Mohon tunggu...
Yohanes Orong
Yohanes Orong Mohon Tunggu... Dosen - Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero, Flores

Meneliti hasrat mimetik dalam novel dan naskah Kitab Suci.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kalimat Preposisional (dalam Bahasa Indonesia)

30 Mei 2024   19:30 Diperbarui: 30 Mei 2024   20:45 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Kalimat Preposisional (dalam Bahasa Indonesia)

Yohanes Orong

Mahasiswa S3 PBI Universitas Negeri Malang (UM)

Pada suatu sesi kuliah, dosen pendamping mengajukan sebuah kuis jebakan kepada para mahasiswa. "Apakah frasa di kelas pada kalimat Sekarang kami di kelas  termasuk keterangan (tempat) atau bukan?"  

Karena ragu, tidak satu pun mahasiswa yang cepat memberikan respons. Tes lisan itu memang tidak cukup dijawab hanya dengan opsi ya atau bukan. Setelah beberapa menit berpikir serius, semua menyatakan frasa di kelas adalah (unsur konstituen) predikat kalimat.

Jawaban yang diamini dosen pendamping tersebut barangkali tidak mudah dimafhumi oleh mereka yang menganggap frasa di kelas pada kalimat jebakan itu sebagai keterangan tempat. Alasannya sederhana. Biasanya unsur yang ditunjukkan preposisi (di, ke, dari, pada) dalam kalimat merupakan keterangan (tempat atau waktu).

Anggapan seperti ini berterima hanya apabila preposisi hadir sebagai komplementer dari dua unsur pokok kalimat (Subjek/S dan Predikat/P), seperti tampak pada kalimat berikut. Sekarang kami mengikuti kuliah di kelas. Frasa di kelas pada kalimat ini adalah keterangan tempat, sedangkan predikat kalimat diisi oleh verba mengikuti.

Cara berpikir lain yang menolak preposisi sebagai predikat kalimat mungkin terkandung dalam pertanyaan berikut. Bukankah predikat kalimat (bahasa Indonesia) biasanya merupakan verba yang bisa berciri transitif atau intrasitif? Jika ya, apakah kalimat bahasa Indonesia sesederhana dan sebatas atau semiskin itu? Juga jika ya, bagaimana mungkin pernyataan Sekarang kami di kelas berterima sebagai kalimat sebab tidak terdapat di dalamnya unsur predikat? Bukankah sebuah kalimat selalu berarti minimal memiliki dua unsur pembentuk yaitu S dan P?

Selain itu, jika predikat kalimat bahasa Indonesia dipahami selalu merupakan verba (kata kerja) bagaimanakah orang Indonesia menerjemahkan kalimat-kalimat bahasa Inggris yang berpredikatkan kata kerja bantu (auxiliary verb)? Bagaimanakah kalimat-kalimat berikut --  I am a student, Maria is a pretty girl,  John is on the way to Bandung, We are having dinner, dan There are five students in the class --  diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sementara tidak terdapat verba di dalam kalimat-kalimat itu?

Terhadap masalah mengindonesiakan kalimat-kalimat Inggris yang terkonstruksi auxiliary verb sebagai predikat seperti dikemukakan di atas, terdapat canon yang menegaskan, pentingnya memakai kopula (adalah atau merupakan) sebagai semacam kata kerja (bantu) dalam bahasa Indonesia untuk menggantikan auxiliary verb (to be) dalam bahasa Inggris.

Dalam ketentuan ini hanya kopula adalah atau merupakan yang dapat mengisi fungsi predikat kalimat, sedangkan konjungsi ialah, yakni, dan yaitu tidak dapat. Penghubung ialah, yakni, dan yaitu dipakai untuk memerinci keterangan kalimat. Kalimat berikut merupakan contoh pemakaian tiga penghubung itu. Yang bertindak sebagai pembicara dalam seminar ini, yaitu Bapak Nikolaus Pondik, sedang dalam perjalanan.

Berdasarkan canon kopula itu lahirlah bentuk Indonesia dari sebagian kalimat Inggris di atas. Saya adalah seorang mahasiswa, Maria merupakan seorang gadis cantik, John adalah sedang dalam perjalanan ke Bandung.

Akan tetapi, apakah ketentuannya harus demikian? Jika ya, bagaimanakah dua kalimat terakhir dialihkan ke dalam bahasa Indonesia? Bukankah kita biasa mengatakan Kami sedang makan malam dan Ada lima mahasiswa di kelas?

Jika dua kalimat terakhir berterima sebagai bentuk Indonesia dari kalimat Inggris We are having dinner dan There are five students in the class, yang tidak terdapat di dalamnya kopula (adalah atau merupakan) sebagai kata kerja (bantu), mengapa kopula pada tiga kalimat sebelumnya seakan wajib dinyatakan? Bukankah secara lugas cukup dinyatakan, Saya mahasiswa, Maria seorang gadis cantik, John sedang dalam perjalanan ke Bandung?

Penerimaan akan bentuk lugas (tidak berbelit-belit) dari tiga kalimat Indonesia itu merupakan pintu masuk bagi pengguna bahasa Indonesia untuk menetapkan canon yang eksplisit tentang kalimat bahasa Indonesia berdasarkan fungsi predikatnya. Kalimat Saya mahasiswa disebut sebagai kalimat nomina sebab predikatnya diisi oleh kata benda. Dalam hal ini nomina mahasiswa tidak perlu didahului kopula. Demikian juga kalimat Maria seorang gadis cantik. Kalimat ini berbentuk nomina sebab frasa seorang gadis (cantik) yang merupakan predikat kalimat tersebut berciri nomina, yang fungsinya tidak wajib didahului kopula.

Dengan mengikuti ketentuan lugas seperti itu, kalimat yang berpredikat adjektiva seperti Gadis itu malas telah cukup untuk menerjemahkan bentuk Inggrisnya, That lady is lazy. Dalam hal ini pengguna bahasa Indonesia terbebaskan dari kewajiban untuk mencari padanan auxiliary verb dalam bahasa Indonesia. Maka, ketika seorang Inggris berujar I take bath, penerjemah Indonesia dengan lugas memahami orang itu sedang mandi. Jika diterjemahkan secara lugas kalimat itu menjadi Saya mandi. Yang disebutkan terakhir ini adalah kalimat (verba) intransitif, sebab verba mandi telah tuntas menjelaskan aktivitas pelaku kegiatan.

Dengan terikat pada ketentuan fungsi predikat kalimat itu, frasa di kelas yang terdapat dalam kuis jebakan dosen yang diulas pada bagian awal tulisan ini berterima sebagai predikat kalimat.

Kita dapat mengafirmasi pola kalimat yang serupa dengan bentuk kalimat itu sebagai kalimat berpredikat preposisi. Atas dasar itulah orang tidak perlu mempersoalkan absennya kata kerja pergi dalam ujaran Setiap hari ia ke kampus. &&&

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun