikian? Chomsky boleh jadi telah keliru menafsirkan konsep Descartes, Leibniz, dan Cudworth tentang innate atau ide bawaan. Walaupun demikian, Chomsky telah menyandingkan pengetahuan bawaan dengan persoalan tentang cara bagaimana pada saatnya tanpa diberikan instruksi atau kursus, seorang anak dapat berbahasa seperti orang dewasa yaitu dapat memahami secara otomatis dan alamiah aturan pemakaian bahasanya.

Menurut Chomsky yang dimaksudkan dengan pengetahuan bawaan adalah penolakan terhadap pendapat bahwa induksi saja sudah memadai bagi seseorang untuk menginternalisasikan aturan-aturan tata bahasa dan bahwa penutur suatu bahasa harus mengenali kategori dan bentuk yang tidak memiliki representasi pada level yang bisa diobservasi. Pengetahuan bawaan tidak dapat dianalogikan dengan pengetahuan tentang keberadaan dari sesuatu dan pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, seperti bagaimana mengendarai sepeda motor. 

Seorang anak tidak pernah diberi instruksi tentang cara menghasilkan atau menafsirkan kalimat. Apa yang dilihat anak adalah sebuah sampel yang kecil yang tidak sepenuhnya representatif dari bahasa yang nantinya ia kuasai. Kemampuan linguistik tidak sekadar kemampuan atau keterampilan yang didapat lewat instruksi atau observasi.

Jika bukan pengetahuan tentang keberadaan sesuatu (knowledge that) dan bukan pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu (knowledge how), lalu pengetahuan model apakah pengetahuan bawaan itu? Menurut Chomsky, itu adalah pengetahuan tentang sesuatu (knowledge of).  Terhadap bahasanya orang memiliki pengetahuan secara tidak sadar tentang bahasanya, karena mereka berperilaku seolah-olah mereka mengetahui secara sadar semua aturan dalam bahasa mereka. 

Secara konkret Chomsky jelaskan, orang memiliki pengetahuan secara tidak sadar tentang bahasa mereka, karena mereka berperilaku seolah-olah mereka mengetahui secara sadar semua aturan dalam bahasa mereka. "Orang yang fasih dalam bahasanya berperilaku seolah mereka adalah komputer yang sudah diprogramkan secara eksplisit dengan semua aturan yang ada dalam bahasa mereka itu."

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun